Mantan Jenderal Jadi Wakil Rakyat, Safaruddin Siap Jungkir Balik di Senayan
Ia sempat menemui kegagalan pada Pemilukada Kaltim 2018 sebagai calon wakil gubernur.
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani |
Inspektur Jenderal Polisi (Purn) Safaruddin jadi satu dari 8 wakil Kaltim yang berhak duduk di kursi DPR RI. Dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 ia sukses merebut hati warga Kaltim. Faktanya, sebanyak 86.528 suara rakyat menitipkan mandat kepada dirinya duduk di Senayan, sebagai legislator perwakilan Kaltim.
TRIBUNKALTIM.CO - KATA orang bijak, hanya pejuang bermental baja yang mampu bangkit dari kegagalan.
Ya, Safaruddin membuktikannya.
Tak mudah bangkit dari kegagalan.
Ia sempat menemui kegagalan pada Pemilukada Kaltim 2018 sebagai calon wakil gubernur.
Namun situasi itu tak menyurutkan niatnya mengabdikan diri membangun provinsi penghasil minyak dan batu bara terbesar di Indonesia.
Tribun Kaltim secara ekslusif berbincang banyak hal tentang perjalanan mantan Kapolda Kaltim ini lolos ke Senayan. Ia jadi calon legislatif (caleg) yang mengumpulkan suara terbanyak kedua dari 8 orang yang berhak duduk di DPR RI.
"Terima kasih warga Kalimantan Timur. Atas kepercayaannya. Jabatan ini amanah yang bakal saya pertanggungjawabkan dunia dan akhirat," kata Safaruddin yang juga merupakan Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Maruf Amin di Kaltim.
Safaruddin percaya bahwa jalan politik yang saat ini dilakoninya, merupakan jalan pengabdian diri untuk berbuat banyak bagi orang lain.
Ia mengaku tidak pernah sedikit pun terbayang dalam benaknya, bakal terjun ke dunia politik.
“Garis tangan kita, kadang-kadang kita berkeinginan seperti ini, tapi kenyataan berbeda. Sekarang coba, saya ketua DPD PDIP, Caleg yang terpilih Alhamdulillah, kemarin ketua TKD pasangan calon nomor 01, Alhamdulillah keberhasilan Pak Jokowi menang disumbangkan dari Kaltim,” ujarnya.
Mengalir saja menjalani dinamika dalam hidup, sebutnya.
Ia pun sampai-sampai tak mengerti garis hidup yang diberikan Tuhan kepadanya, sehingga ia nyemplung ke dunia politik.
Prinsip hidup yang dipegangnya tak lain bagaimana manusia hidup bisa berguna bagi sesamanya.
“Prinsipnya, segala macam jabatan itu amanah dari Allah Subhaanahu wa Ta'ala. Semoga saya bisa jalankan amanah ini sebaik-baiknya untuk kesejahteraan rakyat Kaltim. Itu saja. Dulu mau jadi wagub, gak jadi. Niatnya bagaimana melakukan perubahan, sekarang di Legislatif, fungsi pengawasan dan penganggaran saya berjuang,” ujarnya.
Di Senayan nanti Safaruddin menyebut tak bisa sendiri berjuang. Diperlukan sinergitas dengan 7 koleganya yang duduk di DPR RI.
Tak lain untuk memperjuangkan anggaran di pusat, agar dapat turun dan dirasakan langsung warga Kaltim.
Ia pun mulai membuka komunikasi dengan para caleg terpilih yang duduk di Senayan, sejak mengetahui hasil rekapitulasi KPU Kaltim belum lama ini.
“Delapan orang ini akan berjuang mati-matian, jungkir balik. Supaya dana yang di pusat bisa datang ke Kaltim. Tujuannya tak lain kesejahteraan. Dana turun diawasi betul, sampai ke masyarakat. Nanti setelah dilantik. Harus dong, bersinergi. Pembagian kerja dimana. Kami akan koordinasi, cuma 8 orang gak susah,” ungkapnya.
Banyak Bekal Tahu Seluk Beluk Kaltim
Kiranya tak perlu diragukan lagi bekal yang bakal dibawa Safaruddin ke Jakarta. Mulai dari 2 tahun menjabat Kapolda Kaltim, ia berkeliling mengamati seluk beluk keamanan wilayah. Mulai dari kota hingga daerah terluar.
Ditambah lagi pengalaman yang masih segar sebagai mantan Cawagub Pilkada Kaltim 2018. Intensitasnya blusukan ke penjuru Kaltim tak terbendung.
“Keduanya tentu jadi bekal berharga buat saya,” tuturnya yang ditemui di salah satu pusat perbelanjaan kota Balikpapan.
Bukti yang tak bisa ditampik purnawiran jenderal polisi bintang 2 ini mengenal betul Kaltim.
Ia pun sudah tak asing dengan berbagai tokoh Kaltim, mulai dari tokoh agama, tokoh adat, pemuda hingga organisasi masyarakat.
Apalagi saat ini dirinya memegang komando Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kaltim. Lengkap sudah portofolio dirinya sebagai wakil rakyat daerah pemilihan (Dapil) Kaltim.
“Pengalaman itu jadi bukti kondisi Kaltim masih tak sesuai dengan harapan. Ada Kementerian yang banyak akan saya datangi nanti,” janjinya.
Saat ditanya hal prioritas di Kaltim, tanpa keraguan Safaruddin menjawab infranstruktur dan sumber daya manusia. Kedua hal itu harus digenjot maksimal mengimbangi potensi sumber daya alam Kaltim yang melimpah.
“Misal Balikpapan kesulitan air. Di pusat saya akan lobi hingga bagaimana anggaran itu turun untuk membantu pranata infranstruktur untuk menunjang hal tersebut,” jelasnya.
Pendidikan jadi instrumen penting membangun sumber daya manusia.
Upgrade sarana pendidikan, beasiswa dan jaminan pendidikan warga harus diperjuangkan.
Sehingga bisa melahirkan sumber daya manusia yang memiliki skill sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja yang perlu dikembangkan Kaltim. Tak kalah penting soal swasembada pangan.
Dibeberkannya, pertumbuhan ekonomi Kaltim merosot beberapa tahun terakhir, penyebabnya selalu ditimpakan pada kondisi perekonomian nasional yang juga melesu dan jatuhnya harga komoditas di pasaran global.
Jika pemerintah, pengusaha, dan masyarakat Kaltim tidak segera aware dengan kondisi ini, kekhawatiran bahwa perekonomian Kaltim akan memasuki masa resesi bisa menjadi kenyataan.
Ekonomi biaya tinggi masih jadi ganjalan investasi. Investasi ke Kaltim melulu masuk ke sektor-sektor pertambangan. Sogok, suap (gratifikasi), pungutan liar (pungli) seperti yang telah terjadi juga jadi salah satu penyebab ekonomi biaya tinggi itu.
Daya beli masyarakat menurun. Lapangan kerja menyempit. Krisis membayang. Mau tak mau perkara sogok, suap dan pungli harus segera diberantas. Terkait perbaikan perekonomian Kaltim, Safaruddin mengatakan swasembada panganlah jawaban mengatasi krisis tersebut.
“Kaltim butuh swasembada pangan. Beras harus murah," katanya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Nilai Tukar Petani (NTP) Kaltim 2017 terpuruk di level 96,29. Angka keseimbangan NTP adalah 100. Jika NTP di bawah 100 berarti petani merugi karena daya tukar kebutuhan rumah tangga petani lebih rendah dari biaya produksi yang harus mereka keluarkan. Jika pas 100 maka petani tidak untung dan tidak rugi alias impas.
“Harus kordinasi dengan Pemda. Eksekutornya dia. Kita konsultasi dengan Pemrov bagaimana supaya anggaran pertanian, perikanan, bisa dialokasikan untuk pembangunan infranstruktur kaiatan dengan swasembada. Kalau kurang kita bisa mintakan dana dari pusat langsung. Saya akan lakukan,” tuturnya.
Menurutnya para petani punya andil besar menyelamatkan perekonomian Kaltim ke depan. Sudah saatnya pemerintah ke depan melek, agar tak melulu fokus kepada pengerukan sumber daya alam berupa batu bara dan minyak.
Sudah saatnya masyarakat Kaltim menikmati hasil buminya sendiri, tak lagi mengkonsumsi beras maupun bahan pangan dari daerah lain. Begitupun dengan bahan pangan lainnya, seperti daging, telur, ikan dan susu.
Hubungan Baik dengan Mantan Pesaing
Saat disinggung hubungan dengan Gubernur Kaltim Isran Noor, yang juga merupakan pesaingnya di Pemilukada Kaltim 2018 silam, Safaruddin mengakui bahwa dirinya dengan Isran memiliki hubungan baik.
“Iya, dong (baik). Itu kan Pilkada sudah selesai. Sekarang kita bangun Kaltim sama-sama. Gak ada masalah lho, kemarin juga pas penandatangan, beliau juga doakan jadi di Senayan,” katanya.
Menurutnya dalam kompetisi apa pun selalu ada yang menang dan kalah. Menerima kedua predikat itu sama-sama harus lapang dada. Yang menang punya beban karena menanggung amanah rakyat, yang kalah berlapang untuk kemudian memikirkan bagaimana Kaltim bisa maju ke depan.
“Gak ada masalah. Sangat bodoh dan tak patut (memutuskan silaturahmi) dilakukan seorang wakil rakyat, sekarang dengan Pak Isran justru harus bersinergi membangun Kaltim,” pungkasnya.
Dirinya meyakini saat menjalani tugas sebagai wakil rakyat Kaltim di Jakarta, tentu akan sering berkordinasi dengan Gubernur.
“Apa kemampuan Kaltim? Kalau ada kekurangan, ya, saya tambal di Jakarta. Jabatan itu amanah dan akan dipertanggungjawabkan. Harus berbuat untuk masyarakat Kaltim,” ungkapnya.
Tanggapi Pemindahan Ibu Kota Negara
Disinggung soal rencana pemindahan ibu kota Negara ke Kaltim, Safaruddin seketika memperbaiki posisi duduknya.
Ia pun membeberkan saat dirinya jabat Kapolda, ia diminta pemerintah untuk menjabarkan kondisi Kaltim baik dari sisi keamanan dan geograf strategis wilayah.
Poinnya pemerintah memang serius mewacanakan pemindahan ibu kota, sampai belum lama ini presiden pun mengecek langsung lokasi di Kaltim.
“Kaltim kelebihannya bandara 2, ada jalan tol, penduduk masih kecil, dilintasi jalur perdagangan, masyarakat heterogen. Semua suku ada di Kaltim, Alhamdulillah gak ada masalah konflik sosial. Kalau dibanding dengan calon daerah lainnya kita paling siap,” selorohnya. (Muhammad Fachri Ramadhani)
Subscribe official YouTube Channel
BACA JUGA:
Siapa Paling Akurat? Ini Prediksi 10 Lembaga Survei, Ada Selisih Cuma 0,1 persen hingga Jauh Meleset
Bakal Tarung di MK, TKN dan BPN Punya Jagoan: Adu Cakap Bambang Widjoyanto dan Yusril Izha Mahendra
Begini Nasib Tong Sampah yang Didatangkan Anies Baswedan dari Jerman Setelah Aksi 22 Mei
Striker Persib Bandung Ezechiel NDouassel Simpan Sesal, Janjikan Ini di Laga Liga 1 2019 Berikutnya