Polemik Pabrik Semen

Ricuh, Demo Tolak Pabrik Semen Jilid II di Kantor Gubernur Kaltim, Polisi Tembakkan Gas Air Mata

Demo tolak pabrik semen di kawasan Karst Sangkulirang-Mangakalihat Kabupaten Kutai Timur - Berau di depan Kantor Gubernur Kaltim kembali ricuh

Penulis: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto | Editor: Amalia Husnul A
tribunkaltim.co/nevrianto hardi prasetyo
Kerusuhan terjadi saat demo massa Aliansi Masyarakat Pecinta Karst (AMPK) menolak pabrik semen di kawasan Karst Sangkulirang-Mangkalihat di Kutai Timur-Berau, di depan kantor Gubernur Kaltim jalan Gajah Mada, Senin (8/4/2019). 

Simak jalannya demo dan detik-detik ricuh melalui live streaming berikut ini:

Akhir Maret, Demo Tolak Pabrik Semen Ricuh

Demonstrasi penolakan pabrik semen di depan kantor Gubernur Kaltim berlangsung ricuh usai mahasiswa terlibat adu fisik dengan kepolisian, Senin(25/3/2019).

Bahkan awak media yang meliput unjuk rasa tersebut turut menjadi korban anarki mahasiswa.

Menanggapi hal itu, koordinator aksi unjuk rasa, Arman Beni, menyampaikan permohonan maaf kepada pihak terkait.

Khusus untuk awak media, pihaknya meminta maaf lantaran aksi anarki terjadi di luar kendali koordinator demonstran.

Apalagi ada ratusan mahasiswa dari sejumlah elemen kampus di Kaltim yang turun ke jalan meramaikan demonstrasi.

"Kami menyampaikan permohonan maaf kepada teman-teman media.

Aksi massa menolak pabrik semen di kawasan karst Kutim-Berau di depan Kantor Gubernur Kaltim, Senin (25/3/2019).
Aksi massa menolak pabrik semen di kawasan karst Kutim-Berau di depan Kantor Gubernur Kaltim, Senin (25/3/2019). (Tribunkaltim.co/christoper desmawangga)

Ini karena agenda aksi tidak terkontrol dan itu sepenuhnya di luar agenda aksi. Kami tidak tahu siapa yang provokasi.

Kami mohon maaf, karena dari dulu media partner kita yang mengawal dan menampung aksi dan aspirasi kami. Kami berharap kejadian ini jangan sampai terulang lagi kemudian hari," ucap Arman Beni kepada Tribunkaltim.co.

Akibat aksi anarkis mahasiswa, pihaknya menyayangkan isu dan kabar yang beredar di media sosial maupun media mainstream yang menurutnya menutupi agenda tuntutan yang dibawa mahasiswa.

"Isu yang kita bawa akhirnya tidak muncul dalam pemberitaan akibat kejadian ini. Padahal tuntutan kami menolak pabrik semen yang ada di Sangkulirang Kutai Timur," tuturnya. (*)

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved