Pilot Jepang Ungkap Misteri Hilangnya Pesawat Malaysia Airlines MH-370, Ada Hal Yang Disembunyikan

Seorang pilot ternama Jepang, Hiroshi Sugie (73) mengungkapkan adanya sesuatu yang dirahasiakan pemerintah Malaysia dan tak diungkapkan kepada umum

Penulis: Cornel Dimas Satrio |
Getty/Mirror
Anggota kepolisian di Pulau Reunion tengah menjaga pecahan bagian sayap yang diduga berasal dari sebuah Boeing 777 milik Malaysia Airlines MH370 yang hilang. Pada Sabtu (1/8/2015), pecahan tersebut sudah tiba di Perancis untuk diteliti. 

Pilot Zaharie diketahui sempat berfoto bersama temannya menggunakan kaos hitam bertuliskan 'Demokrasi Telah Mati', yang menurut polisi sebagai motif bunuh dirinya setelah membajak pesawat MH-370.

Pilot MH370 (kanan) bersama temannya sebagai pendukung kuat Anwar Ibrahim, oposisi pemerintah Malaysia.
Pilot MH370 (kanan) bersama temannya sebagai pendukung kuat Anwar Ibrahim, oposisi pemerintah Malaysia. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Zaharie memiliki putri usia 27 tahun (2014) yang tinggal di Melbourne dan sehari sebelum kejadian tersebut Zaharie meminta semua keluarganya ke luar rumah.

Ditemukan alat simulator pesawat di rumah Zaharie dan pada chating dengan temannya dia menuliskan 'Saatnya untuk meningkatkan level simulator.'

Kemudian temannya sudah merasakan adanya keinginan Pilot Zaharie membajak pesawat saat itu.

Sebelumnya, pakar penerbangan menyebut bahwa hilangnya pesawat berpenumpang 239 orang itu adalah usaha bunuh diri sang kapten.

Martin Dolan yang memimpin pencarian dasar laut dari pesawat MH370 juga menyampaikan hal yang sama.

"Ini sudah direncanakan, ini disengaja, dan itu dilakukan selama jangka waktu yang panjang," ungkap Dolan dikutip dari Newsweek, Senin (14/05/2018).

Dolan juga menolak kemungkinan bahwa kelompok teroris berada di belakang insiden tersebut.

"Jika ini adalah peristiwa terorisme, hampir tidak bisa diubah bahwa organisasi teroris akan mengklaim kejadian itu. Tidak ada klaim seperti itu," ujar Dolan.

Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Larry Vance, seorang penyelidik kecelakaan udara Kanada.

"Dia bunuh diri, sayangnya, dia (juga) membunuh semua orang di pesawat, dan dia melakukannya dengan sengaja," kata Vance.

"Tidak ada alasan untuk tidak percaya bahwa pilot tidak menekan kabin untuk melumpuhkan penumpang," imbuhnya.

Selain dua pakar tersebut, ada Simon Hardy, pilot dan instruktur Boeing 777 yang juga memberi pendapat.

Dengan layar interaktif, Hardu merekonstruksi rute pesawat berdasarkan radar militer.

Dari rekonstruksinya tersebut, Hardy mengklaim bahwa Kapten Zaharie Amad Shah mengemudikan pesawat di sepanjang perbatasan Malaysia dan Thailand.

Tak hanya itu, kapten Shah juga mengemudi dengan saling bersilangan untuk menghindari deteksi radar dari kedua sisi.

"Itu berhasil, karena kami tahu, sebagai fakta, bahwa militer tidak datang dan mencegat pesawat tersebut," kata Hardy.

Kedua panelis yang turut hadir dalam acara tersebut juga menolak kesimpulan yang diambil dalam acara Safety.

Transport Bureau Australia. Dalam acara tersebut, disimpulkan bahwa hilangnya MH370 adalah "penyelamatan kematian" yang tidak terkontrol.

Sebaliknya, kedua panelis itu mengatakan bahwa Shah mengemudikan pesawat lebih jauh 185 kilometer dari yang seharusnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved