Terpopuler

TERPOPULER Dengan Suntikan Mematikan, Perawat Ini Membunuh Puluhan Pasiennya Secara Acak

Antara tahun 2000-2005, Niels Hoegel telah membunuh 85 pasiennya yang dipilih secara acak dengan suntikan mematikan.

Editor: Amalia Husnul A
Ilustrasi canva/tribunkaltim
Ilustrasi. suntikan 

Tak disangka, Jennie ternyata merasakan kenikmatan tersendiri melihat para pasiennya menderita hingga ajal menjemput.

Jennie pun makin liar. Ia mulai mencoba-coba campuran obat atropine dengan morphine.

Kasus Pembunuhan Guru Honorer di Blitar, Kepolisian Ungkap Hubungan Asmara Pelaku dengan Korban

Kematian beberapa pasien membuat dokter bingung, tetapi Jennie tak dicurigai.

Sifat nabatiracun dari Jennie itu menyamarkan tindakan menyimpangnya.

Reputasinya sebagai perawat malah dipuji, dan ia pun direkomendasikan untuk bekerja di Massachusetts General Hospital.

Kinerjanya di sana dinilai bagus. Jennie bahkan dipromosikan dalam waktu yang sangat cepat.

Praktik pembunuhan dengan obat-obatan yang dilakuan secara tersembunyi terus dilakukan Jennie.

Meski begitu, masih belum ada orang yang mencurigainya.

Ia hanya disalahkan karena telah mencuri uang dan cincin berlian pasien. Pada 1890 ia keluar dari Massachusetts General tanpa lisensi perawat,

Jennie kemudian bekerja sebagai perawat pribadi sebelum kembali ke Cambridge Hospital untuk mencari lisensi.

Upayanya meracuni pasien masih terus dilakukan, sampai dokter lain mendapati seorang pasien tewas di tangan Jennie, tetapi menganggap itu sebagai kelalaian, bukan pembunuhan.

Lagi-lagi Jennie gagal mendapat lisensi.

Kabar Terbaru Pembunuhan Melinda Zidemi di OKI, Pelaku Ngaku Naksir dan Niat Awal Bukan Membunuh

Namun Jennie masih melanjutkan pembunuhannya dengan bekerja sebagai perawat freelance.

Ia bahkan membunuh temannya sendiri, Myra, juga Elizabeth, yang tak memiliki pikiran jelek apa pun padanya dan malah mengira Jane Toppan adalah saudara angkat yang baik dan menyukai dirinya.

Jane Toppan pun sempat merayu Reverend Oramel Brigham, suami Elizabeth, tetapi ditolak mentah-mentah, hingga kemudian ia meracuni diri sendiri dan dirawat di rumah sakit.

Selain Elizabeth dan sejumlah pasien lain, Jane Toppan juga telah membunuh beberapa orang lansia.

Kecurigaan terhadap Jane Toppan muncul setelah tragedi 'the unfortunate Davis family', yang seluruhnya tewas di tangan Jennie.

Penyelidikan yang dilakukan Leonard Wood mengungkap berbagai pembunuhan Jane Toppan. Ia akhirnya ditangkap pada 1900-an.

Si pembunuh berdarah dingin kemudian mengaku telah membunuh 31 pasien, meskipun diduga sebenarnya ratusan.

Salah satu pasien Jennie yang selamat, Amelia Phinney, menceritakan bahwa Jennie pernah naik ke atas kasurnya sambil tertawa terbahak-bahak.

Ia mengungkapkan, saat itu Jennie juga membelai dan menciumnya sambil mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja.

Hanya dalam 27 menit, Jane Toppan kemudian diputuskan tak bersalah karena alasan sakit jiwa.

Seumur hidupnya pun dihabiskan di rumah sakit jiwa, meski penyakitnya tak kunjung sembuh.

(*)

Subscribe official YouTube Channel

BACA JUGA:

TERPOPULER - Pendaftaran SBMPTN 2019 Segera Dibuka, 4 Prodi Diperebutkan di 3 PTN Terfavorit

Ramalan Zodiak Hari Ini, Jumat 7 Juni: Scorpio Waspada Tekanan Kerja, Gemini Terjebak Nostalgia

Australian Badminton Open 2019 - 7 Wakil Indonesia Bertanding, Anthony Ginting vs Tommy Sugiarto

TERPOPULER - Teman dan Orang Terdekat Ungkap Keseharian Pelaku Bom Bunuh Diri di Pospam Kartasura

UEFA Nations League - Hancurkan Inggris Hingga Perpanjangan Waktu, Belanda Tantang Portugal di Final

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Perawat Minta Maaf Setelah Tertangkap Basah dan Terbukti Bunuh Puluhan Pasiennya, http://surabaya.tribunnews.com/2019/06/07/perawat-minta-maaf-setelah-tertangkap-basah-dan-terbukti-bunuh-puluhan-pasiennya?page=all.

Editor: Cak Sur

Sumber: Surya
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved