Suka Tantangan, Perempuan Asal Bontang Ini Bersyukur Jadi Guru SLBN
Dari awal sudah senang bertemu dengan anak-anak seperti itu. Baru pertama kali tentu terkejut ya dan jadi tahu bahwa mengajar mereka itu berbeda
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- Menjadi seorang guru merupakan cita-cita yang sudah diimpikan sejak kecil. Seperti yang dialami wanita asal Kota Bontang ini yang berhasil mencapai impiannya tersebut.
Tapi, dia bukanlah guru yang mengajar anak biasa, melainkan menjadi guru di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Kota Bontang.
Putri Ryantsari memang belum genap setahun menjadi pengajar di SLBN Kota Bontang. Tapi dia sudah sangat menikmati berprofesi sebagai guru yang mengajar anak-anak difabel.
Mulai dari tuna grahita, tuna Daksa, autis, tuna netra, hingga tuna rungu wicara. Mata pelajaran yang diajarkan yakni Penjaskes atau olahraga.
"Dari awal sudah senang bertemu dengan anak-anak seperti itu. Baru pertama kali tentu terkejut ya dan jadi tahu bahwa mengajar mereka itu berbeda dengan anak biasa, kita harus tahu bagaimana cara pendekatannya," ujarnya kepada Tribunkaltim.co, Minggu (30/6/2019).
Mantan atlet Marching Band PKT Bontang itu pernah mengajar di salah satu Sekolah Luar Biasa saat menjalani masa kuliah di Samarinda. Dari situ dia merasa tertarik untuk menjadi pengajar anak luar biasa.
Putri Ryantsari yang juga lulusan S1 Penjaskes Universitas Mulawarman itu pun masih menyukai tantangan. Sehingga dirinya ingin sekali memberikan mengabdi kepada masyarakat Bontang khususnya anak luar biasa.
Mempunyai keluarga yang berprofesi sebagai pengajar juga menjadi faktor pendukung.
Ayahnya kepala SMP Negeri 1 Bontang, sementara ibu dan kakanya merupakan pengajar SMP YKPP Bontang. Hal itu lah yang menjadi alasan kuat Putri Ryantsari memilih mengukuti jejak kedua orang tuanya, yakni sebagai pengajar.

Meski sudah bersatus sebagai pengajar, Putri Ryantsari mengaku masih perlu belajar lebih banyak lagi. Bahkan dirinya juga belajar bahasa isyarat dengan murid SLBN Bontang. Karena dia awalnya tidak mempunyai kemampuan bahasa isyarat.
"Saya masih belajar juga dengan murid SLBN Bontang, seperti bahasa isyarat. Selain itu saya juga perlu baca banyak buku seputar anak difabel maupun anak berkebutuhan khusus. Harus disyukuri dengan profesi sekarang, karena memang keinginan sejak lama," ujar wanita 23 tahun itu.
Baca Juga;
Alif Berlari Jemput Adiknya yang Tertidur Dalam Rumah Saat Tanah Depan Rumahnya Tiba-tiba Longsor
Vanessa Angel Bebas, Komentar Pertamanya Setelah Keluar Penjara Sampaikan Terima Kasih
Tentu wanita yang menyukai makanan yang berkuah itu punya harapan besar untuk anak-anak didiknya. Bisa menjadi mandiri bahkan bisa meraih prestasi di bidang non akademik menjadi sebuah kebanggan buat dirinya.