Soal Koalisi, Mardani Ali Sera: Indonesia Tak Butuh Parpol Pragmatis, Harus yang Berkelamin Jelas

Mardani Ali Sera menilai parpol yang berbelok arah sebagai parpol yang pragmatis. Indonesia, kata Mardani perlu prapol berkelamin jelas

Editor: Rafan Arif Dwinanto
KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera saat ditemui di media center pasangan Prabowo-Sandiaga, Jakarta Selatan, Jumat (10/5/2019). 

"Kita masih punya waktu sampai pelantikan.

Masing-masing partai akan konsultasi dengan konstituennya.

Mudah-mudahan ada titik temu," kata Mustafa.

Sebelumnya, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto secara resmi telah membubarkan Koalisi Indonesia Adil dan Makmur.

Keputusan tersebut diambil melalui rapat internal bersama lima sekjen parpol dan sejumlah petinggi partai lainnya di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat (28/6/2019).

Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menuturkan, dalam rapat tersebut Prabowo mengembalikan mandat dukungan sebagai pasangan capres-cawapres ke masing-masing partai politik.

Sebab, Mahkamah Konstitusi (MK) telah memutus perkara sengketa hasil Pilpres 2019.

Dalam putusannya, MK menolak seluruh dalil permohonan yang diajukan oleh tim hukum Prabowo-Sandi.

 Prabowo Bubarkan Koalisi, Beda Kata Presiden PKS dengan Mardani Ali Sera yang Betah di Oposisi

 Prabowo Subianto Ucapkan Terima Kasih dan Resmi Bubarkan Koalisi Adil Makmur

 Yang Unik dari Pidato Prabowo Usai Putusan MK, Tak Ada Ucapan Selamat hingga Terima Kasih Emak-emak

Demokrat Siap Merapat

Partai Demokrat membuka peluang merapat ke kubu Jokowi-Maruf Amin setelah gugatan sengketa Pilpres 2019 yang diajukan paslon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ditolak oleh Mahkamah Konstitusi.

Diketahui, Partai Demokrat berada di Koalisi Adil Makmur Prabowo-Sandi selama Pilpres 2019.

Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin menyatakan, partainya terbuka jika ada tawaran dari Jokowi-Ma'ruf untuk bergabung dalam pemerintahan.

"Saya kira semua opsi terbuka, tanpa perlu kita memperlihatkan, mempertontonkan kerakusan pada kekuasaan," kata Amir kepada Kompas.com, Jumat (28/6/2019).

Menurut Amir, arah partainya kedepan akan sangat tergantung pada keputusan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.

Namun, SBY juga akan tetap berkomunikasi dengan para kader terlebih dulu sebelum mengambil keputusan.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved