Pilpres 2019
Di Balik Kerusuhan 22 Mei, Reporter Cindy Permadi Mendadak Viral di Sosial Media, Begini Faktanya
Di media sosial, warganet ramai membincangkan sosok Cindy Permadi yang tampil di layar kaca melaporkan langsung peristiwa mencekam di sejumlah titik
TRIBUNKALTIM, JAKARTA - Di balik kerusuhan 22 Mei di Jakarta kemarin, seorang reporter Kompas TV menarik perhatian netizen.
Di media sosial, warganet ramai membincangkan sosok Cindy Permadi yang tampil di layar kaca melaporkan langsung peristiwa mencekam di sejumlah titik di Jakarta.
Cindy pun viral sejak dua hari lalu.
Banyak warganet yang salah fokus, dan memberikan beragam komentar.
Tagar #savecindy #aksibelacindy #cindyforever pun meramaikan jagat medsos.
Di YouTube channel Kompas TV dipenuhi komentar-komentar tentang reporter Kompas TV tersebut.
Bahkan, live streaming Kompas TV yang tengah memperlihatkan situasi di lokasi kejadian dibanjiri puja-puji dan nama si reporter ketimbang kejadian di kamera.
Viralnya Reporter Kompas TV ini karena aksinya yang disaksikan warganet saat melakukan laporan di sekitar tempat kejadian kericuhan secara langsung di channel KompasTV.
Warganet merasa khawatir kepada Reporter Cindy Permadi saat melakukan Live Streaming aksi 22 Mei ini.
Bahkan, secara antusias melontarkan kalimat kekhwatiran di kolom komentar.
Ada komentar warganet yang buat suasana lucu adapula yang begitu cemas karena takut Reporter Cindy Permadi mengalami musibah saat live streaming.
Hal itu dimulai saat Aksi 22 Mei yang melibatkan begitu banyak massa di sekitar Gedung Bawaslu Jakarta berujung anarkis.
Aparat keamanan baik Polri hingga TNI dikerahkan untuk melakukan pengamanan.
Namun yang menjadi sorotan Netizen bukan hanya aksi 22 Mei-nya melainkan juga si reporter Kompas TV yang berparas cantik.
Sampai-sampai ketika tampilan kembali ke studio, para penonton malah menuntut si reporter cantik untuk muncul lagi ke kamera.
Komentar-komentar bernada kocak pun dilayangkan para penonton.
"Kembalikan Cindy ke kami,"
"Cindy lecet kami turun gunung,"
"SaveCindy'
"Ganti Amin Rais dengan Cindy"
"Lipat gandakan THR Cindy"
"Cindy aku padamu."
"Cindy i love u."
"ENDINGNYA HARUS ADA CINDY"
"Butuh Cindy"
"Mana Cindy"
Pujian tidak hanya berhenti kemarin.
Hari ini, lagi-lagi Cindy muncul melaporkan secara langsung situasi dalam tayangan Kompas siang di depan kantor Bawaslu RI Jalan MH Thamrin.
Lagi-lagi dia dibanjiri komentar :
fahri pigon
Cindy?? Oh maygattt nama mu kian di elu elukan sajaa
Aa Haris
CINDY,,, Hi ey.. yg lagi viral nih
Adi Wijaya
Cindy jadikan hero di Mobile legend donk
Karim Tepos
Cindy oh cindy...knpa panas2 nanti gosong.
Netizen yang lain malah sampai membuat lagu tentang Cindy dan diupload di YouTube.
Berikut videonya:
Tak hanya di YouTube, di facebook pun nama Cindy tak luput dari perbincangan.
Beberapa Netter bahkan mengejar Cindy sampai ke Facebook.
Walhasil salah satu postingan Cindy yang memperlihatkan pekerjaannya sebagai reporter di Kompas TV pun tak luput dari komentar.
Sementara itu, terpantau dari profil twitternya, Cindy Permadi menulis kalau dirinya adalah seorang Introvert Akut.
"introvert aku. mamak ucing," tulisnya.
Sementara pada sampul twitter tertulis kalimat "bagaimana mungkin kamu merasa kalah padahal kamu tidak berjuang.
Stasiun Tanah Abang di Jakarta tak luput dari sasaran kerusuhan massa pada aksi 22 Mei 2019.
Dilaporkan, massa melempari atap Stasiun Tanah Abang pada Rabu (22/5/2019) pagi.
Namun kejadian ini tidak menimbulkan korban luka.
Akibat insiden tersebut, PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengimbau massa yang berdemonstrasi di sekitar Stasiun Tanah Abang agar tidak merusak fasilitas KAI di lokasi tersebut.
"KAI menyesalkan kejadian ini karena pelemparan ke arah stasiun tidak hanya dapat merusak fasilitas stasiun dan kereta, namun juga dapat melukai penumpang yang sedang ada di area stasiun," ujar VP Public Relations KAI Edy Kuswoyo dalam keterangannya, Kamis (23/5/2019).
Edy menuturkan, pihaknya mengimbau masyarakat supaya tidak melakukan pelemparan dan perusakan terhadap fasilitas perkeretaapian.
Karena dengan terganggunya operasi kereta api, maka dapat menggangu aktivitas perekonomian masyarakat.
Apalagi selama ini, KAI sebagai fasilitas publik yang digunakan juta penumpang setiap harinya dan merupakan andalan masyarakat untuk beraktivitas setiap hari.
"KAI berharap agar masyarakat dapat menyampaikan aspirasinya dengan penuh ketertiban, dan tidak mengganggu pelayanan serta fasilitas kereta api di sekitarnya," ujarnya.
Mulai Kondusif
Kondisi pasca aksi 22 Mei 2019 di wilayah Jakarta terpantau kondusif.
Sejumlah perkantoran dan warga kini sudah berangsur melakukan aktivitas.
Beberapa wilayah sebelumnya menjadi titik bentrok antara massa aksi dan pihak kepolisian.
Pada Rabu (22/5/2019) malam, Jalan KH Wahid Hasyim menjadi titik kerusuhan.
Mengutip dari Kompas.com, kawasan tesebut sudah kembali bisa diakses pada Kamis (23/5/2019).
Sementara Jalan MH Thamrin di depan Kantor Bawaslu RI, masih ditutup.
Jalan MH Thamrin hingga Kamis (23/5/2019) pukul 07.05 belum bisa dilakui kendaraan.
Kawat berduri juga masih terpasang di persimpangan Sarinah.
Pasukan keamanan Brimob masih bersiaga di sekitar kantor Bawaslu.
Flyover Slipi yang juga sempat menjadi titik kerusuhan sudah bisa dilintasi kendaraan mulai Kamis (23/5/2019) pagi.
Aktivitas perkantoran dan toko di sekitar flyover Slipi kini mulai kembali hidup.
Penjagaan ketat dari pihak kepolisian maupun barikade, pada pukul 07.45 terpantau sudah tidak ada.
Meski Jalan Slipi terpantau kondusif, beberapa sisa aksi demo masih berserakan.
Masyarakat perlu berhati-hati lantaran sebagian jalan dipenuhi dengan batu dan jelaga.

Pada Rabu (22/5/2019) malam, massa membakar ban di kawasan KS Tubun. Sehingga membuat aparat kepolisian menutup akses menuju kawasan tesebut.
Sebelumnya, pada Rabu (22/5/2019) pagi kerusuhan juga terjadi di kawasan tersebut yang membuat sejumlah mobil terbakar di area asrama polisi.
Masih mengutip dari Kompas.com, pantauan hingga Kamis (23/5/2019) pagi pukul 07.30, Jalan KS Tubun sudah bisa dilalui kendaraan.
Sementara di sekitar lokasi Asrama Brimob Petamburan masih terpantau pecahan kaca dan bakar-bakaran sampah.
Untuk akses masuk komplek Asrama Brimob kini kembali dibuka.
Kawat berduri masih dipasang di lokasi disertai dengan penjagaan pihak kepolisian.

Stasiun Tanah Abang yang sebelumnya dinonaktifkan kini juga kembali beroperasional.
Meski telah dibuka, VP Corporate Communication PT KCI Anne Purba mengimbau masyarakat untuk terus mengikuti perkembangan terkini dan mengutamakan keamanan serta keselamatan.
"KRL relasiRangkasbitung/Maja/Parungpanjang/Serpong-Tanah Abang PP. Sementara rute KRL loop line relasi Bogor/Depok/Nambo-Duri/Jatinegara PP juga kembali normal dan berhenti untuk melayani naik turun pengguna di Stasiun Tanah Abang," ujar VP Corporate Communication PT KCI Anne Purba, melalui keterangan tertulis, Kamis (23/5/2019) dikutip dari Kompas.com.
"Dalam memberikan layanan, PT KCI senantiasa mengutamakan keselamatan para pengguna KRL," ucapnya.
Kerusuhan saat aksi unjuk rasa hasil Pilpres 2019 atau Pemilu 2019 terjadi di Tanah Abang pada Rabu (22/5/2019) dini hari.
Kerusuhan terjadi ketika polisi yang memukul mundur massa demonstrasi mendapat perlawanan dari massa yang menolak untuk bubar.
Pada Rabu (23/5/2019) malam kerusuhan kembali terjadi di depan kantor Bawaslu.
Kericuhan diawali sesuai Maghrib saat ada pelemparan botol dari massa ke arah pihak kepolisian.
Kericuhan juga diikuti dengan pelemparan petasan selama beberapa menit sebelum akhirnya reda.
Sekitar pukul 20.05 WIB, kericuhan kembali terjadi dan membesar.
Massa melemparkan petasan, bom molotov bahkan batu.
Petugas kemudian menembakkan gas air mata dan mobil meriam air untuk mengendalikan massa.
Subscribe official YouTube Channel
BACA JUGA:
Pilot Jepang Ungkap Misteri Hilangnya Pesawat Malaysia Airlines MH-370, Ada Hal Yang Disembunyikan
Divonis Sulit Punya Anak, Ustaz Solmed Pernah Diminta Menikah Lagi, Simak Pengakuan April Jasmine
BERITA terkini: Wapres Jusuf Kalla Buka Suara Terkait Demo 22 Mei 2019, 'Tak Mengubah Hasil Pemilu'
KABAR TERKINI Demonstran Tinggalkan Lokasi Perempatan Sarinah Jakarta, Beri Salam Polri dan TNI
Pemerintah Rilis Daftar Tiga Kelompok Dibalik Kerusuhan 22 Mei Jakarta, Incar Tembak Pejabat