Pilpres 2019

Sang Anak Ungkap AF hanya Gadai Senjata, Inilah Profil Para Eksekutor yang Mau Bunuh 4 Jenderal

Enam orang ditetapkan sebagai tersangka atas kasus rencana pembunuhan empat jenderal tokoh nasional.

Penulis: Syaiful Syafar | Editor: Januar Alamijaya
Wartakotalive.com/Zaki Ari Setiawan
Kediaman salah satu tersangka kasus percobaan pembunuhan empat jenderal tokoh nasional. Rumah ini berada di kampung Bulak RT 03/09, Serua, Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (29/5/2019). 

Dalam konferensi pers tersebut, Iqbal sempat memperlihatkan senjata api laras panjang rakitan dari Cipacing yang memiliki teleskop.

Sementara revolver Taurus kaliber 38 diperlihatkan oleh Wakapuspen TNI Laksma TNI Tunggul Suropati, yang duduk di sebelah kanan Iqbal.

"Yang dipegang Wakapuspen ini diduga senjata organik tapi ilegal yang didapat dari tersangka perempuan AF," terang Iqbal.

Istri Purnawirawan Jenderal

Belakang terungkap siapa sebenarnya sosok AF.

Dilansir WartaKotaLive.com, AF alias Fifi (53) diketahui memiliki nama lengkap Asmaizulfi.

Ia adalah istri Mayjen (Purn) Moerwanto.

Fifi juga merupakan Ketua Gempur (Gerakan Emak-emak Peduli Rakyat), organisasi sayap pendukung Prabowo-Sandiaga.

Meski Fifi dan suaminya aktif dalam organisasi dukungan ke pasangan capres 02 Prabowo-Sandiaga, dua dari empat anak mereka, ternyata adalah pendukung Jokowi-Maruf.

Hal itu dikatakan Bayu Putra Harfianto (28), anak pertama AF alias Fifi saat ditemui Warta Kota di rumahnya di Komplek Zeni AD, Kelurahan Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (29/5/2019).

"Saya sama adik nomor tiga dukung Jokowi. Kalau yang bungsu kan belum nyoblos. Saya pribadi kalau bicara ke ibu, saya bilang saya Jokowi. Waktu nyoblos 17 April kemaren pun, saya Jokowi," kata Bayu.

Rumah AF alias Fifi satu dari enam tersangka aksi 22 Mei 2019 yang diduga merencanakan pembunuhan ke empat jenderal pejabat negara.
Rumah AF alias Fifi satu dari enam tersangka aksi 22 Mei 2019 yang diduga merencanakan pembunuhan ke empat jenderal pejabat negara. (Wartakotalive.com/Budi Sam Law Malau)

Hal itu, kata Bayu, adalah hal yang lumrah di keluarganya karena sejak dulu keluarganya sangat demokratis.

"Suasana di keluarga kami memang demokratis sejak dulu. Karena beda pilihan ini kita jadi sering bercanda, terutama kalau makan. Ibu bilang dengan bercanda ke adik saya jangan dengerin omongan saya karena saya cebong. Lalu kita bales candaannya dan kita ketawa semua," papar Bayu.

Ia mengakui ibunya sempat mengarahkan dirinya dan adiknya untuk mencoblos Prabowo-Sandi.

"Ibu coba mengarahkan itu pastilah. Tapi ini kan demokrasi dan ibu sadar itu, kalau kita punya pilihan masing-masing, nggak apa-apa," katanya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved