Lelang Proyek Ricuh di Kantor Bupati PPU, Ini Tanggapan AGM Sang Bupati Penajam Paser Utara
Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Abdul Gafur Mas’ud (AGM) memberikan respon terkait kejadian kejadian pericuhan
Penulis: Mir | Editor: Budi Susilo
Suasana lantai empat persis depan ruangan Layanan Pengadaan Secara ELektronik (LPSE) dan Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan Bagian Pembangunan, Sekretariat Kabupaten (Setkab) Penajam Paser Utara (PPU) tiba-tiba ricuh, Senin (1/7/2019).
Awalnya, puluhan orang sedang menunggu depan ruangan LPSE-ULP untuk pembuktian dokumen lelang proyek pembangunan Puskesmas Petung senilai Rp 4,9 miliar.
Entah siapa yang memulai, kemudian terjadi keributan yang menyebabkan seorang terkena tikaman.
Korban sempat turun ke lantai tiga melewati tangga. Tak lama kemudian ia dibawa ke Rumah Sakit Ratu Aji Putri Botung.
Hari itu, LPSE-ULP mengundang dua perusahaan yang mengajukan penawaran untuk melakukan pembuktian dokumen secara manual. Sebelumnya, dokumen mereka sudah diserahkan melalui online.
Salah seorang saksi mata yang enggan disebut namanya menuturkan, peristiwa tersebut terjadi pukul 08.30 Wita.
"Kami di ruangan tiba-tiba dengar ada keributan di luar. Kronologinya saya kurang paham karena tidak menyaksikan secara langsung," katanya, Senin (1/7/2019).
Pantauan Tribunkaltim.co, pihak keamanan masih terus berjaga di sekitar Setkab PPU.
Meski telah terjadi keributan, namun Kepala Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Setkab PPU, Anang Widianto mengatakan, meski terjadi insiden tidak menyenangkan, prosedur lelang tetap berjalan sesuai jadwal.
"Pada dasarnya kami tetap lanjutkan proses lelang proyek ini, karena tidak ada aturan yang membuat kami harus menghentikan proses itu," katanya, Senin(1/7/2019).
Berdasarkan dokumen elektronik yang dikirimkan oleh penyedia jasa, setelah dievaluasi dikerucutkan menjadi dua peserta yang mengikuti lelang untuk diundang dalam rangka pembuktian dokumen.

"Kami minta pengamanan terus sampai proses selesai," imbuhnya.
Lebih lanjut, ia mengaku heran karena keributan tidak seharusnya terjadi, karena ada sistem yang mengatur untuk mencegah kecurangan.
Sistem lelang sifatnya terbuka sehingga siapapun bisa mengajukan penawaran. Penawaran yang paling pas, yakni teknis yang memenuhi syarat dan menawarkan harga terendah.
"Kita tetap lanjut. Pembuktian dokumen kita tetap tunggu hingga besok," tegasnya.