Sejarah Hari Ini
SEJARAH HARI INI: 70 Tahun Lalu Berkumandang Proklamasi Kalimantan, Apa Isinya?
Sejarah Hari Ini, 70 tahun silam tepatnya 17 Mei 1949 rakyat Kalimantan mendeklarasikan Proklamasi Kalimantan.
Penulis: Syaiful Syafar | Editor: Januar Alamijaya
TRIBUNKALTIM.CO - Sejarah Hari Ini, 70 tahun silam tepatnya 17 Mei 1949 rakyat Kalimantan mendeklarasikan Proklamasi Kalimantan.
Proklamasi Kalimantan adalah sebuah proklamasi yang menyatakan bahwa Kalimantan bagian yang tak terpisahkan dari Republik Indonesia.
Proklamasi Kalimantan ini lahir sebagai reaksi atas Perjanjian Linggarjati yang menyatakan hanya pulau Jawa yang merupakan wilayah Republik Indonesia.
Mengutip Wikipedia, pada 18 November 1946, Letnan Asli Zuhri dan Letnan Muda Mursyid menemui Brigjen Hassan Basry di Tabat, Haruyan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan.
Pertemuan itu untuk membentuk Batalyon Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) DIVISI IV (A), sebagai bagian dari ALRI DIVISI IV yang bermarkas di Tuban, Jawa Timur.
Dengan segera Hassan Basry melaksanakan perintah ini dengan melebur Pasukan Banteng Indonesia dan beberapa organisasi kemiliteran yang ada di Kalimantan.
Sebagai komandan batalyon ditetapkan Letnan Kolonel Hassan Basry, dengan markas di Haruyan.
Penyatuan kesatuan ini membuat operasi militer yang dilaksanakan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan menjadi lebih terarah dan terpadu.
Akibatnya Belanda lebih meluaskan daerah pembersihannya, daerah-daerah yang dianggap sarang pejuang ditembaki dan di bumi hanguskan.
Untuk menghindari kontak langsung dengan Belanda, markas TNI ALRI DIVISI (A) di pindahkan ke Birayang, dekat Barabai sejak awal 1947.
Namun, karena selalu dikejar dan diserang, akhirnya markas TNI ALRI DIVISI (A) disepakati adalah di mana-mana, tergantung Hassan Basry dan kawan-kawan berada di mana.
Pada 16 Mei 1948, TNI ALRI DIVISI (A) mengeluarkan sikap terhadap Belanda dan dunia internasional.
Isinya adalah:
- TNI ALRI DIVISI (A) adalah bagian dari Angkatan Perang Republik Indonesia.
- TNI ALRI DIVISI (A) tidak akan hijrah ke wilayah Indonesia yaitu di Jawa sesuai hasil Perjanjian Linggarjati.
- TNI ALRI DIVISI (A) tidak akan melakukan pelanggaran militer terhadap isi Perjanjian Linggarjati.
- Agar Belanda mengosongkan Barabai yang akan digunakan TNI ALRI DIVISI (A) sebagai markas dan memudahkan hubungan dengan Belanda.
Namun, pernyataan sikap ini dibalas Belanda dengan mengeluarkan ultimatum pada 20 Mei 1948, dengan isi sebagai berikut:
"Agar semua kelompok pemberontak, utamanya yang tergabung dalam kelompok pimpinan Hassan Basry, menyerah dengan membawa pakaian, senjata dan mengangkat tangan ke atas, kepada pemerintah yang sah dan akan dianggap berlindung kepada pemerintah yang sah, serta akan dipertimbangkan meringankan kejahatan pemberontakan yang dilakukan".
Ultimatum ini membuat pejuang-pejuang marah dan menambah operasi militer terhadap pos-pos Belanda.
Suasana semakin panas, setiap hari terjadi serangan dan penembakan.
Serangan terhadap Belanda terjadi di mana-mana seperti di Haruai, Nagara, Tanjung, Ampah, Tamiang Layang, Wawai, Tabing Rimbah, Sungai Tabuk, Pantai Hambawang, Ilung, Limpasu, dan di tempat lainnya.
Belanda merasa kurang aman berada di jalanan, sampai akhirnya pimpinan Belanda di Banjarmasin mengeluarkan Staat van Oorlog en Beleg (suasana darurat perang) pada 16 Desember 1948.
Hubungan TNI ALRI DIVISI (A) dengan markas besar di Tuban terputus oleh blokade Belanda.
Atas kondisi demikian, pejuang-pejuang berinisiatif untuk melakukan langkah penting dalam menguasai daerah Kalimantan sebagai daerah perjuangan.
Detik-detik Proklamasi Kalimantan
Pada 7 Januari 1949 bertempat di Durian Rabung, Padang Batung, Kalimantan Selatan dibentuk Panitia Persiapan Proklamasi Kalimantan.
Ketuanya adalah H Aberani Sulaiman, Wakil Ketua Gt Aman, Sekretaris Hasnan Basuki, dan beberapa orang lainnya sebagai anggota.
Diadakan beberapa kali rapat dalam perumusan kegiatan ini.
Tempat rapat sering berpindah-pindah untuk menghindari patroli Belanda.
Selain itu, mata-mata Belanda berada di mana-mana, sehingga setiap pertemuan dilakukan secara hati-hati dan dengan penjagaan yang ketat.
Pada 15 Mei 1949, dilakukan perumusan teks proklamasi di Telaga Langsat.
Perumusan dipimpin oleh H Aberani Sulaiman, dibantu oleh Gt Aman, Hasnan Basuki, Pangeran Arya, Budi Gawis dan Romansie.
Perumusan selesai pada pukul 03.00 dini hari, 16 Mei 1949.
Kemudian naskah proklamasi diketik oleh Romansie sebanyak 10 lembar dengan pita warna merah dan huruf kapital semua.
Selesai pertemuan, semua anggota berpencar namun semuanya menuju Ni’ih, yaitu tempat Hassan Basry berada.
Naskah teks proklamasi di bawa Kardi dan H Ramli untuk diantar ke Hassan Basry.
Sesampainya di Ni’ih, teks proklamasi ditandatangani Hassan Basry di hadapan para pejuang yang telah berkumpul.
Setelah itu, dilakukan persiapan kegiatan proklamasi, dengan tempat dipilih di Mandapai pada 17 Mei 1949.
Kegiatan Proklamasi Kalimantan dilaksanakan dengan upacara penaikan bendera merah putih.
Sebagai komandan upacara adalah Ahmad Kusasi, sedangkan penggerek bendera adalah Abbas Basri dan Kardi.
Upacara dihadiri masyarakat setempat dan anggota TNI ALRI DIVISI (A).
Setelah pembacaan teks proklamasi oleh Hassan Basry dan penaikan bendera merah putih, bendera kembali diturunkan untuk menghindari serangan Belanda.
Untuk mempublikasikan hasil proklamasi, disuruhlah kurir Tarsan untuk menempel teks Proklamasi Kalimantan di Pasar Kandangan.
Teks Proklamasi Kalimantan akhirnya berhasil ditempel pada 20 Mei 1949, seketika gemparlah masyarakat Kandangan.
Lalu salah satu wartawan mengambil teks proklamasi tersebut dan membawa ke Banjarmasin, sehingga berita Proklamasi Kalimantan dengan segera beredar di Kalimantan.
Berikut isi Proklamasi Kalimantan tanggal 17 Mei 1949:
"PROKLAMASI"
MERDEKA, DENGAN INI KAMI RAKYAT INDONESIA DI KALIMANTAN SELATAN, MEMPERMAKLUMKAN BERDIRINYA PEMERINTAHAN GUBERNUR TENTARA DARI “ALRI” MELINGKUNGI SELURUH DAERAH KALIMANTAN SELATAN MENJADI BAGIAN DARI REPUBLIK INDONESIA, UNTUK MEMENUHI ISI PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945 YANG DITANDATANGANI OLEH PRESIDEN SOEKARNO DAN WAKIL PRESIDEN MOHAMMAD HATTA. HAL-HAL YANG BERSANGKUTAN DENGAN PEMINDAHAN KEKUASAAN AKAN DIPERTAHANKAN DAN KALAU PERLU DIPERJUANGKAN SAMPAI TETES DARAH YANG PENGHABISAN.
TETAP MERDEKA !
KANDANGAN,17 MEI IV REP.
ATAS NAMA RAKYAT INDONESIA DI KALIMANTAN SELATAN
GUBERNUR TENTARA
HASSAN BASRY

Isi Proklamasi Kalimantan itu ternyata sangat dahsyat.
Berdasarkan catatan sejarah, setelah proklamasi yang ditandatangani Gunernur Tentara Hassan Basry itu dibacakan, perjuangan ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan bersama rakyat semakin meningkat.
Sementara itu, mental tentara Belanda jatuh.
Bahkan di Kandangan, ditetapkan garis demarkasi antara wilayah kekuasaan ALRI Divisi IV dengan wilayah kekuasaan Belanda.
Garis demarkasi itu adalah 2 kilometer dari pusat kota, di sebelah utara di Gambah, di selatan di Hamalau, di timur Karang Jawa dan di barat di Amawang.
Penduduk kota Kandangan dianjurkan mengungsi ke daerah republik.
Pahlawan Nasional
Brigjen TNI (Purn) Hassan Basry dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Presiden No. 110/TK/2001 tanggal 3 November 2001.
Hassan Basry lahir di Kandangan, Hulu Sungai Selatan, 17 Juni 1923.

Hassan Basry meninggal dunia saat berusia 61 tahun, pada 15 Juli 1984.
Jenazahnya dimakamkan di Simpang Empat, Liang Anggang, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Untuk mengenang perjuangannya, Dinas Pembinaan Mental Angkatan Darat menerbitkan buku berjudul Napak Tilas Pahlawan Nasional Brigjen TNI H Hasan Basry dalam Mempertahankan Kemerdekaan di Wilayah Kalimantan.
Buku itu diperkenalkan di Aula Korem 101 Antasari pada Selasa (17/10/2017).
Mengutip BanjarmasinPost, buku dengan sub judul Pejuang-pejuang yang Ikhlas Tidak Menuntut Jasa ini terdiri 138 halaman.
Kala itu, Komandan Korem 101/Antasari Kolonel Arm M Syafei Kasno mengungkapkan bangsa Indonesia lahir dari perjuangan dan kerja keras yang panjang dan perlu pengorbanan yang besar seperti yang dilakukan oleh Pahlawan Indonesia yang berjuang tanpa pamrih.
"Mereka tak berharap diakui sebagai pahlawan, namun ikhlas berjuang. Kita ini sekarang adalah penikmat kemerdekaan," paparnya, dilansir BanjarmasinPost.

Sementara itu, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor mengungkapkan kalau di Jawa ada Jendral Sudirman, maka di Kalimantan ada Brigjen Hassan Basry.
Sahbirin Noor mengungkapkan Indonesia merupakan incaran bangsa-bangsa asing karena sangat subur termasuk Kalimantan.
Sebagai generasi sekarang ini kita pun diharapkan jangan hanya 'mencicipi' dan terlena.
"Sebagai bangsa besar kita harus hargai jerih payah perjuangan-perjuangan pahlawan, kalau tak hargai jerih payah, mimpi jika mau jadi bangsa besar," paparnya. (*)
BACA JUGA:
Dicoret Persib Bandung, Begini Nasib Billy Keraf Serta Sabil
Terkuak Pengakuan Terduga Pelaku Pemutilasi Wanita di Malang, Gunting Taman Jadi Alat Mutilasi
Demi Keselamatan, Penjaga Tendang Pemotor yang Ngotot Terobos Perlintasan Kereta Api
Ramalan Zodiak Hari Ini Kamis (16/5/2019) Buat yang Single, Gemini Ada Orang Baru, Libra Sabar
#SaveDokterAni Bergema di Twitter, Buntut Ani Hasibuan Dipanggil Polisi Gegara Tuduhan Ini
Likes dan Follow Fanspage Facebook
Follow Twitter
Follow Instagram
Subscribe official YouTube Channel