Mudik Lebaran 2019
Terungkap Penyebab Harga Tiket Pesawat Naik Tak Masuk Akal, Ada Rekayasa dan Sasar Penumpang 'Mepet'
Kemenhub membeberkan penyebab melambungnya harga tiket pesawat. Salah satunya, ternyata memang ada rekayasa di aplikasi
Penulis: Doan Pardede | Editor: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto
TRIBUNKALTIM.CO - Melambungnya harga tiket pesawat beberapa hari belakangan mendapat perhatian khusus dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Kemenhub meminta maskapai penerbangan menegur mitra penjual/agen untuk tidak menampilkan harga tiket pesawat yang tidak masuk akal karena penerbangan harus melalui beberapa kali transit.
Di beberapa kasus, tiket lengkap dengan harga tiket pesawat yang dijual di aplikasi bukanlah tiket penerbangan langsung sesuai tujuan.
Untuk rute Bandung tujuan Medan misalnya, tiket yang ditawarkan adalah melalui transit Denpasar dan Jakarta, baru terbang ke Medan, sehingga harga tiket pesawatnya pun luar biasa, termurah Rp13.400.700 dan termahal Rp21.920.800.
Sementara untuk Jakarta-Makassar penerbangan yang ditawarkan harus transit melalui Jayapura, baru terbang lagi ke barat dari Jayapura ke Makassar, dan harga tiket pesawat dijual mencapai Rp24.576.400.
“Karena yang muncul di layar aplikasi konsumen, harga tiket jadi tidak masuk akal. Kalau maskapai tidak diingatkan untuk menegur mitra mereka, ini akan merugikan reputasi maskapai sendiri, sekaligus membuat calon penumpang menjerit,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Polana B. Pramesti di Jakarta, Kamis (30/5/2019) seperti dilansir setkab.go.id.
Polana menambahkan, dalam suasana di mana permintaan tiket pesawat mengalami puncak seperti musim liburan dan Lebaran 2019 tahun ini, pemunculan harga yang tidak masuk akal akan makin membuat publik kebingungan dan menurunkan kepercayaan terhadap pelayanan dalam industri penerbangan.
Rekayasa Platform Aplikasi
Mengenai harga tiket yang luar biasa mahal itu, dalam pengamatan Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub karena platform aplikasi penjualan tiket menawarkan pilihan sesuai dengan rute dan tanggal yang sudah dipilih oleh konsumen atau calon penumpang.
Setelah calon penumpang memilih rute dan tanggal, mesin aplikasi akan mencarikan semua jadwal penerbangan yang tersedia untuk rute tersebut pada tanggal yang telah dipilih.
Aplikasi kemudian akan memfilter jadwal yang masih tersedia, lalu menampilkannya di layar aplikasi pelanggan.
Di layar, pelanggan bisa mengurutkan berdasarkan harga yang ditawarkan, termasuk memfilter jenis-jenis maskapai tertentu.
Karena berbasis mesin algoritma, maka aplikasi akan menyediakan semua pilihan yang tersedia, termasuk apabila rute penerbangannya harus transit melalui bandara-bandara tertentu.
Pada musim-musim ramai seperti liburan Lebaran, penerbangan langsung untuk tanggal-tanggal favorit biasanya sudah tidak tersedia.
Calon penumpang yang membeli di waktu yang mepet dengan tanggal keberangkatan, akan disodori pilihan penerbangan yang masih tersisa, termasuk apabila harus transit.