Pemilu 2019

Dijanjikan Uang, Begini Pengakuan Ketua KPPS yang Diduga Terlibat Jual Beli Surat C6

Dari penggeledahan tas ransel yang dibawa seorang pelaku ditemukan sekitar 40 formulir surat C6 (undangan) memilih warga RT 6 mencoblos di TPS 09.

Editor: Adhinata Kusuma
TRIBUN KALTIM/NALENDRO PRIAMBODO
Suasana TPS 9 di RT 6 jalan Pramuka 3, Samarinda. Beberapa jam sebelum pencoblosan, Rabu (17/4/2019) di area permukiman itu, diamankan dua pria yang diduga terlibat jual bel surat C6. 

Petugas KPPS bertugas mencocokkan data diri di form C6 dan KTP elektronik pemilih itu.

Perempuan 46 tahun yang sehari-hari bekerja sambilan sebagai tukang bersih-bersih kost dengan bayaran Rp 300 ribu per bulan ini mengaku setengah tergiur iming-iming karena banyak kebutuhan keluarga.

Saat kedua pelaku diamankan polisi dan digiring ke kantor Bawaslu Kota Samarinda, beberapa saat sebelum TPS dibuka, Ernawati mengaku selama berlangsungnya pemungutan suara dirinya gelisah.

Pikiran Ernawati kalut bercampur aduk.

"Syok saya. Banyak melamun seharian, ga fokus kerja," katanya lirih.

Kalaupun nantinya, ia dipanggil pihak berwajib untuk memberi keterangan, ia pasrah saja dan akan menjawab apa adanya.

Ia sudah siap dengan konsekwensinya.

"Kalau sanksi uang, saya ga ada uang. Saya pilih sanksi hukuman kurungan. Siap, kalau saya terbukti bersalah," ucapnya berkaca-kaca.

"Saya sebenarnya, mau menghindar, tapi mau sampai kapan. Kalau semisal saya bersalah, saya siap akui bersalah," katanya.

Stiker tolak politik uang
Stiker tolak politik uang (HO/ Bawaslu Kaltim)

Berawal dari Kecurigaan Petugas Linmas

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Samarinda mengklarifikasi dugaan politik uang dan dugaan jual-beli surat C6 (undangan) di TPS 09, Jalan Pramuka, Samarinda.

Sebelumnya, dua warga, AR dan AT sempat dibawa ke Kantor Bawaslu Samarinda karena diduga akan melakukanpolitik uang.

Setelah mengklarifikasi keduanya serta Ketua KPPS yang tersangkut kasus dugaan jual-beli surat C6, Bawaslu melepaskan dan masih mendalami kasus ini,

Kronologi terungkapnya dugaan money politic ini berawal dari kecurigaan petugas Linmas yang berjaga di TPS 09 Jalan Pramuka, Samarinda,

Rabu (17/4/2019) dini hari, petugas tersebut menyetop dua pria berboncengan mengendarai sepeda motor bebek itu di sekitar TPS.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved