Banjir di Samarinda
Sederet Fakta Dibalik Banjir Besar yang Melumpuhkan Kota Samarinda, Ada Ungkapan Terkenal Walikota
Banjir di Kota Samarinda bukan hal baru. Walikota Samarinda Syaharie Jaang pun punya ungkapan terkenal soal banjir ini. Berikut fakta unik banjir
Penulis: Rafan Arif Dwinanto |
Bendungan yang berada di hulu Sungai Karang Mumus, sungai yang membelah Kota Samarinda.
Sekertaris Pemkot Samarinda, Sugeng Chairuddin, memastikan kabar dibukanya pintu air Bendungan Benanga sebagai penyebab banjir di sejumlah permukiman adalah kabar hoaks.
Kabar kibul yang beredar di media sosial dan ia pantau dianggap meresahkan.
Untuk memastikan hal itu, ia turun langsung ke Bendungan Benanga, didampingi Asisten 2 Bidang Ekonomi, Endang Liansyah, Sabtu (8/6/2019) siang.
Amatan Sugeng di lapangan, meteran air masih di tahap siaga yang menunjukkan warna kuning.
Memang, dengan adanya hujan beberapa hari terakhir mendorong ada peningkatan debit air yang masuk dan keluar bibir bendungan.
"Debit air meningkat, tapi bendungan tak dibuka," kata Sugeng.
Dari data yang ia peroleh, seyogyanya kawasan yang menampung air mencapai 1,300 hektar persegi.
Namun, karena pendangkalan sedimentasi, areal yang tergenang menurun drastis.
Akibatnya, air yang harusnya ditampung dan perlahan lahan dilepaskan, langsung meluncur ke kawasan yang lebih rendah.
Sedikitnya 2,373 jiwa terdampak banjir.
"Sekarang paling banyak 24-25 hektar saja (yang masih tergenang), artinya tinggal 20 persen saja," kata Sugeng.
Kepala Seksi Operasional dan Pemeliharaan, Balai Wilayah Sungai Kalimantan III, Arman Effendi, menanggapi ringan kerap munculnya hoaks pintu air Bendungan Benanga dibuka sebagai penyebab banjir.
Menurutnya, kabar demikian muncul karena kurangnya pemahaman masyarakat dan klarifikasi akan fungsi dan kondisi Bendungan Benanga saat ini yang sangat memprihatikan.
Sebagai contoh, Bendungan Benanga didesain menampung aliran air dari Sungai Karang Mumus dan sebagian sungai kecil di sekitaran kawasan, hingga APT Pranoto.