Media Sosial
Hari Ini, Dua Informasi Hoax Meresahkan Samarinda, Mulai dari Penyebab Banjir Hingga Kebakaran
Seperti yang terjadi di Kota Samarinda, tak luput dari beredarnya informasi hoax yang disebarkan pihak tak bertangungjawab.
Penulis: Cornel Dimas Satrio | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Informasi yang belum tentu kebenarannya, sering muncul serampangan di media sosial.
Informasi yang berujung hoax, tentu sangat meresahkan masyarakat.
Apalagi informasi hoax tersebut langsung disebarkan tanpa lebih dulu dicek atau diklarifikasi kebenarannya.
Informasi hoax seakan sudah membabi buta di media sosial dan merugikan berbagai pihak.
Seperti yang terjadi di Kota Samarinda, tak luput dari beredarnya informasi hoax yang disebarkan pihak tak bertangungjawab.
Setidaknya hari ini, Sabtu (8/6/2019) ada dua informasi hoax yang meresahkan masyarakat Samarinda.
Informasi hoax tersebut tak jauh dari kabar terkait bencana.
Belakangan ini cuaca di Kota Samarinda cukup ekstrem dengan intensitas hujan tinggi.
Alhasil genangan air muncul di kawasan rawan banjir di sejumlah titik Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Informasi tentang banjir ini kemudian dikemas sedemikian rupa, sehingga menghasilkan kabar hoax yang disebar ke media sosial.
Berikut TribunKaltim.co rangkum dua informasi hoax yang meresahkan masyarakat Samarinda pada Sabtu (8/6/2019).
• Kisah Warga Korban Banjir Samarinda - Minim Bantuan, Makan Kue Lebaran, hingga Enggan Pindah
• Selain Gatal-gatal, Warga Korban Banjir di Samarinda Juga Alami Hipertensi Akibat Stres
1.Hoax Penyebab Banjir Karena Bendungan Benanga Dibuka
Di sejumlah kawasan di Kota Samarinda memang terpantau banjir pada Sabtu, 8/6/2019).
Seperti di kawasan Bengkuring, Samarinda Utara, banjir masih menggenangi rumah warga.
Lantas di media sosial beredar informasi tentang penyebab banjir yang terjadi di Samarinda adalah akibat dari dibukanya Bendungan Benanga, Lempake.
Kabar tersebut lantas meresahkan masyarakat Samarinda. Sebab dengan intensitas hujan yang tinggi, jika pintu air Bendungan Benanga dibuka, maka banjir akan meluas hingga ribuan jiwa yang terdampak.
Informasi tersebut turut meresahkan Pemkot Samarinda.

Sekertaris Pemkot Samarinda, Sugeng Chairuddin, bahkan harus turun ke lapangan memastikan kabar dibukanya pintu air Bendungan Benanga sebagai penyebab banjir di sejumlah pemukiman.
Berdasarka pantauan Sugeng Chairuddin di lapangan, meteran air masih di tahap siaga yang menunjukkan warna kuning.
Memang, dengan adanya hujan beberapa hari terakhir mendorong ada peningkatan debit air yang masuk dan keluar bibir Bendungan Benanga.
Namun Sugeng Chairuddin menegaskan, pintu air Bendungan Benanga tidak dibuka.
"Debit air meningkat, tapi bendungan tak dibuka," ujar Sugeng Chairuddin.

Dari data yang ia peroleh, seyogyanya kawasan tersebut menampung air mencapai 1,300 hektar persegi.
Namun, karena pendangkalan sedimentasi, areal yang tergenang menurun drastis.
Akibatnya, air yang harusnya ditampung dan perlahan lahan dilepaskan, langsung meluncur ke kawasan yang lebih rendah.
"Sekarang paling banyak 24-25 hektar saja (yang masih tergenang), artinya tinggal 20 persen saja," kata Sugeng Chairuddin
Kabar Hoax Bendungan Benanga bukan kali pertama
Kepala Seksi Operasional dan Pemeliharaan, Balai Wilayah Sungai Kalimantan III, Arman Effendi, tertawa menanggapi kerap munculnya hoaks pintu air Bendungan Benanga dibuka sebagai penyebab banjir.
Menurutnya, kabar demikian muncul karena kurangnya pemahaman masyarakat dan klarifikasi akan fungsi dan kondisi Bendungan Benanga saat ini yang sangat memprihatikan.
Sebagai contoh, Bendungan Benanga didesain menampung aliran air dari Sungai Karang Mumus dan sebagian sungai kecil di sekitaran kawasan, hingga APT Pranoto.
Idealnya, air yang ditampung, akan dialirkan perlahan-lahan ke sejumlah aliran air di kota Samarinda dan bermuara ke Sungai Mahakam.
Ironisnya, bendungan berdaya tampung 1,4 juta liter kubik ini, kini kapasitasnya hanya tersisa sepertiga saja, sekitar 500 ribu liter kubik.
Penyebabnya, maraknya pembukaan lahan untuk permukiman dan tambang batu bara di hulu aliran sungai yang membuat serapan air tanah berkurang drastis.
Tak hanya itu, tanah yang terbuka, mendorong air hujan yang turun membawa material masuk ke bendungan sehingga terjadi pendangkalan dan penumpukan sedimen.
Amatan di Bendungan Benanga di hari yang sama, sedimen tanah membentuk 'pulau' di tengah bendungan dan ditumbuhi padang eceng gondok.
Alias, mirip padang eceng gondok yang kurang enak dilihat. Padahal, di area itu, terpampang plang objek wisata.
"Jadi, perpaduan air permukaan yang langsung masuk ke danau, tak terserap di tanah, membawa sedimen. Ini, ditambah sedimentasi tinggi, fenomena air pasang, curah hujan tinggi membuat air yang harusnya ditampung dulu, keluar begitu saja," tutur Arman, Sabtu (8/6/2019) menjelaskan dugaan kuat penyebab banjir di areal permukiman di hulu Bendungan Benanga.
Dari penjelasan itu, Ia kembali menegaskan, banjir bukan karena kesengajaan membuka pintu air Bendungan Benanga.
Sebab, dari pengamatan beberapa hari terakhir, kondisi air di Bendungan Benanga masih tahap awas di ketinggian 7,5-7,8 meter.
Jika sampai pada tahap ini, maka air di dibantu dikeluarkan lewat pintu air kedua (pembantu).
"Kalau gak dialirkan, jebol bendungan utama," katanya.
2. Hoax Kebakaran di Supermarket Giant kawasan Alaya Samarinda
Tepat di hari yang sama, informasi hoax kembali beredar.
Namun kali ini informasi hoax menyangkut tentang bencana kebakaran.
Beredar di media sosial, telah terjadi kebakaran sekitar pkul 13.00 Wita di Supermarket Giant Alaya, Samarinda.
Lokasi kebakaran yang beredar tersebut, tepat di depan Kantor TribunKaltim.co Biro Samarinda di Ruko Alaya.

• Tersangka Penyebaran Hoax Penculikan Kotak Suara di Balikpapan, Terancam 10 Tahun Penjara
• Pemprov Tolak Hoax dan Ujaran Kebencian Pasca Pemilu 2019
Kabar ini lantas direspon cepat oleh petugas dari Dinas Pemadam Kebakaran (Dinas Damkar).
Bahkan sejumlah relawan Balakarcana juga ikut turun ke lokasi segera setelah informasi tersebut diterima.
Sayang, ketika sampai di lokasi, petugas Damkar dan relawan tidak menemukan adanya tanda-tanda kebakaran di Supermarket Giant Alaya atau tepat di depan kantor TribunKaltim.co Biro Samarinda
Informasi hoax ini lantas menjadi atensi Dinas Damkar Samarinda yang merasa kecewa lantaran tertipu dengan kabar palsu.
Informasi hoax ini juga langsung diklarifikasi Dinas Damkar melalui akun Instagram @damkar_samarinda
'@damkar_samarinda kembali menjadi korban HOAX. Damkar Posko 2 beserta relawan menjadi korban laporan kebakaran palsu di Giant Alaya,' tulis akun instagram Dinas Damkar Samarinda.
Ancaman Bagi Penyebar Hoax.
Dilansir dari berbagai sumber, pelaku penyebar hoax bakal terancam saksi denda hingga hukuman pidana kurungan penjara.
Seingga masyarakat perlu berhati-hati dalam menyebarkan informasi di media sosial.
Berdasarkan Pasal 28 ayat 1 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (Undang-Undang ITE).
Disebutkan “Setiap orang yang dengan sengaja dan atau tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan, ancamannya bisa terkena pidana maksimal enam tahun dan denda maksimal Rp 1 miliar.” (*)
(TribunKaltim.co / Cornel Dimas Satrio K)
Subscribe official YouTube Channel
BACA JUGA:
Ramalan Zodiak Hari Ini Sabtu (8/6/2019) Capricorn Emosional, Libra Waktu Luar Biasa dengan Kekasih
Persib Bandung Mulai Latihan Hari Ini, tak Ada Libur Tambahan Meski Laga Kontra Arema FC Diundur
TERPOPULER - Di Depan Jenazah Soeharto, Titiek dan Mamiek Usir Mayangsari, Begini Reaksi Halimah
TERPOPULER Penerimaan CPNS 2019 Dibuka Setelah Lebaran, BKN: Dibutuhkan 254 Ribu ASN, Ini Rinciannya
Terbukti Berhubungan Intim dengan Puluhan Siswi SMP, Begini Nasib Seorang Pengusaha