Viral Penyakit Cacar Monyet di Singupara, Ustaz Abdul Somad Bicara Soal Penyakit Kulit Nabi Ayyub AS

Heboh penyakit cacar monyet di Singapura. Ustaz Abdul Somad bicara soal kesabaran Nabi Ayyub yang terkena penyakit kulit

PUBLIC HEALTH IMAGE LIBRARY/CDC
Berikut ini pengertian dari penyakit monkeypox atau cacar monyet dan cara penularan hingga mengancam akan masuk di wilayah Indonesia. 

TRIBUNKALTIM.CO - Beberapa waktu belakangan viral penyakit cacar monyet atau monkeypox yang ditemukan di Singapura.

Penyakit tersebut menyerang seorang warga Nigeria yang berada di negeri Singa tersebut.

Dilansir dari Kompas.com, warga Nigeria yang berusia 38 tahun itu tiba di Singapura pada 28 April.

Hal ini sudah dipastikan pihak Pemerintah setempat, karena ketika menjalani pemeriksaan, warga Nigeria tersebut dinyatakan positif terjangkit penyakit langka monkeypox pada Rabu (8/5/2019).

Kini dikabarkan warga Nigeria yang terjangkit penyakit langka tersebut sudah dalam kondisi stabil dan masih menjalani perawatan di ruang isolasi di Pusat Penyakit Menular Nasional (NCID).

Monkeypox atau cacar monyet pertama kali ditemukan pada hewan monyet di tahun 1958.

Penyakit ini disebabkan oleh virus yang ditularkan dari hewan ke manusia dan biasanya terjadi di wilayah tengah dan barat Afrika.

Gejala cacar monyet mirip dengan smallpox yaitu demam, sakit kepala, nyeri otot dan berlanjut dengan benjolan kecil di seluruh tubuh.

Masih berkaitan dengan cacar monyet yang merupakan penyakit di kulit, bagaimana kah penjelasan Ustaz Abdul Somad tentang kesabaran Nabi Ayyub saat sakit kulit?

Melansir kanal YouTube Pena Hijau yang tayang pada 22 Desember 2017 lalu, Ustaz Abdul Somad menjelaskan ketabahan Nabi Ayyub AS saat mendapatkan cobaan sakit kulit yang parah.

Tak hanya itu, Nabi Ayyub AS juga mendapatkan berbagai ujian lainnya seperti kehilangan harta, anak dan sahabat.

6 Fakta Virus Monkeypox, Penyakit Cacar Monyet yang Pertama Kali Muncul di <a href='https://kaltim.tribunnews.com/tag/singapura' title='Singapura'>Singapura</a>

Nabi Ayyub AS yang dahulunya tampan dan kaya raya kini tak memiliki apapun.

Meski demikian, Nabi Ayyub AS tak pernah mengeluh mengenai hal tersebut kepada Allah SWT.

"Tak pernah dia berkeluh kesah karena Nabi Ayyub AS tahu bahwa Allah SWT masih mengujinya dan masih sayang dengan dia," ucap Ustaz Abdul Somad.

Kendati Nabi Ayyub AS tampak menerima segala cobaaan yang diberikan, sang istri Siti Rahmah pun meminta Nabi Ayyub AS berdoa kepada Allah SWT agar segera sembuh.

"Berdoalah wahai Ayyub agar Allah SWT melepaskanmu, tetapi Nabi Ayyub AS hanya mengatakan 'Ya Allah aku kena penyakit, engkau Maha Penyayang diantara yang penyanyang', tak ada ucapan Nabi Ayyub AS yang berkeluh kesah," ungkap Ustaz Abdul Somad.

Selama menderita sakit kulit, Nabi Ayyub AS terus berdoa sembari memuji Allah SWT.

Dengan berbagai doa yang dipanjatkannya, Allah SWT kemudian memerintahkan Nabi Ayyub AS untuk menggali tanah dengan kakinya.

Dari tanah yang digali tersebut, memancar air yang jernih dan Nabi Ayyub AS mandi dengan air tersebut.

Bersamaan dengan itu, terangkat pula penyakit kulit yang ia derita.

Nabi Ayyub AS kembali menjadi sosok yang tampan seperti sediakala.

Ia juga mendapati keluarga, anak-anak, dan harta yang jauh lebih melimpah.

Kisah ini tercantum dalam QS al-Anbiya [21]: 83.

وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

Arab-Latin: Wa ayyụba iż nādā rabbahū annī massaniyaḍ-ḍurru wa anta ar-ḥamur-rāḥimīn

Terjemah Arti: Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang".

Simak videonya:

Imbau Maskapai

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Bandara Soekarno-Hatta mengeluarkan imbauan kepada sejumlah maskapai terkait penyebaran cacar monyet atau Monkey Pox.

Imbauan tersebut berupa peningkatan pengawasan terutama kesehatan setiap manifest atau penumpang penerbangan yang mendarat di Bandara Soekarno-Hatta.

Kepala KKP Kelas I Bandara Sorkarno-Hatta, Annas Maruf mengimbau untuk segera mendata semua riwayat kesehatan penumpangnya yang akan mendarat terutama yang sedang sakit.

Hal itu, menurut Annas, Bandara Soekarno-Hatta merupakan gerbang pertama Indonesia terhadap dunia.

"Segera menyampaikan dokumen kesehatan pesawat berupa gendec dan manifes penumpang sesaat setelah mendarat kepada petugas kesehatan di pos kesehatan KKP Terminal penerbangan internasional," imbau Annas di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (15/5/2019).

Imbauan tersebut, kata Annas, berlaku tidak hanya untuk pesawat komersil namun berlaku juga untuk pesawat kargo, pesawat charter juga ground handling.

Annas juga mengimbau keras untuk tidak langsung melakukan kontak fisik dari kulit ke kulit apa bila menangani penumpang yang sakit saat di udara dan di terminal.

"Semua petugas yang kontak dengan penumpang yang sakit wajib menggunakan alat pelindung minimal berupa masker dan sarung tangan," ujar Annas.

Menurutnya, pengamanan kesehatan yang lebih ketat tersebut sejak maraknya kabar bahwa Singapura positif teridentifikasi terserang cacar monyet atau monkey pox pada Kamis (8/5/2019).

Penyakit itu tersebar di Singapura setelah seorang Nigeria berumur 36 tahun mengidap cacar monyet mendarat di bandar udara Singapura pada 28 April 2019.

Akibatnya, satu penderita monkey pox dilakukan isolasi dan 23 orang lainnya menjalani karantina untuk pemeriksaan.

Annas menjelaskan, menurut catatan WHO pada 5 Oktober 2018 cacar monyet masih terisolir di 14 daerah dan 1 teritori di Afrika.

"Pada tahun yang sama, dari 76 kasus yang dilaporkan, diantaranya 37 kasus terkonfirmasi, satu dicurigai dan dua diantaranya meninggal dunia," terang Annas.

Lebih jauh ia menerangkan, penyakit cacat monyet dapat disebabkan oleh kontak fisik terhadap binatang yang mengandung virus seperti tikus, monyet dan kelelawar.

Bila seseorang positif mengidap penyakit cacar monyet, maka akan menunjukan gejala demam, nyeri, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam atau timbulnya gelembung di kulit.

"Penularan penyakit juga dapat terjadi antar manusia melakui kontak dengan saluran pernapasan, terkena luka dari tubuh orang yang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi cairan tubuh pasien," tutup Annas.

Penyakit yang disebabkan virus cacar air (chickenpox) dan cacar monyet (monkeypox) terlintas memiliki kesamaan tanda.

Sama-sama ada benjolan-benjolan berair yang menyebar di seluruh tubuh.

Namun untuk monkeypox tampilannya terlihat lebih ekstrem karena hingga membuat kulit terkelupas atau berisi cairan nanah.

Lalu bagaimana ciri dan pembedanya?

 Fauzan, Bocah yang Tubuhnya Terserang Virus Langka Meninggal Dunia

Meredakan cacar air dengan sampo.
Meredakan cacar air dengan sampo. (Kolase/Daily Mirror)

Cacar Air

Seperti melansir dari World Health Organization (WHO) menjelaskan kalau cacar air disebabkan oleh infeksi primer dengan virus varicella-zoster (VZV).

Cacar air sangat mudah ditularkan melalui pernapasan atau kontak langsung dengan lesi kulit orang yang menderita.

Gejala-gejala pertama yang muncul setelah masa inkubasi 10-21 hari seperti demam, malaise hingga ruam gatal yang khas.

Cacar air umumnya sembuh sendiri secara bertahap, yang menghilang selama 7-10 hari.

Selama proses penyembuhan yang nantinya ruam akan berubah menjadi ruam ini masih bisa menularkan virus.

Cacar air dapat dicegah dengan imunisasi dan berbagai formulasi vaksin yang berfungsi sebagai antigen tunggal dan dalam kombinasi dengan vaksin campak, gondok dan rubela.

6 Fakta Virus Monkeypox, Penyakit Cacar Monyet yang Pertama Kali Muncul di Singapura
6 Fakta Virus Monkeypox, Penyakit Cacar Monyet yang Pertama Kali Muncul di Singapura (PUBLIC HEALTH IMAGE LIBRARY/CDC)

Cacar Monyet

Sementara virus monkeypox ini termasuk virus langka yang kebanyakan penderitanya berasal dari Afrika.

Masa inkubasi virus monkeypox dari terinfeksi hingga timbulnya gejala berkisar 5 hingga 21 hari.

Ada dua periode invasi yaitu pada lima hari pertama ditandai demgan demam, sakit kepala hebat, dan pembekuan kelenjar getah bening (limfadenopati), nyeri punggung, nyeri otot, hingga kekurangan energi.

Kemudian periode kedua adalah periode erupsi kulit, pada tiga hari pertama akan munculnya ruam pada wajah hingga ke bagian tubuh lainnya seperti telapak tangan ataupun kaki.

Bentuk ruamnya ada yang berisi cairan kecil, melepuh yang diikut kerak sekitar 10 hari dengan jumlah yang cukup banyak.

Monkeypox biasanya merupakan penyakit yang sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung dari 14 hingga 21 hari.

Kasus yang parah lebih sering terjadi pada anak-anak, kelompok usia yang lebih muda tampaknya lebih rentan terhadap penyakit monkeypox.

Monkeypox hanya dapat didiagnosis secara pasti di laboratorium dengan berbagai tes mulai dari darah ataupun serum.

Virus monkeypoox dapat ditimbulkan karena melakukan kontak dengan hewan-hewan yang terinfeksi virus tersebut seperti tikus.

Virus ini mayoritas ditularkan oleh hewan ke manusia.

Monkeypox ini ditularkan dari satu manusia ke manusia lain melalui kontak khusus terlenih saat pernapasannya sedang terinfeksi, lesi kulit atau benda yang terkontaminasi oleh cairan penderita monkeypox.

Monkeypox dapat menyebabkan komplikasi penyakit lainnya seperti pneumonia dan dalam beberapa kasus, bahkan kematian.

Cacar air dan cacar monyet ini bisa sembuh sendiri dan kebanyakan terjadi pada usia anak-anak.

Belum Ada Pemeriksaan WNA Ekstra di Indonesia

Sementara itu, Kasubdit Penyakit Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan, dr. Endang Budi Hastuti menyebutkan pemerintah belum memutuskan untuk melakukan pemeriksaan ekstra bagi warga asing yang berada di Indonesia.

“Untuk saat ini belum ada arahan untuk pemeriksaan ekstra bagi tamu asing,” ungkap dr. Endang kepada Tribunnews.com, Selasa (14/5/2019).

Virus monkeypox ini juga tidak memiliki vaksin khusus untuk pencegahan seperti layaknya vaksin cacar biasa.

Mulai maraknya merebah wabah penyakit baru yang dikenal dengan sebutan cacar monyet yang belakangan diketahui penyebarannya sudah meluas di Singapura.(KOMPAS.com/ HADI MAULANA)
Mulai maraknya merebah wabah penyakit baru yang dikenal dengan sebutan cacar monyet yang belakangan diketahui penyebarannya sudah meluas di Singapura.(KOMPAS.com/ HADI MAULANA) ()

“Saat ini tidak (penggalakan vaksin cacar), karena monkeypox ini saat ini tidak ada vaksinnya,” ujar Endang.

Kemenkes pun mengimbau kepada masyarakat untuk mengantisipasi virus monkeypox dengan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat seperti cuci tangan dengan sabun.

Kondisi bocah Afrika yang badannya terserang virus cacar monyet atau monkeypox. (360nobs.com)
Kemudian menghindari kontak langsung dengan tikus atau primata dan membatasi jajanan langsung dengan darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik.

“Menghindari kontak dengan hewan liar atau mengonsumsi daging yang diburu dari hewan liar,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Anung Sugihantono.

Virus monkeypox ini ditularkan melalui binatang (zoonosis) yang dapat terjadi dengan kontak dengan darah, cairan tubu, atau lesi pada kulit dari binatang yang terkena virus.

Kondisi tangan yang terkena penyakit monkeypox atau cacar air. (The Straits Times)

BACA JUGA:

Ramalan Zodiak Minggu 19 Mei 2019, Cinta Libra Dililit Kemelut, Hubungan Cinta Pisces Semakin Hot

Hari Raya Waisak 2019, Ini 7 Artis Indonesia yang Merayakannya, Salah Satu Punya Aula Buddha Khusus

Paksa Kekasih Hubungan Intim Saat Ramadan Lalu Disiarkan via Facebook, Polisi Cokok Pemuda Ini

TERPOPULER: Istri Bani Seventeen Ungkap Isi Buku Harian Suami, 'Nara Akan Selalu Merindu Be'

TERPOPULER - Waktu Pencairan, Besaran dan Perhitungan THR PNS 2019, TNI, Polri hingga Swasta

Like dan Follow Fanspage Facebook

Follow Twitter

Follow Instagram

Subscribe official YouTube Channel

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved