Hari Ini 7 April, Tepat 1 Syaban, Hikmah: Amalan Manusia Diangkat, 3 Peristiwa Penting Bulan Syaban

Hari ini, Minggu (7/4/2019) tepat hari pertema bulan Syaban. Dalam kalender Hijriah, bulan Syaban antara bulan Rajab dan Ramadhan. Ini keutamaannya

Editor: Amalia Husnul A
Sriwijaya Post/Syahrul Hidayat
Ilustrasi. Seorang muslim bersama ribuan umat muslim lainnya membaca surat Yasin pada malam Nisfu Syaban, di Masjid Agung Palembang. 

TRIBUNKALTIM.CO - Hari ini, Minggu (7/4/2019) tepat hari pertema bulan Syaban. Dalam kalender Hijriah, bulan Syaban antara bulan Rajab dan Ramadhan

Syaban merupakan bulan kedelapan dalam urutan kalender qamariyah. Syaban berasal dari kata syi'ab yang artinya jalan di atas gunung. Bulan ini menjadi jalan umat Islam untuk kian mempersiapkan diri menghadapi bulan paling istimewa sesudahnya, yakni Ramadhan.

Syaban adalah bulan yang dekat dengan Ramadhan dan sebagai bulan persiapan untuk menghadapi puasa di bulan Ramadhan, ada beberapa hal yang sering diperingati secara rutin setiap bulan Syaban, yaitu malam nisfu Sya’ban.

Bulan Sya'ban merupakan bulan yang dimuliakan Allah SWT.

Satu di antaranya dengan berpuasa.

Berikut niat puasa sunah bulan Sya'ban:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ شَعْبَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati Sya‘bana lillâhi ta‘ala

Artinya: “Aku berniat puasa sunah Sya‘ban esok hari karena Allah SWT.”

Pada bulan Sya'ban, Rasulullah memperbanyak puasa dan hal ini dijelaskan dalam sebuah hadis riwayat Imam Bukhari.

Diriwayatkan dari Abu Salamah, Aisyah berkata: "Nabi tidak berpuasa pada satu bulan lebih banyak selain di bulan Sya’ban. Sesungguhnya Nabi berpuasa pada bulan Sya’ban (seolah-olah) pada seluruh bulan."

Hikmah puasa sunah di bulah Sya'ban

Bulan Sya'ban merupakan bulan di mana amalan-amalan manusia diangkat oleh Allah SWT.

Bulan Sya'ban adalah bulan tempat manusia lalai karena mereka sudah terhanyut dengan istimewanya bulan Rajab dan nanti bulan sesudahnya yaitu bulan Ramadan.

Amalan yang dilakukan saat berada di antara manusia yang lalai merupakan amalan yang istimewa.

Selain itu, puasa di bulan Sya'ban bisa menjadi latihan atau pemanasan untuk puasa Ramadan.

Keutamaan Bulan Sya'ban

Dikutip dari muslim.or.id, dari Usamah bin Zaid, beliau berkata pada Nabi, "katakanlah wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu berpuasa selama sebulan dari bulan-bulannya selain di bulan Sya'ban."

 Nabi SAW juga bersabda, "Bulan Sya’ban adalah bulan di mana manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadhan."

"Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam."

"Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan." (HR. An Nasa’i. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

 Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, “Dalam hadits di atas terdapat dalil mengenai dianjurkannya melakukan amalan ketaatan di saat manusia lalai. Inilah amalan yang dicintai di sisi Allah,” (Lathoif Al Ma’arif, 235)

Selain malam Nisfu Sya’ban ada juga beberapa peristiwa penting yang terjadi pada bulan Sya’ban.

Dilansir dari nu.or.id, dalam kitab Ma Dza fi Sya’ban karya Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki menyebutkan tiga peristiwa penting yang berimbas pada kehidupan beragama seorang Muslim.

Berikut tiga peristiwa penting yang berimbas pada kehidupan beragama seorang Muslim :

1. Peralihan Kiblat

Peralihan kiblat dari Masjidil Aqsha ke Masjidil Haram terjadi pada bulan Sya’ban. Menurut Al-Qurthubi ketika menafsirkan Surat Al-Baqarah ayat 144 dalam kitab Al-Jami’ li Ahkāmil Qur’an dengan mengutip pendapat Abu Hatim Al-Basti mengatakan bahwa Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk mengalihkan kiblat pada malam Selasa bulan Sya’ban yang bertepatan dengan malam nisfu Sya’ban.

