Yunarto Wijaya Sudah Memaafkan Kivlan Zen yang Diduga Berniat Membunuhnya, Tak Ada Dendam

"Saya pribadi dan keluarga sudah memaafkan dan tak memiliki dendam apapun baik kepada perencana maupun eksekutor," kata Yunarto Wijaya

Editor: Mathias Masan Ola
(KOMPAS.com / ANDRI DONNAL PUTERA)
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya 

TRIBUNKALTIM.CO,  JAKARTA - Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengaku sudah memaafkan orang yang berniat untuk membunuhnya. Menurut polisi, Yunarto Wijaya menjadi target pembunuhan yang direncanakan Mayjen (Purn) Kivlan Zen.

"Saya pribadi dan keluarga sudah memaafkan dan tak memiliki dendam apapun baik kepada perencana maupun eksekutor," kata Yunarto Wijaya kepada Kompas.com, Rabu (12/6/2019).

Sekjen Persepi Yunarto Wijaya memberikan tanggapan terkait tuduhan Prabowo dan Ustaz Bachtiar Nasir kepada sejumlah lembaga survei. Tanggapan tersebut disampaikan pada acara Mata Najwa yang tayang di Trans7, Rabu (25/4/2019) malam.
Sekjen Persepi Yunarto Wijaya memberikan tanggapan terkait tuduhan Prabowo dan Ustaz Bachtiar Nasir kepada sejumlah lembaga survei. Tanggapan tersebut disampaikan pada acara Mata Najwa yang tayang di Trans7, Rabu (25/4/2019) malam. (YouTube Najwa Shihab)

Yunarto Wijaya mengatakan, menjadi target pembunuhan justru membuat ia belajar kembali tentang kasih. Memaafkan orang yang memusuhinya justru membuat ia merasa lebih bisa mensyukuri dan menikmati kehidupan.

Yunarto Wijaya pun mengucapkan terima kasih dan apresiasi sebesar-besarnya terhadap langkah-langkah pengamanan yang dilakukan Polri dan TNI yang berhasil membuat situasi menjadi kondusif.

Yunarto Wijaya mengajak semua pihak mempercayakan proses hukum yang berjalan tanpa diiringi oleh tekanan dan ujaran kebencian dari pihak manapun.

Mayjen (Purn) TNI Kivlan Zein saat ditemui Tribunnews.com di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Sabtu (3/12/2016).
Mayjen (Purn) TNI Kivlan Zein saat ditemui Tribunnews.com di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Sabtu (3/12/2016). (Tribunnews.com/Yurike Budiman)

"Kejadian ini harus dilihat bukan dalam konteks keselamatan orang-orang yang ditarget. Tapi bagaimana demokrasi kita yang telah tercemar. Tercemar ujaran kebencian yang tidak bisa 'membunuh' perbedaan. Tercemar dengan aneka rupa kebohongan yang anti terhadap keberagaman," kata dia.

Yunarto Wijaya menambahkan, permainan politik identitas dalam perhelatan demokrasi harus diakui sering terjadi berbagai negara, meski bukan sesuatu yang diharapkan.

Baca Juga

Banjir di Samarinda, Perahu untuk Distribusi dan Evakuasi Juga Masih Sangat Dibutuhkan

Pasutri Lansia Ini Memprihatinkan, Mbah Nem Infeksi di Dubur, Berjalan Merangkak Dengan Perut

Tetapi, ketika dilumuri dengan berbagai ujaran kebencian dan hoaks, hasil akhirnya adalah terkoyaknya modal sosial sebagai bangsa.

"Ini bukan sekadar untuk disesali, tapi seyogianya menjadi pembelajaran bersama agar tak lagi terulang di waktu-waktu yang akan datang. Karena itu, jangan lelah untuk terus mencintai Indonesia. Memperkuat persatuan dan merawat kebinekaan dalam satu tarikan nafas sebagai manusia Indonesia," kata dia.

Irfansyah, salah satu tersangka kepemilikan senjata api ilegal, sebelumnya mengaku mendapat perintah dari Mayjen (Purn) Kivlan Zen untuk membunuh Yunarto Wijaya.

Pengakuan Irfansyah disampaikan lewat rekaman video yang diputar Polri dalam jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (11/6/2019). Jumpa pers itu dilakukan Kepala Divisi Humas Polri Irjen M Iqbal, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjend Sisriadi, dan beberapa pejabat Polri.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Yunarto Wijaya Maafkan Kivlan Zen yang Diduga Berniat Membunuhnya"

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved