Mudik Lebaran 2019
Satu Penumpang bisa Beli Lima Tiket, Tak bisa Bedakan Calon Penumpang dengan Calo
Banyak warga yang tidak mendapatkan tiket karena pembatasan jumlah kuota tiket yakni sekitar 500 tiket yang harus dijual.
Penulis: Aris Joni | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO,BALIKPAPAN - Petugas loket kapal feri jurusan Mamuju di Pelabuhan Kariangau Balikpapan telah ditutup.
Banyak warga yang tidak mendapatkan tiket karena pembatasan jumlah kuota tiket yakni sekitar 500 tiket yang harus dijual.
Sejak, Minggu pagi (2/6/2019) tadi, banyak warga yang mengeluh belum mendapatkan tiket karena sudah kehabisan tiket pada, Sabtu malam (1/6/2019).
Salah seorang penumpang, Sahril Samsul mengatakan, dirinya pagi tadi mendatangi loket kapal feri jurusan Mamuju di Pelabuhan Kariangau, namun loket sudah tutup dan tiket telah habis terjual.
"Saya kita pagi masih buka seperti biasa, tapi tadi sudah tutup. Kata petugasnya tiketnya sudah habis dan loket ternyata dibuka sejak semalam. Makanya kita nggak dapat tiket," keluhnya.
Sementara itu, Korsatpel Pelabuhan Kariangau, Balikpapan, Hotmarulitua Manalu menjelaskan, sistem pembelian tiket dilakukan dengan cara komputerisasi serta penumpang membeli tiket melalui nomor antrean, dan satu antrean tersebut dapat mewakili lima penumpang.
"Jadi cukup satu orang saja yang membeli untuk mewakili lima orang," ujarnya.
Saat ditanyakan adanya potensi calo yang dapat memanfaatkan sistem nomor antrean tersebut, dirinya menegaskan hingga saat ini belum ada aduan atau tangkapan adanya calo atau joki yang ikut menggunakan nomor antrean tersebut.
Tapi diakuinya, dirinya cukup kesulitan dalam membedakan mana calo dan mana yang benar-benar penumpang.
Namun, dirinya meyakini bahwa tiket yang dijual telah sesuai dengan daftar identitas penumpang yang membeli, karena dengan sistem komputerisasi tersebut, data penumpang harus terinput.
"Beli tiketnya kan sistem input, jadi tiket yang diberikan sesuai dengan data yang diberikan penumpang. Kalau membedakan mana calo atau penumpang biasa itu sulit," terangnya.
Dirinya sempat mendapatkan informasi adanya oknum yang mencoba menawarkan jasa tiket kepada penumpang dengan harga yang dua kali lipat dari harga resmi yakni Rp 155 ribu per orang.
Namun ia telah antisipasi dengan menempatkan petugas dari kepolisian dan TNI di loket pembelian tiket guna mengantisipasi calo bertebaran.
"Ada sih kita dengar oknum yang menawarkan jasa kepada penumpang agar mendapatkan tiket dengan mudah, tapi harganya dinaikkan sampai dua kali lipat.
Untungnya belum ada kami dapati kasus tersebut dan kita juga minta aparat untuk bantu mengawasi jalannya penjualan tiket ke penumpang," jelasnya.