Peralihan kiblat ini merupakan suatu hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh Nabi Muhammad SAW. Bahkan diceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW berdiri menghadap langit setiap hari menunggu wahyu turun perihal peralihan kiblat itu seperti Surat Al-Baqarah ayat 144 berikut.

قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ

Artinya, “Sungguh Kami melihat wajahmu kerap menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram.”

2. Penyerahan Rekapitulasi Keseluruhan Amal kepada Allah

Salah satu hal yang menjadikan bulan Sya’ban utama adalah bahwa pada bulan ini semua amal kita diserahkan kepada Allah SWT. Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki mengutip sebuah hadits riwayat An-Nasa’i yang meriwayatkan dialog Usamah bin Zaid dan Nabi Muhammad SAW.

“Wahai Nabi, aku tidak melihatmu berpuasa di bulan-bulan lain sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya’ban?”

Kemudian Rasulullah SAW menjawab, “Banyak manusia yang lalai di bulan Sya’ban. Pada bulan itu semua amal diserahkan kepada Allah SWT. Dan aku suka ketika amalku diserahkan kepada Allah, aku dalam keadaan puasa.”

Ilustrasi doa Nisfu Sya'ban
Ilustrasi doa Nisfu Sya'ban (SERAMBI INDONESIA)

Penyerahan amal yang dimaksud dalam hal ini adalah penyerahan seluruh rekapitulasi amal kita secara penuh. Walaupun, menurut Sayyid Muhammad Alawi, ada beberapa waktu tertentu yang menjadi waktu penyerahan amal kepada Allah selain bulan Sya’ban, yaitu setiap siang, malam, setiap pekan.

Ada juga beberapa amal yang diserahkan langsung kepada Allah tanpa menunggu waktu-waktu tersebut, yaitu catatan amal shalat lima waktu.

3. Penurunan Ayat tentang Anjuran Shalawat untuk Rasulullah SAW

Pada bulan Sya’ban juga diturunkan ayat anjuran untuk bershalawat untuk Nabi Muhammad SAW, yaitu Surat Al-Ahzab ayat 56.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Artinya, “Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”

Ibnu Abi Shai Al-Yamani mengatakan, bulan Sya’ban adalah bulan shalawat. Karena pada bulan itulah ayat tentang anjuran shalawat diturunkan. Pendapat ini dikuatkan oleh pendapat Imam Syihabuddin Al-Qasthalani dalam Al-Mawahib-nya, serta Ibnu Hajar Al-Asqalani yang mengatakan bahwa ayat itu turun pada bulan Sya’ban tahun ke-2 hijriyah. Wallahu a’lam.

 

(Tribunnews.com/ Renald/Banjarmasinpost.co.id/Amirul Yusuf)

Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Hikmah Syakban, Amalan Manusia Diangkat di Bulan Syakban, 1 Sya'ban Jatuh pada Minggu , http://banjarmasin.tribunnews.com/2019/04/07/hikmah-syakban-amalan-manusia-diangkat-di-bulan-syakban-1-syaban-jatuh-pada-minggu?page=all.

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto

Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Hari Ini Memasuki 1 Syakban 1440 H,  Ini Tiga Peristiwa Penting Bagi Umat Muslim di Bulan Syakban, http://banjarmasin.tribunnews.com/2019/04/06/hari-ini-memasuki-1syakban-1440-h-ini-tiga-peristiwa-penting-bagi-umat-muslim-di-bulan-syakban?page=all.
Penulis: Amirul Yusuf
Editor: Hari Widodo

BACA JUGA:

Berikut Jadwal Nisfu Syaban, Niat Puasa, dan Keutamaan Serta Berbagai Amalan yang Dianjurkan

Malam Nisfu Syaban, Ustaz Abdul Somad Sebut Dosa Seluruh Umat Diampuni, Kecuali 2 Orang Ini

Ramadan Sebentar Lagi, Ini Niat dan Tata Cara Mengganti Utang Puasa Ramadan

Hormati Momentum Ramadhan, Kick Off Piala Afrika 2019 Diundur Selama Enam Hari

Muhammadiyah Tetapkan Puasa Mulai 6 Mei, Idul Fitri 2019 Jatuh Pada 5 Juni

Likes fanspage Facebook

Follow Twitter

Follow Instagram

Subscribe official YouTube

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved