Moeldoko Beberkan Kapan Jokowi dan Prabowo Bisa Bertemu, Ada Kaitannya dengan Sidang MK

Jokowi dan Prabowo diharapkan segera bertemu. Kepala Staf Presiden Moeldoko pun membeberkan kemungkinan jadwal pertemuan keduanya

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) menunggangi kuda usai mengadakan pertemuan di kediaman Prabowo Subianto, Bogor, Jawa Barat, Senin (31/10/2016). Pertemuan tertutup tersebut membahas berbagai macam persoalan, seperti masalah perekonomian, penegakan hukum, dan isu-isu yang tengah hangat saat ini - TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNKALTIM.CO - Dua kutub politik Indonesia, yakni Jokowi dan Prabowo Subianto diharapkan segera bertemu.

Pertemuan Jokowi dan Prabowo diharapkan bisa mengakhiri perpecahan yang terbangun akibat Pilpres 2019.

Isyarat pertemuan Jokowi dan Prabowo pun diungkap Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

Moeldoko pun memberi kisaran jadwal pertemuan Jokowi dan Prabowo.

Menurut Moeldoko, calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan nomor urut 02 Prabowo Subianto bisa segera terwujud sebelum sidang perselisihan pemilihan umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi (MK) rampung.

"Ya harapan kita sih sebelum sidang Mahkamah Konstitusi (selesai), itu lebih bagus lagi.

Sehingga suasana jadi sejuk.

Kita semua masyarakat Indonesia sudah bosan dengan kondisi yang seperti ini, membosankan," kata Moeldoko di Bandung, Kamis (20/6/2019).

Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) ini menuturkan, pihaknya sudah berupaya untuk terus melakukan pendekatan kepada Prabowo sebagai calon presiden nomor urut 02.

"Dan alhamdulillah pendekatan itu sedang berjalan dan sudah ada akses komunikasi.

Saling memahami dan seterusnya, dalam sebuah negosiasi seperti itu hal yang biasa," kata dia.

 

Dengan demikian, dia menduga pertemuan antara kedua tokoh tersebut akan segera terwujud.

Karena hal tersebut memang harapan seluruh masyarakat Indonesia.

"Saya pikir tidak lama lagilah itu, pasti akan terjadi pertemuan antara dua pucuk pimpinan ini, dan itu harapan masyarakat semuanya," katanya.

Saat ini sidang PHPU di MK masih dalam tahap pemeriksaan saksi, baik saksi penggugat maupun saksi ahli.

Pihak pendamping hukum dari tim Prabowo-Sandi menggugat hasil penetapan KPU yang memenangkan kubu nomot urut 01, Jokowi-Ma'ruf Amin karena diduga ada kecurangan.

Sementara hal tersebut masih dibuktikan dalam sidang Mahkamah Konstitusi.

Sidang Sengketa Pilpres di Sudah Jalan 4 Seri, Begini Respon Jokowi Tanggapi Tudingan Curang

Tim Hukum Prabowo-Sandi Nilai Ahli IT KPU Hanya Bisa Berkelit, dan Bandingkan dengan Saksi Mereka

Hubungan Jokowi dan Prabowo

Seusai Pilpres 2019, banyak masyarakat yang bertanya-tanya bagimana kini hubungan antara Jokowi dan Prabowo.  

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, membeberkan hubungan yang terjalin antara Calon Presiden 01 Joko Widodo (Jokowi) dan Calon Presiden 02 Prabowo Subianto, seusai masa pemungutan suara Pilpres 2019.

Sebagaimana diketahui, keduanya masih belum bertemu dan belum ada rekonsiliasi untuk meredakan suasana Pilpres 2019 yang begitu panas.

Dalam wawancara khusus seperti tampak dalam video di saluran YouTube CNN Indonesia, Jumat (10/5/2019), Luhut pun menjelaskan hubungan kedua capres tersebut.

Awalnya, pembawa acara CNN Elvira Khairunnisa membahas soal peran Luhut mencairkan suasana Pilpres.

Terlebih, sebagaimana diketahui, sebelumnya Luhut disebut-sebut menjadi utusan Jokowi untuk bertemu Prabowo.

"Pak Luhut, saya tahu hubungan Pak Luhut dengan Pak Prabowo cukup dekat. Lima tahun yang lalu juga Pak Luhut memiliki peran untuk mencairkan suasana. Di tahun ini apakah Pak Luhut akan mengambil peran itu?" tanya Elvira.

Sebagaimana diketahui, Prabowo dan Luhut memang sudah berteman sejak lama.

Bahkan, dalam tulisan di akun Facebooknya pada Oktober 2016, seperti dikutip dari Kompas.com, 7 April 2018, Luhut menuturkan bahwa dirinya sudah berteman dengan Prabowo lebih dari 30 tahun lamanya.

Luhut menjelaskan bahwa pertemanan keduanya sudah terjalin sejak masih dari pangkat Letnan.

