Banjir di Samarinda
Sederet Fakta Dibalik Banjir Besar yang Melumpuhkan Kota Samarinda, Ada Ungkapan Terkenal Walikota
Banjir di Kota Samarinda bukan hal baru. Walikota Samarinda Syaharie Jaang pun punya ungkapan terkenal soal banjir ini. Berikut fakta unik banjir
Penulis: Rafan Arif Dwinanto |
TRIBUNKALTIM.CO - Aktivitas di Kota Samarinda kembali lumpuh akibat banjir.
Peristiwa demikian bukan kali pertama terjadi di Kota Samarinda.
Banjir, seolah menjadi peristiwa yang sangat biasa terjadi di Kota Samarinda.
Seperti yang terjadi pada Minggu (9/6/2019), sejak pagi hari.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kaltim merilis sejumlah ruas jalan protokol di Samarinda lumpuh, akibat tergenang.
Ketinggian air bervariasi, berkisar 50 centimeter bahkan ada yang lebih.
Bahkan, di beberapa titik, banjir bahkan sudah merendam ribuan rumah sejak empat hari belakangan.
Contohnya di Perumahan Bengkuring, dan Griya Mukti.
Berikut sederet fakta yang dirangkum terkait Banjir Samarinda

1. Banjir dan Walikota Samarinda Syaharie Jaang
Hampir semua warga Kota Samarinda mengenal ungkapan "Ikam Hanyarkah di Samarinda?"
Artinya, Anda (orang) baru kah di Samarinda?
Istilah ini dipopulerkan Walikota Samarinda Syaharie Jaang saat dicecar pertanyaan seputar banjir di Kota Samarinda.
Ungkapan ini terlontar lantaran Samarinda sejak dulu kala kerap dilanda banjir lantaran kondisi geografisnya rendah, bahkan nyaris sama dengan permukaan air sungai.
Alias, banjir bukan hal baru di Kota Samarinda.
Walikota Samarinda, Syaharie Jaang juga kerap dipersalahkan atas peristiwa banjir yang terjadi di Kota Tepian, julukan Kota Samarinda.
Pasalnya, warga menilai Syaharie Jaang tak mampu menuntaskan persoalan banjir kendati telah berkuasa selama 20 tahun di Pemkot Samarinda.
10 tahun sebagai Wawali, dan 10 tahun lagi sebagai Walikota Samarinda.
Sejatinya, Program Pengendalian Banjir jadi visi-misi nomor wahid di periode kedua kepemimpinan Walikota Samarinda Syaharie Jaang.
Bukannya tuntas, titik banjir di Kota Samarinda disebut justru semakin bertambah.
Motor Mogok karena Banjir, Satlantas Polresta Samarinda Imbau Pengendara Tak Lintasi Titik Banjir
BPBD Kaltim Rilis Sejumlah Ruas Jalan Protokol di Kota Samarinda yang Lumpuh Akibat Banjir

2. Banjir dan Tambang Batubara
Maraknya aktivitas tambang batubara di Kota Samarinda dituding sejumlah pihak dan pemerhati lingkungan, sebagai penyebab utama banjir yang kian parah.
Pengupasan lahan akibat tambang membuat daerah resapan air di Kota Samarinda berkurang.
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim menyebut, 70 persen luas Kota Samarinda telah dikapling oleh pertambangan.

3. Banjir dan Bendungan Benanga
Setiap musim hujan tiba, Kota Samarinda selalu dilanda banjir besar.
Nyaris semua aktivitas lumpuh, karena hampir seluruh wilayah kota terendam.
Banjir besar juga kerap dikaitkan dengan isu jebolnya Bendungan Benanga.
Bendungan yang berada di hulu Sungai Karang Mumus, sungai yang membelah Kota Samarinda.
Sekertaris Pemkot Samarinda, Sugeng Chairuddin, memastikan kabar dibukanya pintu air Bendungan Benanga sebagai penyebab banjir di sejumlah permukiman adalah kabar hoaks.
Kabar kibul yang beredar di media sosial dan ia pantau dianggap meresahkan.
Untuk memastikan hal itu, ia turun langsung ke Bendungan Benanga, didampingi Asisten 2 Bidang Ekonomi, Endang Liansyah, Sabtu (8/6/2019) siang.
Amatan Sugeng di lapangan, meteran air masih di tahap siaga yang menunjukkan warna kuning.
Memang, dengan adanya hujan beberapa hari terakhir mendorong ada peningkatan debit air yang masuk dan keluar bibir bendungan.
"Debit air meningkat, tapi bendungan tak dibuka," kata Sugeng.
Dari data yang ia peroleh, seyogyanya kawasan yang menampung air mencapai 1,300 hektar persegi.
Namun, karena pendangkalan sedimentasi, areal yang tergenang menurun drastis.
Akibatnya, air yang harusnya ditampung dan perlahan lahan dilepaskan, langsung meluncur ke kawasan yang lebih rendah.
Sedikitnya 2,373 jiwa terdampak banjir.
"Sekarang paling banyak 24-25 hektar saja (yang masih tergenang), artinya tinggal 20 persen saja," kata Sugeng.
Kepala Seksi Operasional dan Pemeliharaan, Balai Wilayah Sungai Kalimantan III, Arman Effendi, menanggapi ringan kerap munculnya hoaks pintu air Bendungan Benanga dibuka sebagai penyebab banjir.
Menurutnya, kabar demikian muncul karena kurangnya pemahaman masyarakat dan klarifikasi akan fungsi dan kondisi Bendungan Benanga saat ini yang sangat memprihatikan.
Sebagai contoh, Bendungan Benanga didesain menampung aliran air dari Sungai Karang Mumus dan sebagian sungai kecil di sekitaran kawasan, hingga APT Pranoto.
Idealnya, air yang ditampung, akan dialirkan perlahan-lahan ke sejumlah aliran air di kota Samarinda dan bermuara ke Sungai Mahakam.
Ironisnya, bendungan berdaya tampung 1,4 juta liter kubik ini, kini kapasitasnya hanya tersisa sepertiga saja, sekitar 500 ribu liter kubik.
Penyebabnya, maraknya pembukaan lahan untuk permukiman dan tambang batu bara di hulu aliran sungai yang membuat serapan air tanah berkurang drastis.
Tak hanya itu, tanah yang terbuka, mendorong air hujan yang turun membawa material masuk ke bendungan sehingga terjadi pendangkalan dan penumpukan sedimen.
Amatan di Bendungan di hari yang sama, sedimen tanah membentuk 'pulau' di tengah bendungan dan ditumbuhi padang eceng gondok.
Alias, mirip padang eceng gondok yang kurang enak dilihat. Padahal, di area itu, terpampang plang objek wisata.
"Jadi, perpaduan air permukaan yang langsung masuk ke danau, tak terserap di tanah, membawa sedimen.
Ini, ditambah sedimentasi tinggi, fenomena air pasang, curah hujan tinggi membuat air yang harusnya ditampung dulu, keluar begitu saja," tutur Arman, Sabtu (8/6/2019) menjelaskan dugaan kuat penyebab banjir di areal permukiman di hulu bendungan.
Dari penjelasan itu, Ia kembali menegaskan, banjir bukan karena kesengajaan membuka pintu air.
Sebab, dari amatan beberapa hari terakhir kondisi air di bendungan masih tahap awas di ketinggian 7,5-7,8 meter.
Jika sampai pada tahap ini, maka air di dibantu dikeluarkan lewat pintu air kedua (pembantu).
"Kalau ga, jebol bendungan utama," katanya.

4. Banjir dan Warga mengungsi berhari-hari
Di beberapa titik, banjir tak kunjung surut.
Bahkan memakan waktu lebih dari sepekan.
Contohnya di kawasan Bengkuring dan Perumahan Citra Griya.
Banjir terpaksa membuat warga mengungsi.
Pihak kepolisian pun turun tangan mengamankan sejumlah rumah yang ditinggal warganya mengungsi.
Sejak hari pertama terjadi banjir di kawasan Bengkuring, Kelurahan Sempaja Timur, Kecamatan Samarinda Utara, kepolisian bersama relawan dan petugas lainnya sudah standby di lokasi banjir.
Kapolsek Sungai Pinang, Kompol Nono Rusmana, menjelaskan, kendati saat ini pihaknya masih melaksanakan operasi Ketupat Mahakam 2019, namun pihaknya tidak membiarkan begitu saja masyarakat di lokasi banjir.
Tidak hanya menjaga rumah dan barang milik warga yang ditinggalkan mengungsi, namun pihaknya juga turut serta dalam mengevakuasi warga.
"Kita fokus pengamanan, terutama rumah warga yang ditinggal ngungsi penghuninya. Tapi evakuasi warga juga kita lakukan, sejumlah perahu kita kerahkan di lokasi banjir," ucapnya, Sabtu (8/6/2019).
Lanjut dirinya menjelaskan, pihaknya juga berharap kepada setiap ketua RT agar bisa mengkoordinir warganya yang tidak mengungsi agar dapat turut serta menjaga barang berharga.
"Saling menjaga saja, tapi kita standby terus di sini. Kita keliling ke lokasi yang tergenang. Personel bergantian, ada sekitar lima anggota yang siaga," jelasnya.
Selain personel Polsek, personel Sat Sabhara Polresta Samarinda juga turut serta dalam pengamanan dan membantu warga di lokasi banjir.
Terkait dengan asal muasal banjir dan isu mengenai bendungan benanga yang jebol, dirinya menegaskan bendungan Benanga tidak jebol.

5. Titik langganan Banjir
Hujan yang mengguyur Kota Samarinda sejak Sabtu (8/6/2019) malam hingga Minggu (9/6/2019) pagi ini, membuat sebagian besar wilayah Kota Samarinda tergenang banjir.
Sejumlah jalan utama tidak luput dari genangan.
Dari pantauan Pusdalops BPBD Kaltim, akses jalur utama yang tergenang banjir diantaranya
1. Jalan Ir Juanda,
2. Jalan P Antasari,
3. Jalan P Suryanata,
4. Jalan dr Soetomo,
5. Jalan Kh Wahid Hasyim,
6. Jalan Kh Wahid Hasyim II,
7. Jalan Pm Noor,
8. Jalan AW Syahranie,
9. Jalan Pemuda,
10. Jalan DI Panjaitan,
11. Simpang Mall Lembuswana
12. Bengkuring
13. Perum Griya Mukti Sejahtera yang sebelumnya telah digenangi banjir.
Muriono, Pusdalops BPBD Kaltim menerangkan, sejumlah wilayah yang merupakan langganan banjir diperkirakan kembali akan tergenangi.
Dia meminta kepada warga untuk mencari alternatif lain jika memungkinkan.
Pasalnya, nyaris sebagian jalan utama dan jalan di gang juga tergenang banjir.
Kota Samarinda Lumpuh Akibat Banjir, Penumpang Naik Truk Tentara Ke Bandara APT Pranoto
Aliran Listrik Tak Dipadamkan, Warga Korban Banjir Diminta Waspadai Sengatan Listrik

6. Banjir dan Bandara APT Pranoto
Jalan DI Pandjaitan kini jadi pusat perhatian pengendalian banjir.
Jalan ini merupakan jalan poros Samarinda-Bontang.
Lebih dari itu, Jalan DI Pandjaitan merupakan akses utama menuju Bandara APT Pranoto.
Bandara dengan kepadatan hingga 4 ribu penumpang per hari.
Banjir, otomatis membuat penumpang gagal terbang, lantaran kendaraannya terjebak banjir dalam perjalanan menuju Bandara APT Pranoto.
Hal ini sudah diantisipasi dengan menyiapkan rute jalan alternatif.
Namun sayang, rute jalan alternatif tersebut juga terendam banjir.
Polisi dan TNI akhirnya mengerahkan truk untuk mengangkut penumpang menuju Bandara APT Pranoto. (*)
Subscribe official YouTube Channel
Baca juga:
Hasil Kualifikasi EURO 2020, Prancis Takluk dari Timnas Turki, Paul Pogba Tak Berkutik
TERPOPULER Fotonya Rangkul Jan Ethes Jadi Sorotan, Kaesang Pangarep Disebut Punya Niat Tertentu
Sandiaga Uno: Putusan Mahkamah Konstitusi Soal Pilpres 2019 Terbaik tuk Indonesia, Terima Apapun Itu
TERPOPULER Harga Sama Rp 1 Jutaan, Ini Perbedaan Galaxy M10 dan Oppo A3s, Satunya Resolusi Kamera
Raffi Ahmad Beberkan Keberadaan Luna Maya, Yang Ketahuan Liburan Bersama Keluarga Faisal Nasimuddin