Kisah Warga Korban Banjir Samarinda - Minim Bantuan, Makan Kue Lebaran, hingga Enggan Pindah
Selain pertimbangan keamanan, juga karena tidak adanya sanak keluarga maupun kerabat yang dapat ditinggali sementara rumahnya.
Penulis: Christoper Desmawangga |
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Christoper D
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Warga korban banjir di kawasan Bengkuring, Kelurahan Sempaja Timur, Kecamatan Samarinda Utara masih banyak yang memilih bertahan di rumahnya.
Hal itu bukan tanpa alasan.
Selain pertimbangan keamanan, juga karena tidak adanya sanak keluarga maupun kerabat yang dapat ditinggali sementara rumahnya.
Bahkan, bantuan juga minim didapatkan oleh warga korban banjir.
Namun demikian, dihari keempat banjir, sejumlah bantuan baru mulai tersalurkan hingga ke rumah-rumah warga.
"Baru sore ini ada bantuan datang. Tadi siang saya lihat ada nasi bungkus, tapi tidak sampai ke dalam hanya di depan saja," ucap Suprianto (43), warga Jalan Terong Pipit 7, Sabtu (8/6/2019).
"Pokoknya, baru sore ini kami di sini dapat bantuan. Alhamdulillaah dapat nasi bungkus," sambungnya.
Bantuan memang sangat diharapkan oleh warga korban banjir.
Selain makanan siap santap, diperlukan juga air minum.
Termasuk air bersih untuk kebutuhan MCK serta pakaian bersih.
Semenjak banjir menggenangi wilayah tempat tinggal warga, sejumlah barang berharga tidak sempat diselamatkan, termasuk pakaian di lemari.
"Baju bersih terendam, beras juga tidak sempat diselamatkan. Makanya kami di sini yang tidak bisa ke depan, butuh bantuan dan perlu diantarkan," ungkapnya.
"Saya belum ada mandi ini, cuci muka saja. Air bersih terbatas, kalaupun nampung air harus cari tempat tinggi dulu. Baju juga tidak ganti saya, basah semua terendam."
Sama halnya dengan Supriyanto, Edi (45) yang juga warga Jalan Terong Pipit 7 mengaku bantuan sangat minim didapatkan oleh pihaknya.