Pilpres 2019
Derry Sulaiman Ungkap Pesan Habib Rizieq Shihab dari Tanah Suci, Singgung Soal WNA
Penceramah Derry Sulaiman membocorkan pesan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab yang dikirim langsung dari Mekkah, balas soal warga negara asing
TRIBUNKALTIM.CO - Penceramah Derry Sulaiman membocorkan pesan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab yang dikirim langsung dari Mekkah.
Pesan Habib Rizieq Shihab tertuang dalam sebuah video yang diunggah Derry Sulaiman di media sosial Instgramnya, Rabu (17/4/2019).
Di video itu Habib Rizieq Shihab membahas soal warga negara asing (WNA) di hari pencoblosan atau Pemilu 2019.
Derry Sulaiman lantas berpesan kepada followersnya untuk menyimak pesan tersebut, sebelum dihapus oleh pihak Instagram.
"SIMAK PESAN HABIB DARI TANAH SUCI... SEBELUM DI HAPUS...," tulis Derry Sulaiman dikutip TribunJakarta.com.
Di awal vidoe Habib Rizieq Shihab yang menggunakan pakaian serba putih menganjurkan kepada pengikutnya untuk tak membiarkan WNA mendekati Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Habib Rizieq Shihab mengatakan bila melihat WNA yang bukan pemantau Pemilu 2019 berada di TPS untuk segara melaporkan kepada aparat.
"Jangan biarkan ada warga negara asing manapun kecuali pemantau pemilu mendekati TPS apalagi mencoba untuk menyusup ikut dalam pemilihan, tangkap dan amankan," kata Habib Rizieq Shihab.
"Serahkan kepada aparat, jadi kita tak mau ada warga negara asing yang mendapatkan kesempatan untuk merusak pemilu di negeri tercinta kita ini Indonesia," tambahnya.
Tak cuma itu Habib Rizieq Shihab juga menghibau WNA yang tak bertugas sebagai pemantau untuk tidak mendekati lokasi TPS.
"Dan seluruh kepada warga negara asing kecuali pemantau, pemantaun pun harus dilengkapi dengan identitas, WNA yang bukan pemantau kita sarankan untuk tidak berkeliaran pada hari ini apalagi mendekati lokasi-lokasi TPS," jelas Habib Rizieq Shihab.
"Ini untuk menjaga keselamatan Anda," tambahnya.
Habib Rizieq Shihab kemudian juga mengajak seluruh masyarakat untuk menciptakan Pemilu 2019 yang adil dan jujur.
"Mari semua kita berjuang ciptakan pemilu, Pilpres, dan pileg, yang jujur dan adil," ucap Habib Rizieq Shihab.
Untuk diketahui, video yang baru diunggah sekitar satu jam lalu itu sudah ditonton lebih dari 30 ribu kali.

KPU Tegaskan WNA Tak Dapat Hak Pilih Pemilu
Komisi Pemilihan Umum ( KPU) memastikan tak ada Warga Negara Asing (WNA) yang masuk Daftar Pemilih Tetap ( DPT) pemilu.
Komisioner KPU Viryan Azis membantah ada seorang WNA asal China berinisial GC yang punya KTP elektronik atau e-KTP tercatat dalam DPT.
"Poin pentingnya adalah Bapak GC dengan nomor induk kependudukan (NIK) itu tidak ada di DPT pemilu 2019," kata Viryan di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (26/2/2019).
Jika ditelusuri di DPT, nomor induk kependudukan (NIK) yang tercantum di e-KTP yang diisukan milik GC, ternyata merujuk pada seorang WNI berinisial B.
Begitupun jika dicek di Daftar Penduduk Pemilih Potensial Pemilu (DP 4), NIK yang diisukan milik GC ternyata tak menunjukkan nama GC, tetapi nama B.
DP 4 sendiri merupakan data dari Kementerian Dalam Negeri yang menjadi rujukan KPU dalam menyusun DPT pemilu.
"KTP ini (GC) disebut, dipublikasikan, kemudian seolah-olah ini masuk dalam DPT. Kemudian KPU melakukan penelusuran bahwa di dalam DPT, NIK ini (GC) atas nama Bapak (B)," ujar Viryan.
Tetapi, setelah dilakukan pengecekan faktual ke lapangan, ditemukan bahwa NIK dalam e-KTP fisik milik B ternyata berbeda dengan yang tercantum di DPT maupun DP4.
Artinya, titik permasalahan dalam hal ini adalah perbedaan NIK dalam DPT dan DP4 dengan NIK e-KTP milik B.
Meski ada perbedaan NIK antara e-KTP fisik dengan NIK yang tercantum di DPT dan DP4, KPU memastikan, WNI berinisial B tetap dapat menggunakan hak pilihnya.
"Pak B tetap memiliki hak pilih, sementara pak GC tidak," kata Viryan.
Sebelumnya, beredar foto KTP elektronik atau e-KTP seorang Warga Negara Asing (WNA) asal China berinisial GC.
Dari foto yang beredar, KTP-el GC tercantum dengan NIK 320*************.
Dalam foto itu, GC disebut tinggal di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
Rabu (17/4/2019), Sistem Informasi Penghitungan Suara atau Situng telah mulai menerima laporan hasil penghitungan .
Ketua Komisi Pemilihan Umum atau KPU RI, Arief Budimen menyatakan aplikasi Situng sudah menerima hasil scanning C1 sebanyak 14.567.
Dan untuk pemilu luar negeri sebanyak 49.
Demikian data yang telah diterima KPU hingga Rabu (17/4/2019) pukul 22.45 WIB
"Untuk jumlah scanning C1 yang sudah masuk sistem kita setara dengan 1,7% sampai hari ini. Jadi, scanning C1 sudah terus bergerak," kata Arief Budiman, dalam sesi jumpa pers di Hotel Ritz Carlton, Rabu (17/4/2019).
Namun, kata dia, selama waktu pemungutan suara pada hari ini terdapat beberapa kejadian yang membuat proses pemungutan suara dan penghitungan suara mengalami hambatan.

Hambatan, seperti terjadi, banjir dan angin puting beliung. Sehingga, membuat proses pemasukan data ke aplikasi Situng terkendala.
"Jadi ada yang menyebabkan terganggunya proses dan ada yang tidak sampai mengganggu," kata dia.
Sejauh ini, dia menilai, animo masyarakat mengikuti pesta demokrasi rakyat itu sangat antusias. Dia mengharapkan, angka partisipasi masyarakat dapat mencapai target KPU RI, yaitu sebesar 77,5%.
"Jumlah pemilih menggunakan hak pilih berdasarkan pemantauan di beberapa TPS terlihat antusiasme masyarakat yang cukup tinggi dan diharap partisipasi mampu mencapai target yang ditetapkan KPU sebesar 77,5%," tambahnya.
Berdasarkan hasil quick count atau hitung cepat yang dikeluarkan oleh sejumlah lembaga survei pasangan Jokowi - Maruf Amin diperkirakan mengungguli pasangan Prabowo-Sandiaga.
Untuk perhitungan resmi dari Komisi Pemilihan Umum atau KPU) dapat dilihat melalui link real count Pemilu 2019 di dalam berita ini.
Keputusan resmi pemenang Pilpres 2019 sepenuhnya merupakan otoritas dari KPU.
Sampai saat ini KPU masih merekap hasil penghitungan suara yang dilakukan di seluruh wilayah Indoensia termasuk luar negeri.
Dalam prosesnya penghitungan suara di TPS dilakukan di hari yang sama dengan hari pemilihan umum hingga keesokan harinya (17-18/4/2019)
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI melakukan penghitungan surat suara secara manual.
Penghitungan suara dilakukan secara terbuka dan dihadiri saksi dan pengawas.
Setiap saksi mendapat dokumen hasil hitung atau rekap.
Kemudian hasil penghitungan suara masing-masing TPS di tiap kecamatan digabungkan yang prosesnya berlangsung dari 18 April hingga 4 Mei 2019.
Setelah itu, hasil penghitungan suara di tingkat kecamatan digabungkan di level kabupaten/kota.
Sehingga dihasilkan angka yang merepresentasikan perolehan suara di tiap-tiap 514 kabupaten/kota.
Proses ini dilaksanakan mulai 22 April hingga 7 Mei 2019.
Dari Kabupaten/Kota kemudian dilanjutkan ke tingkat Provinsi.
Proses ini dilakukan dari 22 April hingga 12 Mei 2019
Sementara rekapitulasi penetapan hasil Pemilu 2019 secara nasional akan dilakukan mulai tanggal 25 April sampai 22 Mei 2019.
Meski demkian masyarakat dapat memantau hasil pergerakan perolehan suara dari KPU melalui situs yang disediakan.
Dalam situs terebut dirincikan wilayah-wilayah mana saja yang telah memasukan hasil penghitungan suara.
Termasuk hasil Pemilu di luar negeri.
Hasil penghitungan suara dari KPU tersebut dapat dilihat di link di bawah ini.
LINK Real Count Pemilu 2019 KPU
Hasil Sementara Quick Count Versi CSIS dari seluruh Provinsi
Hitung cepat atau Quick Count Pilpres 2019 yang dilakukan lembaga survei Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan Cyrus Netwrok menyimpulkan pasangan calon nomor urut 01 Jokowi-Maruf Amin unggul 55,8% dari pasangan nomor urut 02 Prabowo-Sandi yang meraih 44,2% suara.
Dari data yang masuk hingga pukul 17.54 WIB, sebesar 90,2%, dengan kualitas random 99,8%.
Berikut hasil penghitungan cepat atau Quick Count Pilpres 2019 dari lembaga survei CSIS dan Cyrus Netwrok, dari kantor CSIS, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (17/4/2019).
Jawa
Jawa Barat dengan data yang masuk 94,84%
Jokowi - Maruf Amin = 38,97%
Prabowo Subianto-Sandiaga Uno =61,03 %
Jawa Timur data yang masuk 92,28%
Jokowi - Maruf Amin = 66,05%
Prabowo Subianto - Sandiaga Uno = 33,95%
Jawa Tengah data yang masuk 95,55%
Jokowi - Maruf Amin = 77,2%
Prabowo Subianto-Sandiaga Uno = 22,28%
DKI Jakarta data yang masuk 90,12%
Jokowi - Maruf Amin = 51,74%
Prabowo Subianto - Sandiaga Uno = 48,28%
Banten data yang masuk 94,12%
Jokowi - Maruf Amin = 44,65%
Prabowo Subianto - Sandiaga Uno = 55,35%
DIY data yang masuk 93,1%
Jokowi - Maruf Amin = 67,25%
Prabowo Subianto - Sandiaga Uno = 32,75%
Sumatera
Sumatera Utara data yang masuk 89,32%
Jokowi - Maruf Amin = 48,38%
Prabowo Subianto - Sandiaga Uno = 51,62%
Lampung data yang masuk 90,36%
Jokowi - Maruf Amin = 62,35%
Prabowo Subianto - Sandiaga Uno = 37,65%
Sumatera Selatan data yang masuk 85,48%
Jokowi - Maruf Amin = 40,02%
Prabowo Subianto - Sandiaga Uno = 59,98%
Riau data yang masuk 85,37%
Jokowi - Maruf Amin = 38,91%
Prabowo Subianto - Sandiaga Uno = 61,09%
Sumatera Barat data yang masuk 69,23%
Jokowi - Maruf Amin = 16,17%
Prabowo Subianto - Sandiaga Uno = 83,83%
NAD data yang masuk 75,68%
Jokowi - Maruf Amin = 22,02%
Prabowo Subianto - Sandiaga Uno = 77,98%
Jambi data yang masuk 84,62%
Jokowi - Maruf Amin = 39,68%
Prabowo Subianto - Sandiaga Uno = 60,32%
Bengkulu data yang masuk 86,67%
Jokowi - Maruf Amin = 46,97%
Prabowo Subianto - Sandiaga Uno = 53,03%
Kepri data yang masuk 76,92%
Jokowi - Maruf Amin = 48,95%
Prabowo Subianto - Sandiaga Uno = 51,05%
Kepulauan Bangka Belitung data yang masuk 70%
Jokowi - Maruf Amin = 63,73%
Prabowo Subianto - Sandiaga Uno = 36,27%
Sulawesi
Sulawesi Selatan data yang masuk 76,92%
Jokowi - Maruf Amin = 43,97%
Prabowo Subianto - Sandiaga Uno = 56,03%
Sulawesi Tengah data yang masuk 70%
Jokowi - Maaruf Amin = 53,47%
Prabowo Subianto - Sandiaga Uno = 46,53%
Sulawesi Utara data yang masuk 75%
Jokowi - Maruf Amin = 84,33%
Prabowo Subianto - Sandiaga Uno = 15,67%
Sulawesi Tenggara data yang masuk 100%
Jokowi - Maaruf Amin = 33,61%
Prabowo Subianto - Sandiaga Uno = 66,39%
Sulawesi Barat data yang masuk 66,67%
Jokowi - Maruf Amin = 59,36%
Prabowo Subianto - Sandiaga Uno = 40,64%
Gorontalo data yang masuk 88,89%
Jokowi - Maruf Amin = 61,85%
Prabowo Subianto - Sandiaga Uno = 38,15%
NTB-NTT-Bali
NTB data yang masuk 97,37%
Jokowi - Maaruf Amin = 33,1%
Prabowo Subianto - Sandiaga Uno = 66,9%
NTT data yang masuk 72,22%
Jokowi - Maruf Amin = 91,29%
Prabowo Subianto - Sandiaga Uno = 8,7%
Bali data yang masuk 93,94%
Jokowi - Maruf Amin = 92,16%
Prabowo Subianto - Sandiaga Uno = 7,84%
Kalimantan
Kalimantan Barat data yang masuk 76,92%
Jokowi - Maruf Amin = 58,25%
Prabowo Subianto-Sandiaga Uno = 41,75%
Kalimantan Selatan data yang masuk 83,33%
Jokowi - Maruf Amin = 38,04%
Prabowo Subianto - Sandiaga Uno = 61,96%
Kalimantan Timur data yang masuk 88,46%
Jokowi - Maruf Amin = 62,03%
Prabowo Subianto - Sandiaga Uno = 37,93%
Kalimantan Tengah data yang masuk 83,33%
Jokowi - Maruf Amin = 64,71%
Prabowo Subianto - Sandiaga Uno = 35,29%
Kalimantan Utara data yang masuk 100%
Jokowi - Maruf Amin = 71,24%
Prabowo Subianto - Sandiaga Uno = 22,76%
Maluku dan Papua
Maluku data yang masuk 92,31%
Jokowi - Maruf Amin = 67,13%
Prabowo Subianto - Sandiaga Uno = 32,87%
Maluku Utara data yang masuk 87,5%
Jokowi - Maruf Amin = 31,8%
Prabowo Subianto - Sandiaga Uno = 68,2%
Papua data yang masuk 67,57%
Jokowi - Maruf Amin = 76,6%
Prabowo Subianto - Sandiaga Uno = 23,4%
Papua Barat data yang masuk 87,5%
Jokowi - Maruf Amin = 75,94%
Prabowo Subianto - Sandiaga Uno = 34,06%
Direktur Eksekutif CSIS Philips J Vermonte mengatakan, posisi data sudah tidak akan berubah, tingkat randomnya sudah hampir 100% dan melihat selisihnya di atas 10%.
"Dengan margin of error sekitar 1% itu, hari ini kita bisa menyimpulkan quick count yang dilakukan oleh CICS dan Cyrus Network, Pak Jokowi dan Pak Maaruf Amin unggul menurut hasil quick count dibandingkan dengan capres 02 pak Prabowo Subianto dan Pak Sandiaga Salahuddin Uno," ujar Philips.
Lembaga survei CSIS dan Cyrus Netwrok mengambil sampel Quick Count di 2.002 tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar di seluruh Indonesia dari 34 provinsi secara acak, dengan margin of error sekitar 1 persen.
Quick Count ini paling tidak melibatkan 1 juta pemilih.
(*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Data Real Count KPU yang Masuk ke Aplikasi Situng Per Rabu Malam Baru 1,7 Persen, http://www.tribunnews.com/pilpres-2019/2019/04/18/data-real-count-kpu-yang-masuk-ke-aplikasi-situng-per-rabu-malam-baru-17-persen.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Choirul Arifin
BACA JUGA
Ajak Pemantau Asing, KPU Ingin Tunjukkan Pemilu di Indonesia Berlangsung Transparan
Penghitungan Suara Pemilu di Kaltim Berlangsung Lebih Cepat, Dua Jenderal Ini Bersyukur
PPLN Belum Putuskan Pemilu Lanjutan di Sydney
VIDEO - Pemilu 2019, Pasien RSUD Balikpapan Ikut Mencoblos, Selesai Mencoblos, Pardede Menangis
Sejarah Kenapa Tinta Pemilu 2019 Berwarna Ungu? Asal Muasal dari India dan Bersertifikat Halal
Likes dan Follow Fanspage Facebook
Follow Twitter
Follow Instagram
Subscribe official YouTube Channel