Soal Rencana Pembangunan KAB, Kepala Bappeda Kaltim: Intinya Lanjut Atau Tidak
Kepala Bappeda Provinsi Kaltim, Zairin Zain mengatakan, pada prinsipnya kegiatan tersebit untuk menegaskan apakah KAB ini bisa terus atau tidak.
Penulis: Aris Joni | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO,BALIKPAPAN - Pasca kunjungan Wakil Gubernur Kaltim ke lokasi Kereta Api Borneo (KAB) di Buluminung, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), nampaknya pemnbangunan tersebut akan dilanjutkan.
Hal tersebut terlihat dengan diadakannya pertemuan antara pemerintah dengan pihak Rusia di Hotel Grand Senyiur, Balikpapan, Kamis (27/6/2019).
Bertajuk "Business Gathering Indonesia-Rusia" menjadi follow up kerjasama pemerintah dengan Rusia, pasca diresmikan Presiden pada 2015 lalu dan hingga saat ini belum ada progresnya.
Kepala Bappeda Provinsi Kaltim, Zairin Zain mengatakan, pada prinsipnya kegiatan tersebit untuk menegaskan apakah KAB ini bisa terus atau tidak.
Menurutnya, jika memang tidak dilanjutkan, maka pihaknya akan memberikan arahan lain yang dapat dimasuki seperti ke tehno park atau industri-industri yang mengelola hasil turunan dari batu bara atau sawit yang bisa dijadikan produk untuk dijual.
"Ini yang kita persiapkan. Kemarin kan Pemprov Kaltim sudah meninjau dalam rangka melihat apa saja yang saat ini terjadi di sana, kok sampai sekarang nggak jalan-jalan," ujarnya.
Menurutnya, Buluminung sebagai lokasi yang diincar Rusia juga sudah menyiapkan lahannya, tinggal pembebasan lahan yang masih bermasalah.
"Ini yang kita luruskan agar segera terselesaikan," ungkapnya.
Ia menjelaskan, salah satu persiapan di KAB tersebut telah dibangunnya pelabuhan di kawasan tersebut, tinggal meneruskan pembebasan lahan menuju Kutai Barat sekitar 130 km untuk jalur angkutan batu bara.
Bahkan, dalam agenda tersebut juga dibahas regulasi KAB, dan pihak Rusia ingin kereta api tersebut diperuntukkan angkutan batu bara khusus, sehingaga tidak ada angkutan lain.
"Sedangkan kita berharap, kereta api itu juga dapat digunakan untuk penumpang dan barang lainnya, sehingga ada jugalah trans Kalimantan kita dengan menggunakan kereta api," harapnya.
Ia menambahkan, langkah selanjutnya adalah menegaskan pihak Rusia apakah jadi melanjutkan kereta api tersebut atau tidak.
Jika tidak dilanjutkan ucap dia, maka akan dicarikan usaha yang lain supaya tidak terkatung-katung dan masyarakat Kaltim tidak berharap.
"Ini kan tergantung pusat juga. Nanti lah tunggu laporan dari hasil tinjauan pemerintah pusat," pungkasnya.
Diakuinya, KAB ini sangat penting, karena akan meningkatkan perekonomian di Kaltim, disamping mendapatkan hasil tambahan dengan angkutan ini, kemudian infrastruktur yang awalnya diangkut di jalan umum,
bisa dialihkan ke jalur kereta api serta pengangkutan yang cukup murah dan banyak jika diangkut dengan kereta api, dibanding pengangkutan dengan kendaraan truk.
"Karena kalau kereta api batu bara ini tidak seperti kereta api penumpang yang hanya sekitar 10 gerbong, tapi bisa ratusan gerbong," katanya (*)
Sementara itu, rencana pembangunan Kereta Api Borneo (KAB) di Kaltim agaknya semakin serius.
Pasalnya, baik pemerintah pusat hingga daerah terus menggenjot upaya kerjasama pembangunan dan bisnis antara Indonesia dan Rusia.
Seperti kegiatan Business Gathering Indonesia-Rusia yang dilaksanakan Kementerian Luar Negeri RI bersama Pemerintah Provinsi Kaltim, di Hotel Grand Senyiur, Balikpapan. Kamis (27/6/2019).
Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai salah satu bentuk dukungan rencana pembangunan KAB yang saat ini tengah digenjot.
Hal tersebut diungkapkan langsung Direktur Eropa III Kementerian Luar Negeri RI, Ardian Wicaksono usai kegiatan.
"Kita sudah ada beberapa investasi atau kerjasama perdagangan dengan Rusia sehingga mendukung apa yang sudah ada direalisasikan kereta api itu nantinya," ujarnya.
Ia menjelaskan, jika KAB tersebut dilanjutkan, maka akan banyak pengembangan bisnis lain yang dapat mendukung pembangunan KAB tersebut, diantaranya seperti dari segi infrastruktur.
Selain itu juga dapat dikembangkan ke pariwisata, energi dan transportasi yang lain serta mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

"Pada kegiatan ini juga kita ingin mendapatkan pemahaman dari Rusia bahwa Kaltim memang potensial," ungkapnya.
Ardian menilai pembangunan KAB saat ini adalah momen yang pas, karena untuk mengantisipasi ibukota negara.
"Jadi momentumnya cukup tepat membangun di sini. Itu yang kita coba yakinkan sehingga nanti banyak bisnis yang masuk di Kaltim," jelasnya.
Ia menambahkan, pembangunan KAB ada prosesnya, saat ini masih menunggu, salah satunya solusi dan rekomendasi. Dirinya akan menyampaikan ke Kementerian Perhubungan terkait progres yang telah dilakukan,
di mana progres tersebut adalah progres positif di mana kereta api ini tidak hanya diberlakukan untuk barang, tapi juga dapat digunakan untuk kereta api umum yakni penumpang dan barang lainnya.

"Ini yang kita coba dan juga tawarkan. Kalau ada jalur lain di Kaltim yang dapat mendorong konektivitas antar kota kita juga akan dukung.
Jadi, bisa memanfaatkan pembangunan kota juga selain pembangunan bisnis jalur Kereta Api Borneo," terangnya.
Diakuinya, untuk peruntukkan kereta api tersebut masih dilakukan pembahasan, karena sudah ada ketentuan atau revisi dari peraturan pemerintah bahwa kereta api ini juga bisa diperuntukkan buat kereta api umum dan khusus.
"Nanti dua-duanya ini akan kita coba tawarkan. Semoga bisa tercapai untuk barang dan penumpang," tutupnya. (*)
Subscribe Official YouTube Channel:
Baca juga:
VIDEO Live Streaming Putusan Sidang MK Pilpres 2019, Kamis 27 Juni 2019 Jam 12.30 WIB
Jelang Putusan MK, Selain Jadi Bahan Tertawaan Advokat TKN Kembali Sebut Bambang Widjojanto Konyol
Resmi, Song Joong Ki Layangkan Gugatan Cerai Atas Song Hye Kyo, Song Song Couple Berpisah
Benarkah Efek Coating Bakal Hilang Jika Mobil Sering Diparkir di Tempat Panas?