Pilpres 2019
Blak-blakan! Ini Alasan Said Aqil Siradj Dukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2014 Lalu
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj bicara blak-blakan soal alasannya mendukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2014,
Penulis: Syaiful Syafar | Editor: Januar Alamijaya
TRIBUNKALTIM.CO - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj bicara blak-blakan soal alasannya mendukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2014 lalu.
Sayangnya, Prabowo Subianto gagal menjadi presiden.
Pilpres 2014 dimenangkan oleh Joko Widodo (Jokowi) yang kala itu berpasangan dengan Jusuf Kalla.
Said Aqil Siradj tak menampik dirinya secara pribadi mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2014.
Dia juga mengaku saat itu membiarkan para aktivis NU mendukung Prabowo Subianto.
"Secara pribadi 2014, ya, saya ke Prabowo. Ketika itu beliau konsepnya sangat bagus, dan yang perlu dicatat waktu itu belum ada isu agama," kata Said Aqil Siradj menjawab pertanyaan Najwa Shihab, dalam rekaman video Narasi TV.
Said Aqil Siradj menjelaskan, iklim politik saat Pilpres 2014 dan Pilpres 2019 berbeda jauh.
Perbedaan yang paling dia rasakan adalah ketika isu agama dipolitisasi.
"Kalau sekarang Masya Allah. Jangankan orang lain, saya saja dikafir-kafirkan," ungkap Said Aqil Siradj.
Menurut Said Aqil Siradj, saat Pilpres 2014 kedua kubu baik Prabowo maupun Jokowi tak pernah membawa isu-isu agama.
"Seluruhnya baik pendukung Prabowo, Jokowi, waktu itu gak bawa-bawa isu agama. Kalau sekarang ini luar biasa, very very danger," ungkapnya.
Lantas, bagaimana dengan Pilpres 2019?
Najwa Shihab lalu menanyakan soal munculnya anggapan bahwa penunjukan KH Maruf Amin sebagai cawapres Jokowi juga bentuk politisasi agama.
Anggapan itu dibantah Said Aqil Siradj.
"Saya kira nggak. Kan tidak menjual agama, tidak klaim kafir, Islam. Kiai Maruf sebagai sesepuh yang mewakili representasi dari ulama kan diajak bersama-sama. Karena penduduk Indonesia mayoritas muslim, dan muslim mayoritas ahlusunnah wal jamaah, simbolnya di Kiai Maruf," kata Said Aqil.