Lebaran 2019

Mudik Gratis Jurusan Balikpapan-Surabaya 3 Hari 2 Malam, Inilah Perbekalan Kapal Perang KRI Makassar

Seribu warga Kalimantan Timur yang tersebar dari berbagai kabupaten/kota menjadi penumpang mudik gratis kapal perang KRI Makassar.

Editor: Budi Susilo
TribunKaltim.Co/Trinilo Umardini
Suasana dapur di KRI Makassar-590. Enam koki perwira TNI-AL memasak untuk seribu penumpang plus 103 kru kapal perang. 

Lettu Laut (S) Vaddli Novembra ST Han, Kadivminlog KRI Makassar-590 yang bertugas menyiapkan seluruh keperluan kapal yang berhubungan logistik mengungkapkan jumlah sembako yang dibeli khusus untuk mudik gratis 3 hari 2 malam ini.

Sebut saja beras 1.500 kg, 200 ekor ayam, 2.600 butir telur, sayuran plus bumbu kurang lebih 30 kg.

Untuk keperluan ini Vaddli Novembra dan anggotanya berbelanja selama dua hari di pasar terdekat.

Semua bahan makanan ini disimpan di fresh room, sebuah ruangan besar yang disekat untuk menyimpan daging ayam dan ikan, sedangkan sekat lainnya untuk sayur-mayur.

Kapal perang ini memiliki tiga fresh room.

Selain itu, untuk BBM dibutuhkan 400 ton solar dan 700 KL air tawar.

Ada 8 tenaga divisi dapur, 6 divisi pantry, juga divisi kesehatan dan provost masing-masing 1 orang.
Khusus mudik gratis, untuk menu berbuka puasa, para ‘koki’ sudah berjibaku mulai pukul 09.00 masak nasi, sayur, dan lauk-pauknya.

“Pukul 15.00 sudah kelar dan bisa disiapkan untuk penumpang. Mereka sudah boleh antre sehingga pas jam berbuka, penumpang sudah bisa makan,” tutur Vaddli Novembra.

Sedangkan untuk keperluan sahur, juga dimulai enam jam sebelumnya. Pukul 03.00 dini hari, penumpang sudah bisa antre.

Anjungan KRI Makassar-590, ruang dimana para kru memantau pergerakan kapal lewat radar dan kemudi.
Anjungan KRI Makassar-590, ruang dimana para kru memantau pergerakan kapal lewat radar dan kemudi. (TribunKaltim.Co/Trinilo Umardini)

Semua koki di sini pria. Mereka dengan cekatan mencuci bahan makanan, memotong, juga mengolahnya hingga makanan matang dan siap disantap.

“Semuanya anggota TNI-AL, tidak ada orang sipil. Sejak pendidikan, mereka memang disiapkan untuk menjadi koki di kapal perang,” kata Vaddli Novembra, pria kelahiran Solok, 3 November 1991 ini.

Tak cuma tahu beres, Vaddli Novembra juga sering ikut berbelanja kebutuhan bahan makanan.

Misalnya ia menyetir truk sendiri ke pasar untuk mengangkut bahan makanan.

Lantaran belanja hingga beberapa kali angkut truk, Vaddli Novembra kerap disangka pedagang.

“Mau dijual kemana Mas?” tuturnya menceritakan orang yang sering bertanya kepadanya lantaran ia membeli belanjaan sekian banyak.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved