Pilpres 2019

Gatot Nurmantyo Ungkap Alasan Persamuhan Jenderal Purnawirawan di Istana Merdeka, Bahas Soal Makar

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo membeberkan sejumlah alasan persamuhan Presiden Joko Widodo dengan sejumlah jenderal purnawirawan

TRIBUN MEDAN
Kolase Wiranto, Gatot Nurmantyo, dan Luhut Binsar Pandjaitan 

Persekongkolan Kivlan Zen dan Habil Marati dalam Rencana Pembunuhan 4 Pejabat Bermula dari Sini

Sang Anak Ungkap AF hanya Gadai Senjata, Inilah Profil Para Eksekutor yang Mau Bunuh 4 Jenderal

Panglima TNI dan Institusinya Dihina di Medsos, Panglima Hadi Tjahjanto Beri Respons Tak Terduga

Connie Rahakundini Bakrie mengungkapkan analisisnya mengapa empat jenderal menjadi target pembunuhan karena mereka merupakan pilar penguatnya Presiden Jokowi.

"Mereka itu pilar-pilar penguatnya Presiden Jokowi. Kita juga tahu kok Presiden selalu berhubungan dengan mereka terlebih yang berkaitan dengan urgent," papar Connie Rahakundini Bakrie.

Meski demikian, Connie Rahakundini Bakrie tak mengetahui alasan di balik Yunarto Wijaya yang turut menjadi target pembunuhan.

"Yang saya enggak bisa jawab kenapa Direktur Charta Politica Yunarto Wijaya turut menjadi target," beber Connie Rahakundini Bakrie.

Connie Rahakundini Bakrie menegaskan, empat jenderal tersebut merupakan orang terdekat Presiden Jokowi dan merupakan pilar-pilar dalam melaksanakan tugas negara.

"Ini hubungannya dalam Pilpres maka kaitannya seperti itu, menurut saya," aku Connie Rahakundini Bakrie.

Simak videonya:

Habil Marati jadi Donatur Rencana Pembunuhan 4 Jenderal

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akhirnya angkat bicara terkait nasib satu di antara kadernya, Habil Marati alias HM.

Diketahui, polisi telah menetapkan politikus PPP, Habil Marati (HM) sebagai tersangka terkait kasus dugaan perencanaan pembunuhan 4 tokoh nasional.

Menurut keterangan polisi beberapa waktu lalu, Habil Marati berperan sebagai donatur di balik kasus dugaan rencana pembunuhan tersebut. 

Sekretaris Jenderal PPP, Arsul Sani mempersilakan polisi mengusut tuntas keterlibatan Habil Marati.

Arsul Sani juga menegaskan, apabila kader PPP terjerat perkara pidana maka akan diberhentikan.

"Kalau seseorang itu katakanlah ditersangkakan atau dijatuhi hukuman dengan pidana ancaman penjara 5 tahun atau lebih itu bisa diberhentikan dari partai PPP," katanya saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/6/2019).

Baca juga: Habil Marati Ternyata Jebolan Sekolah Agama, Kini Tersangka Donatur Rencana Pembunuhan 4 Pejabat

Lebih lanjut, Arsul mengatakan, pihaknya juga telah menghubungi Habil Marati namun telepon tidak pernah tersambung.

Arsul pun berharap tak ada keistimewaan yang diberikan kepada PPP sebagai satu partai pendukung pemerintah.

"Nggak usah juga nggak enak karena misalnya anggota koalisi pemerintahan, ndak."

"Kan harus sama kedudukannya di hadapan hukum," ujarnya.

Kepolisian menangkap Habil Matari pada 29 Mei 2019 di rumahnya pada kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

"Tersangka ke delapan yang kami amankan adalah saudara HM (Habil Marati)," ungkap Wadir Reskrimum Polda Metro Jaya AKBP Ade Ary Syam Indradi saat konferensi pers di Media Center Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa (11/6/2019).

Ade mengatakan, HM berperan memberikan sejumlah uang untuk membeli senjata kepada tersangka lain yaitu Mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat Mayjen (Purn) Kivlan Zen.

Senjata tersebut diduga akan digunakan dalam melancarkan aksi rencana pembunuhan terhadap empat pejabat negara dan satu pimpinan lembaga survei.

Yaitu Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Panjaitan, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan Gories Mere, dan Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya.

"Memberikan uang sebesar Rp 150 juta kepada tersangka KZ untuk pembelian senjata api," kata Ade.

Baca juga: Yunarto Wijaya Sudah Memaafkan Kivlan Zen yang Diduga Berniat Membunuhnya, Tak Ada Dendam

Peran HM lainnya adalah memberikan uang sebesar Rp 60 juta kepada tersangka lain sebagai biaya operasional pembelian senjata.

Sementara itu, melansir dari pemberitaan hasil investigasi Majalah Tempo edisi (9/6/2019) Habil Marati, politisi PPP diduga memberikan dana bagi calon eksekutor untuk membunuh empat pejabat negara.

Sebelumnya, enam pelaku eksekutor telah berhasil diamankan dan dimintai keterangan.

Barang bukti sebanyak empat senjata api rakitan dan ilegal juga berhasil diamankan oleh pihak kepolisian.

Dari hasil pengembangan, senpi tersebut juga akan digunakan membunuh 4 tokoh nasional dan seorang pemimpin lembaga survei.

Setelah adanya pemeriksaan, ternyata dibalik para tersangka tersebut ada sosok yang memasok dananya yaitu Habil Marati. (*)

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Mengapa Panglima TNI tak Masuk Target Pembunuhan? Berikut Penjelasan Pengamat Intelijen dan Militer, https://medan.tribunnews.com/2019/06/15/mengapa-panglima-tni-tak-masuk-target-pembunuhan-berikut-penjelasan-pengamat-intelijen-dan-militer?page=all dan Tribunjatim.com dengan judul Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo Bongkar Cara Kopassus Habisi Sarang Musuh, Cuma Butuh 3 Personel

Subscribe official YouTube Channel

Baca juga:

LINK LIVE STREAMING & Jadwal MotoGP Catalunya 2019 Akhir Pekan Ini, Rossi Nggak Pede dengan Motornya

VIDEO YouTube Babinkamtibmas Polres Purworejo, Ganjar Pranowo: Dramanya Menarik, Wagu Helm'e

5 Fakta Kasus Video Panas Pelajar SMK Bulukumba Viral, Pemeran Wanita: Janganko Kasi Nyala Blitz

Viral, Pria Desa Ini Beri Mobil dan Motor Untuk Seserahan ke Pengantin Wanita, Berikut Kisahnya

Seleksi Calon Pimpinan KPK, Kapolri Tito Karnavian Sebut 8 Anggota Polisi Siap Mendaftar

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved