Perburuan Prada DP Belum Buahkan Hasil, Ini 7 Kasus Pembunuhan Sadis Abad 20 yang Belum Terungkap
Hingga saat ini, keberadaan Prada DP, tersangka pembunuh kekasihnya Vera Oktaria masih menjadi misteri.
Penulis: Doan Pardede | Editor: Januar Alamijaya
Menurut keluarga korban, Prada DP hingga kini masih dalam pencarian.

Tak hanya itu, keluarga korban juga mengatakan keberadaan Prada DP saat ini.
"Belom. Aku ado kawan. Kawan aku tu kk keponakannyo Alm. Vera ..barusan nian td sore becerito tntang Qlm.vera .. blm dapet lanang itu. Trakher dilacak dio ado di lampung bakahuni,, tp dio ngilang lagi . Tnang be dpet tula. man dk mati di penjaro. Gek dio mati di hantui raso bersalah .alias mati dewek," tulis pemilik akun @fitryanggraini15.
Menurut keterangan akun @fitryanggraini15, keluarga Vera menyebut jika saat ini Prada DP diduga ada di Lampung.
Namun, terduga pelaku mutilasi Vera Oktaria tersebut berhasil abur dan masih dalam pencarian.
7 kasus pembunuhan yang tak kunjung terungkap :
Beberapa kasus pembunuhan kerap kali cepat ditindaklanjuti oleh kepolisian.
Dalam hitungan jam, polisi dan jajarannya bisa menangkap pelaku pembunuhan.
Namun, tidak dengan sederet kasus pembunuhan misterius ini.
Ada korban yang mati mengenaskan, ada juga yang menghilang tanpa jejak.
Berikut sederet pembunuhan misterius yang tak pernah terpecahkan yang sudah dirangkum TribunKaltim.co dari Tribun Jakarta, National Geographic dan sumber lainnya.
1. Tamam Shud

Kasus Tamam Shud atau yang dikenal sebagai Misteri Pria Somerton adalah kasus yang terjadi pada 1 Desember 1948.
Kala itu seorang pria tak teridentifikasi yang ditemukan dalam keadaan meninggal pada pukul 06.30 pagi waktu setempat di Pantai Somerton, Glenelg, sebelah selatan Adelaide, Australia Selatan.
Saat ditemukan, jasad pria tersebut tak meninggalkan kartu identitas satupun.
Dari hasil pemeriksaan, polisi hanya menemukan sebatang rokok yang baru separuh diisap di kantongnya dan beberapa benda lain.
Di antara benda itu, ada secarik kertas yang dipilin kencang dalam saku.
Kertas itu bertuliskan 'Tamam Shud' yang dalam bahasa Persia artinya 'tamat'.
Saat ditelusuri lebih lanjut, kertas itu merupakan sobekan dari halaman terakhir buku Rubaiyat Omar Khayyamm, yang ditulis oleh penyair abad 12, Omar Khayyam.
Namun dari buku tersebut tak bisa memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai misteri kemarian orang tersebut.
Beberapa spekulasi muncul: jenazah pria tersebut merupakan korban atau mata-mata saat Perang Dingin.
Dikabarkan pria tersebut pun mati dalam kondisi diracun.
Kasus yang tak berhasil diidentifikasi oleh polisi ini menjadi kasus paling misterius di Australia.
2. The Children Who Went Up in Smoke

Natal pada 1945 yang harusnya dirayakan dengan suka cita justru berakhir tragis di keluarga George Sodder di Fayetteville, Virginia Barat.
Menjelang malam natal, warga setempat dikejutkan dengan musibah kebakaran di kediaman George Sodder.
Saat musibah terjadi, seluruh anggota keluarga ada di rumah tersebut.
Dilansir dari thread Kaskus dari beragam sumber, keluarga tersebut beranggotakan 12 orang, yaitu George Sodder (50) seorang imigran asal Italia yang menjalankan bisnis di bidang batubara dan istrinya Jeannie Sodder dan 10 anak mereka.
Anak tertua mereka telah masuk di militer, jadi di rumah tinggal 9 anak lainnya, yaitu John (23) George jr. (16) Marian (17) Maurice (14) Martha Lee (12) Louis (10) Jeannie (8) Betty (6) dan Sylvia (2).
Kronologinya begini: pada malam itu, keluarga Sodder sedang menunggu datangnya hari natal esok hari, Marian memberikan mainan baru untuk adik adiknya, di mana Martha, Jeannie, Betty, Maurice dan Louis asik bermain hingga pukul 10 malam. Ketika itu ibu mereka menyuruh mereka untuk pergi tidur.
Sedangkan George, John dan George jr. telah beristirahat terlebih dahulu karena kelelahan setelah bekerja seharian di bisnis sang ayah.
Setelah mereka semua pergi tidur, Jeannie mengunci seluruh rumah dan membawa Sylvia untuk tidur bersamanya.
Pada tengah malam Jeannie terbangun setelah mendengar telepon yang berdering dari kantor George di lantai bawah. Setelah diangkat ternyata hanyalah seorang wanita yang salah sambung dan Jeannie kembali ke kamarnya untuk tidur. Jeannie mengatakan wanita itu tertawa dengan cara yang aneh.
30 menit kemudian Jeannie kembali terbangun, kali ini dia mendengar sesuatu seperti membentur atap rumahnya dan memantul-mantul, namun karena hanya mendengarnya sebentar Jeannie kembali tidur.
Setengah jam kemudian, Jeannie terbangun lagi dan kali ini benar benar membuatnya kaget, dia melihat asap ada di dalam kamarnya, dia merasa pasti ada yang terbakar di dalam rumahnya. Setelah melihat ke seluruh rumah diketahui sumber api berasal dari ruang kerja George.
Jeannie yang panik mulai berteriak dan membangunkan George dan Marian, Marian kemudian diminta membawa Sylvia yang berada di kamar atas untuk dibawa keluar.
Setelah itu Jeannie dan George menuju kamar anak-anak yang lain untuk membangunkan mereka. Namun hanya John dan George jr. yang terbangun.
Lantas Jeannie dan Marian yang telah berada di luar rumah segera meminta tolong ke warga sekitar. Sementara George bersama kedua putranya mencari cara kembali masuk ke rumah yang telah dilalap api.
George yang saat itu nekat untuk kembali kedalam rumah ternyata gagal mencapai lantai 2 di mana kamar anaknya yang lain berada dikarenakan tangga penghubung saat itu penuh dengan api dan George berpikir bahwa tangga yang tidak dapat dilewati itulah yang membuat putra putrinya keluar rumah.
George kemudian mencari cara lain mencapai kamar dilantai 2 itu, dia memanjat tembok di sebelah rumah dan memecahkan kaca kamar tapi dia tidak melihat seorang pun di kamar itu.
Mereka kemudian menjalankan truk untuk mempermudah masuk ke kamar melalui jendela yang telah dipecahkan tadi, namun truk tersebut tidak juga mau dinyalakan, mungkin akibat cuaca yang saat itu terlalu dingin.
Marian yang saat itu meminta pertolongan, menuju rumah satu warga dan mencoba menelepon pemadam kebakaran Fayetteville, namun tidak ada jawaban. Lepas dari jam 1 dini hari, seorang tetangga pergi ke tempat pemadam kebakaran, namun sialnya para petugas tidak ada disana.
F.J Morris, kepala pemadam kebakaran mengatakan bahwa dia kekurangan petugas karena Perang Dunia 2 dan petugas yang masih ada sedang berada di rumah untuk merayakan Natal.
Dengan tidak adanya bantuan dari pemadam kebakaran, tentu saja membuat rumah keluarga Sodder tidak tertolong lagi.
Pagi harinya George, George jr. dan John harus menjalani perawatan karena luka bakar yang mereka derita. Di lokasi kejadian para tetangga dan petugas pemadam kebakaran yang datang pukul 8 pagi langsung melakukan penyisiran dan pembersihan rumah itu untuk mencari 5 anggota keluarga Sodder yang di yakini berada di dalam rumah saat kebakaran terjadi.
Jam 10 pagi, kepala pemadam kebakaran melaporkan bahwa tidak ditemukan adanya tanda-tanda korban (mayat, tulang dan organ lainnya) di TKP.
Setelah penyelidikan yang panjang, dugaan mengarah pada satu hal: lima anak yang hilang diculik saat kebakaran terjadi.
Keluarga Sodder mengerahkan berbagai cara untuk mendapatkan lima anggota keluarganya kembali, mulai dari menyewa detektif swasta hingga membuka sayembara yang diganjar hadiah dengan nilai cukup fantastis.
Namun tak ada yang pernah bisa memecahkannya, hingga kini lima anak tersebut tak pernah ditemukan. Diduga, kelima anak tersebut sudah tewas dibunuh.
3. Pria Kapak New Orleans( 1918-1919)
Pada malam tanggal 22 Mei 1918. Jake dan Andrew Maggio dikejutkan dengan pemandangan mengerikan. Jake dan Andrew menemukan saudara lelaki mereka yang sekarat dan istrinya yang telah tewas dengan dibantai secara brutal menggunakan kapak. Keduanya merupakan korban pertama dari orang yang dikemudian hari dikenal dengan julukan Pria Kapak New Orleans.
Selama aksinya, pembunuh misterius ini menghilangkan nyawa lebih dari 10 orang di rumah mereka masing-masing. Namun, tak pernah ada barang yang diambil dari tempat tinggal korban. Hingga hari ini, identitas pembunuh tak diketahui, meskipun ada banyak teori yang beredar.
Kebanyakan korban berkebangsaan Italia-Amerika memunculkan spekulasi, motif pembunuhan berlatar belakang suku atau memiliki hubungan dengan mafia atau kelompok kriminal yang terorganisir. Teori lain menyatakan target utama pembunuh adalah wanita.
Beberapa tahun kemudian, kriminolog Colin dan Damon Wilson berteori, Pria Kapak hanya membunuh pria jika mereka menghalanginya untuk membunuh wanita. Teori ini didukung oleh kasus pembunuhan seorang ibu rumah tangga, namun suaminya yang tidak menyadari kehadiran si pembunuh, tidak ikut dibunuh.
Pembunuhan oleh Pria Kapak yang terakhir terjadi pada 27 Oktober 1919, ketika Mike Pepitone dibunuh di kamarnya. Ada beberapa nama tersangka yang sudah dikantongi penyelidik saat itu selama bertahun-tahun. Colin dan Damon Wilson yakin pembunuhnya adalah Joseph Momfre, seorang pria yang ditembak mati pada tahun 1921, oleh seorang wanita yang mengaku sebagai janda Pepitone.
Sementara kriminolog lain, Richard Warner mengklaim bahwa tersangka utama yang menjadi Pria Kapak ialah Frank “Doc” Mumphrey, seorang pria yang baru-baru saja pindah dari New Orleans ke Los Angeles dan memiliki hubungan dengan keluarga-keluarga mafia. Mumphrey juga menggunakan nama samara “Leon Joseph Monfre”.
4. Pembunuhan Nora Fuller (1902)
Pada 10 Januari 1902 di San Francisco, gadis berusia 15 tahun bernama Nora Fuller melihat sebuah iklan di San Francisco Chronicle yang mencari “gadis muda penjaga bayi-rumah nyaman dan upah menarik”. Ia kemudian berbicara dengan ibunya dan melamar pekerjaan itu.
Hari berikutnya, sebuah kartu pos tiba di rumah keluarga Fuller, meminta Nora untuk datang ke sebuah restoran terkenal untuk wawancara dengan John Bennett. Dengan gembira, Nora meninggalkan rumahnya pukul 17.00 untuk janji bertemu pukul 18.00.
Beberapa jam kemudian, Nora menelepon rumah untuk mengatakan, Tuan Bennett menginginkan ia bekerja secepatnya. Itulah terakhir kalinya orang mendengar kabar darinya.
Sekitar pukul 17.00 hari itu, seorang yang telah dikenal baik oleh pegawai restoran memberitahukan kepada para pegawai, ia tengah menunggu seorang gadis muda dan meminta mereka untuk mengarahkan gadis itu ke meja yang telah dipesannya ketika gadis tersebut tiba. Kemudian, ia menghilang begitu saja dari restoran.
Semua petunjuk mengarahkan, pria tersebut adalah John Bennett, seseorang yang membuat janji bertemu Nora. Namun tak diketahui apakah Nora benar-benar bertemu dengannya atau tidak.
Pada 16 Januari, lima hari setelah Nora meninggalkan rumahnya, Ibunda Nora, Nyonya Fuller menghubungi polisi untuk melaporkan hilangnya Nora. Hampir tiga minggu kemudian, tubuh Nora ditemukan saat inspeksi rutin perusahaan di bangunan yang baru saja dikosongkan.
Tubuh telanjang Nora tergeletak di tempat tidur dalam sebuah rumah yang tak memiliki perabotan lain. Hasil otopsi menunjukkan Nora dicekik hingga tewas dan mungkin dibunuh tak lama setelah ia meninggalkan rumahnya hampir sebulan sebelum penemuan jenazah.
Bangunan tersebut telah disewa oleh Mr. Howard, yang telah menandatangani kontrak sewa hanya dua bulan sebelumnya. Penyelidikan awal polisi menyimpulkan Howard dan Bennett merupakan orang yang sama. Namun, identitas asli dan keberadaan orang tersebut hingga kini tak pernah diketahui.
5. Pembunuhan di Hutan Kluxen (1921)
Tanggal 6 Oktober 1921, headline koran yang seharusnya menampilkan kejuaraan bisbol dunia justru mengumumkan penemuan suram: pembunuhan sadis gadis kecil berusia 12 tahun dari Madison, New Jersey.
Janet Lawrence tewas setelah ditikam sebanyak 25 kali, dan lehernya digorok. Jasadnya ditemukan di hutan Kluxen, di jalur yang biasa ia lewati ketika berjalan sepulang dari sekolah. Sebuah sapu tangan melilit lehernya, sementara tangan dan kaki Janet terikat jenis tali rami yang biasanya digunakan untuk mengikat semak-semak mawar.
Petunjuk terakhir tersebut mengarahkan dugaan penyelidik, pembunuhnya kemungkinan merupakan pekerja rumah kaca. Tanpa petunjuk lain, mereka mulai menangkap siapa saja yang mungkin memiliki hubungan, meski sedikit, dengan kejahatan tersebut.
Seorang remaja laki-laki 14 tahun bernama Francis Kluxen yang tengah berburu di hutan pada hari pembunuhan Janet, merupakan orang yang pertama ditangkap. Meski ia memiliki pisau lipat Pramuka, namun tidak ada darah pada pakaiannya dan tak ada tanda-tanda ia berada di dekat area ditemukannya jasad Janet. Polisi dikritik atas penangkapan Kluxen, dan kemudian ia dibebaskan tanpa dakwaan.
Polisi kemudian menyatakan mereka mencari orang yang berpakaian kumal yang terlihat di sekitar area pembunuhan. Segera saja, mereka menangkap Frank Felice, seorang tunawisma. Tapi kemudian Felice dibebaskan segera.
Selanjutnya, Frank Ruke yang ditangkap. Ketika ia menolak untuk berbicara dengan detektif, mereka membawa Ruke ke TKP untuk memaksanya memperagakan tindakan pembunuhan yang polisi duga telah dilakukannya. Tetapi Ruke menolak untuk melihat area di mana tubuh gadis kecil itu ditemukan. Meskipun terjadi pertentangan seru dengan para polisi, Ruke akhirnya dibebaskan karena kurangnya bukti.
Setahun kemudian, polisi kembali menangkap Francis Kluxen. Kali ini, Kluxen harus menghadapi persidangan. Ketika disidang, Kluxen menyampaikan catatan detail pergerakannya pada hari pembunuhan Janet. Seminggu kemudian, ia divonis bebas. Sekali lagi, polisi dikritik keras karena sembarang tangkap tanpa menyajikan bukti jelas jika Kluxen bersalah.
Polisi terus saja menangkap beberapa orang tak bersalah lain atas pembunuhan Janet Lawrence. Tapi pembunuh aslinya tak pernah tertangkap, dan kasus pembunuhan Janet tak terungkap.
6. Pembunuhan Caroline Luard (1908)
Sekitar pukul 14.30 pada 24 Agustus 1908, Caroline Luard dan suaminya, Mayor Jenderal Charles Luard, meninggalkan kediaman mereka di Kent untuk berpergian bersama.
Ketika pasangan tersebut tiba di Crown Point, mereka pergi ke arah yang berbeda. Jenderal Luard mengambil tongkat golfnya, sementara Caroline menuju rumah musim panas mereka. Itulah terakhir kalinya Jenderal Luard melihat istrinya hidup.
Sekitar pukul 16.30, Jenderal Luard pulang ke rumah. Ia menjadi khawatir karena ternyata istrinya belum pulang. Sore itu, mereka mengundang seorang rekan, Nyonya Stuart, untuk minum teh bersama. Dan tidak biasanya Caroline terlambat dalam pertemuan dengan rekan perusahaan.
Jenderal Luard kemudian berjalan menuju ke rumah musim panas. Sesampainya di sana, ia menemukan tubuh istrinya yang sudah tak bernyawa dengan dua lubang bekas peluru di kepalanya.
Investigasi polisi menunjukkan Caroline ditembak sekitar pukul 15.15 dalam upaya perampokan. Annie Wickham, seorang ibu rumah tangga yang tinggal tak jauh dari situ, serta Daniel Kettle, seorang buruh tani, keduanya mengatakan pada polisi, mereka mendengar dua ledakan keras seperti tembakan siang itu.
Meskipun telah terbukti Jenderal Luard berada di lapangan golf saat istrinya terbunuh, banyak masyarakat kota yang menganggapnya sebagai tersangka utama. Ia juga menerima sejumlah surat tuduhan dan ancaman setelah kematian istrinya. Kombinasi surat-surat dan pertanyaan-pertanyaan ekstensif tentang kematian istrinya membuat Jenderal Luard semakin terpuruk.
Ia akhirnya meninggalkan rumah keluarganya dan tinggal sementara waktu bersama rekannya, Kolonel Ward. Luard bercerita kepada Ward, tekanan yang ditujukan padanya sejak kematian istrinya sudah tak tertahankan lagi.
Tak lama kemudian, Luard berjalan ke persimpangan kereta West Farleigh dan menabrakkan dirinya ke kereta ekspress yang saat itu melintas. Hingga saat ini, identitas pembunuh Caroline tak pernah terungkap.
7. Pembunuhan Willie Starchfield (1914)
Seorang anak laki-laki yang bekerja sebagai kurir menemukan jasad Willie pada sore hari tanggal 8 Januari 1914, di Stasiun Mildmay Park. Bekas yang terdapat pada leher bocah menunjukkan ia dijerat dengan sepotong kabel yang kuat.
Bocah malang tersebut dengan cepat diidentifikasi sebagai Willie, putra John dan Agnes Starchfield, pasangan yang telah bercerai. Willie tinggal bersama ibunya. Sebelumnya, Agnes menyuruhnya untuk mengerjakan tugas. Itulah kali terakhir ibunya melihat Willie dalam keadaan hidup.
Laporan petugas penyidik kematian menyatakan kematian Willie terjadi di rentang waktu 14.00 hingga 15.00. Ketika kereta melakukan beberapa perjalanan, tubuh anak yang dibaringkan itu tak diketahui, hingga ditemukan pada sore harinya.
Ayah Willie telah ditanyai kemana saja ia pergi pada hari kematian Willie. Ia menyatakan dirinya berada di tempat tidur di sebuah rumah penginapan pada hari itu, dan ia sudah tidak bertemu putranya selama tiga minggu.
Sepotong kabel telah ditemukan oleh dua petugas kereta di jalur yang dilalui kereta Willie pada hari pembunuhan itu. Sementara itu, saksi lain menyatakan, ia melihat seorang pria di kompartemen kereta “membungkuk di atas sesuatu dan tampaknya mengikat bungkusan".
Mungkin, saksi yang paling penting ialah Clara Wood, yang mengenali ayah Willie dan melihatnya bersama seorang bocah laki-laki kecil di jalan. Anak laki-laki tersebut tampak sedang memakan sepotong kue.
Starchfield dengan tegas membantah dirinya membunuh anaknya tapi akhirnya ia harus menjalani persidangan. Saat persidangan, tuntutan jaksa gugur. Wood dianggap saksi yang kurang bisa dipercaya karena tidak dapat mengingat rincian penting ketika ditanya.
Saksi potensial lain mencoba bunuh diri sebelum dimulainya persidangan dan tidak dipanggil untuk bersaksi. Karena tidak ada bukti dan saksi kuat, Hakim pun memvonis bebas ayah Willie. Sementara pembunuh yang sebenarnya tak terungkap hingga kini. (National Geographic Indonesia/List Verse/Berbagai sumber)
(TribunKaltim.co/Doan Pardede)
BACA JUGA
Ramalan Zodiak Hari Ini Senin, Soal Cinta, Aquarius Berjumpa Jodoh, Hati Capricorn yang Bersemangat
Game of Thrones Season 8 Episode 6 Senin Pukul 08.00 WIB: Berikut Sinopsis, Jadwal Tayang, dan Link!
Partai Demokrat Bersama 02 Sampai 22 Mei dan Ferdinand Hutahaean Tarik Dukungan dari Prabowo-Sandi
Sejarah Pemberian THR dan Orang yang Pertama Kali Mencetuskannya, Serta Cara Penghitungannya
Mau Menukarkan Uang untuk Lebaran 2019 ? Perhatikan 4 Hal Ini Sebelum Menyesal
Like dan follow Fanspage Facebook
Follow Twitter
Follow Instagram
Subscribe official YouTube Channel