Tujuh Kasus Kebakaran di PPU Selama Setahun, Rata-rata Karena Arus Pendek
Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Penajam Paser Utara (PPU), kasus kebakaran ini di Kecamatan Penajam terjadi empat kasus,
Penulis: Mir | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO,PENAJAM-Musibah kebakaran yang menimpa keluarga Kusno di Desa Bangun Mulya, Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), menambah jumlah kebakaran yang terjadi selama 2019. Sejak Januari sampai Juli ini sudah tercatat 7 kasus kebakaran.
Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Penajam Paser Utara (PPU), kasus kebakaran ini di Kecamatan Penajam terjadi empat kasus, kemudian Sepaku dua kasus kebakaran dan satu di Kecamatan Waru.
Di Kecamatan Sepaku terjadi di RT 03 Desa Argo Mulyo yang menghabiskan 1 rumah pada 1 Januari lalu. Kemudian 17 Januari kembali terjadi di Jalan Inpres RT 02 Kelurahan Gunung Steleng, Kecamatan Penajam. Kasus ketiga terjadi pada 30 Maret di RT 05 Dusun 1 Desa Argo Mulyo, Kecamatan Sepaku.

Kasus kebakaran keempat pada 11 April lalu di Jalan AMD RT 08 Kelurahan Gunung Steleng, Penajam, dan 16 April di Jalan Provinsi KM 12,5 RT 05 Kelurahan Lawe-lawe, Penajam dab kejadian keenam pada 31 Mei lalu di pelabuhan Feri Penajam. Terakhir adalah kejadian di rumah Kusno di Desa Bangun Mulya, Waru.
Kasubbid Logistik dan Peralatan BPBD PPU, Nurlaila mengatakan, rata-rata kebekaran yang terjadi penyebabnya karena arus pendek atau konsleting listrik. Ia mengatakan, rumah yang terbakar juga rata-rata ditinggal penghuninya.

Untuk itu, ia meminta kepada para pemilik rumah untuk hati-hati terhadap jaringan listrik di rumah. “Kemudian kalau mau meninggalkan rumah baik sebentar atau cukup lama, tolong listrik diperhatikan dan cabut yang tak perlu,” katanya.
Sementara itu, kebakaran pada dini hari tadi memnghanguskan dua unit rumah di RT 01, Desa Bangun Mulya, Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Disinyalir penyebab kebakaran pada pukul 02.00 Wita itu karena arus pendek listrik.
Api baru bisa dipadamkan pukul 03.30 Wita dibantu DPKP Pos PMK Waru, dibantu TNI/Polri dan warga sekitar.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten PPU melalui Kasubbid Logistik dan Peralatan, Hj Nurlaila menjelaskan, dua unit rumah rusak berat akibat dilalap si jago merah.
"Satu unit rumah beton dengan ukuran 4x12 meter dua lantai milik Bapak Kasno dan satu unit rumah kayu ukuran 6x9 meter milik Bapak Ahmad Junaidi. Keduanya adalah ayah dan anak," katanya, Senin (1/7/2019).
Api diduga berasal dari rumah Kasno yang saat itu hanya dihuni anaknya, Ahmad Setiawan (16), yang saat kejadian sedang tertidur lelap.
"Tidak ada korban jiwa, namun kerugian sementara yang terdata selain dua bangunan, yakni sejumlah uang, perhiasan, dan surat berharga lainnya," lanjutnya.
Terpisah, Kapolres PPU, AKBP Sabil Umar melalui Kapolsek Waru, Iptu Singgih saat dikonfirmasi mengatakan penyebab pasti kebakaran masih dalam proses penyelidikan.
"Info dari personil di TKP tidak ada korban jiwa, namun kerugian materil saja. Penyebab pastinya masih sedang kami dalami," pungkasnya
Sementara itu, musibah yang menimpa keluarga Kusno (50), Senin (1/7/2019) dinihari.
Rumah yang ia tempati bersama isteri dan dua anaknya, serta rumah putrinya yang juga telah berkeluarga, rata dengan tanah akibat keganasan si jago merah.

Kedua rumah tersebut memang saling menempel dan dihuni dua keluarga tersebut.
Kasno, yang ditemui Tribunkaltim.co, dengan mimik yang menunjukkan kesedihan yang mendalam, mengaku sangat kaget ketika mendengar kabar bahwa rumahnya menjadi korban keganasan api.
Ia yang saat itu sedang keluar rumah, meninggalkan anaknya, Ahmad Setiawan (16) yang masih remaja dalam keadaan tertidur.
"Rumah memang sepi. Anak, istri, dan menantu saya sedang berada di Muara Toyu, Kabupaten Paser. Mereka memang sedang bekerja di sana," katanya pada Senin, (1/7/2019).
Api pertama kali dirasakan oleh Ahmad Setiawan, yang saat itu sedang terlelap.
Menurut penuturan Kasno, anak laki-lakinya itulah yang pertama kali meminta tolong.
"Saya ditelepon sama keluarga, katanya rumah saya kebakaran," ungkapnya.
Kasno tidak bisa menduga penyebab api, dan menyerahkan penyelidikan tersebut kepada pihak yang berwajib.
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai buruh harian lepas hanya bisa pasrah dan bersabar atas keadaan yang menimpa ia dan keluarganya.
Hanya sedikit barang yang bisa diselamatkan.
Ia menuturkan, dari kejadian tersebut, keluarganya rugi hingga ratusan juta rupiah.
"Kalau dikisarkan, mungkin (kerugiannya) Rp 400 juta," tuturnya.
Untuk sementara, ia dan keluarganya dibantu tetangga untuk menempati salah satu rumah kontrakan, yang lokasinya tidak jauh dari rumahnya.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten PPU berkoordinasi dengan Babinsa, Bhabinkamtibmas, Ketua RT, aparat desa dan warga sekitar melakukan pembersihan, membantu menyiapkan kebutuhan air bersih dan listrik di rumah sementara Kasno dan menantunya, Ahmad Junaidi.
Kasubid Logistik dan Peralatan BPBD PPU, Hj Nurlaila menjelaskan, bantuan tersebut diserahkan di rumah sementara Kasno dan Ahmad Junaidi.
"Kita salurkan bantuan berupa bahan pangan dan barang sehari-hari," ungkapnya.
Logistik tersebut antara lain, family kit, paket sandang, kidsware, paket rekrasional, paket peralatan makan, tas sekolah, selimut, beras, air mineral dan kebutuhan lainnya. (*)
(tribunkaltim.co/Samir paturusi)
Terpilih Jadi Presiden, Berikut 10 Janji Jokowi yang Patut Ditagih, Ada Internet Anti Lelet
SEJARAH HARI INI: 1 Juli Hari Bhayangkara, Lihat Daftar Kapolri, Siapa Menjabat Paling Singkat?
Berbagi Status di Media Sosial Facebook dan Instagram Story Bisa Dilakukan Pakai WhatsApp
Akan Cerai dengan Song Joong Ki, Song Hye Kyo Tampak Kurus & Menangis, Ini Foto Kebersamaan Mereka
Kelakuan Hotman Paris Kini Ditiru Anak Bungsunya, Beginilah Lagaknya di Depan Kamera