Menjawab pertanyaan pembawa acara CNN, Luhut menjelaskan, dirinya tidak pernah mengambil peran apapun terkait hubungan Jokowi-Prabowo.

"Saya nggak ada pernah ambil peran. Saya, sudah selesai (pilpres) tahun 2014 ya kami telpon-telponan, kami janjian makan di restoran. Ya ketawa-ketawa, makan, yasudah sesudah itu baik-baik lagi," ungkap Luhut.

"Apa yang bisa sauya bantu ya saya bantu, apa yang pak Prabowo begini ya ini. Nggak ada (peran)," sambung dia.

Luhut menegaskan, dalam berkontestasi politik, tidak boleh ada dendam yang tertinggal.

" Kenapa kita mesti hidup bawa dendam sih?" ujar dia.

Sang pembawa acara menyatakan persetujuannya.

Ia lantas menanyakan soal kondisi pasca-pilpres 2019.

"Saya sepakat dengan itu. Untuk tahun ini bagaimana pak?" tanya Elvira.

"Sama saja. Nanti kapan ada waktunya saya akan telepon lagi, kita ketemu," jawab Luhut tegas.

Luhut lantas membahas soal dirinya yang belum memiliki kesempatan bertemu dengan Prabowo.

"Memang ada, saya dengar dari orang, itu kemarin tidak setuju orang sekitarnya kalau saya bertemu beliau, ya nggak usah (bertemu)," kata Luhut.

Menurut Luhut, seruan-seruan seperti itu tidak perlu dianggap sebagai hal yang serius.

"Kalau memang belum waktunya, kan saya bilang di Facebook saya, semua yang di bawah langit ini ada waktunya. Kita nggak perlu ada yang dipaksain," ucap Luhut.

"Kalau memang ada waktunya ketemu, ketemu. Kalau memang belum ya belum," sambung dia.

Luhut mengatakan, dirinya sudah menyampaikan pesan ingin bertemu.

"Tapi saya juga nggak akan datang minta-minta juga. Nggak juga, untuk apa?" tegas Luhut.

"Pak Prabowo itu saya kira itu cukup arif kok. Dia tahu kok. Dia juga masih kirim pesan ke saya. Kita masih berhubungan kok," imbuh dia.

Menanggapi itu, Pembawa acara langsung beralih ke Jokowi.

"Kalau komunikasi dengan Pak Jokowi? Pak Prabowo dengan Pak Jokowi?" tanyanya.

Menanggapi itu, Luhut lantas menegaskan bahwa Jokowi tidak pernah lupa dan selalu hormat pada Prabowo.

"Ya Pak Jokowi selalu hormat sama Pak Prabowo. Pak Jokowi itu orang yang tidak pernah lupa. Selalu panggil Mas Prabowo. Selalu masih hormat dia," ungkap Luhut.

"Orang saja yang bikin aneh-aneh itu. Nggak jelas itu," tandas dia.

Simak videonya mulai menit ke 1.40:

Diketahui, pasca-pemilihan presiden (pilpres) Luhut dikabarkan diutus oleh calon presiden (capres) 02 Joko Widodo (Jokowi) untuk bertemu Prabowo.

Namun, belum ada pertemuan keduanya, dan silaturahmi disampaikan Luhut melalui sambungan telepon.

Walaupun hanya melakukan komunikasi melalui telepon, Luhut mengaku ia sangat diterima oleh Prabowo.

"Bicara baik-baik, ketawa-ketawa, ya kita janjian mau ketemu. Hari minggu kemarin tapi kemudian ada masalah teknis beliau agak sakit flu, kita reschedule," ujar Luhut pada Tribunnews di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (22/4/2019).

"Nanti saya telepon lagi (atur jadwal), kami kan bisa telepon-teleponan," tambahnya.

Pembicaraan mereka diucapkan Luhut berjalan santai dengan bercerita soal pengalaman di TNI.

Ia menilai, Prabowo merupakan orang baik dan memiliki pemikiran yang rasional dalam melihat suatu persoalan.

"Pak Prabowo kan orang baik, jadi saya hanya titip saja sebenarnya mau bilang ya jangan terlalu didengerin lah kalau pikiran-pikiran yang terlalu gak jelas basisnya. Karena pak Prabowo orang rasional juga," ujar Luhut. (*)

Subscribe official Channel YouTube:

BACA JUGA:

Yusril Pertanyakan Data Kecurangan 22 Juta Suara Saat Jaswar Koto Bersaksi, Begini Faktanya

5 Rekomendasi Drama Korea Romantis Tayang Juli 2019, Cha Eun Woo di Rookie Historian Goo Hae Ryung

Kevin Aprilio Terjerat Utang hingga 17 Miliar, Ini Orang yang Membantunya Bangkit dari Kebangkrutan

Ini Rekam Jejak Marsudi Wahyu Kisworo, Ahli yang Dihadirkan KPU, Profesor IT Pertama Indonesia

Golkar Kirim Sinyal Keberatan Partai Gerindra Bergabung ke Koalisi Jokowi-Maruf, Ini Kata Airlangga

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved