Soal Rekonsiliasi, Rocky Gerung Sindir Kubu Jokowi di ILC TV One, yang Menang, Hatinya Tidak Lega

Rocky Gerung, pengamat politik menyebut ada yang unik dalam rencana rekonsiliasi yang didengungkan lantaran yang terlihat gugup justru kubu pemenang

Editor: Amalia Husnul A
Vincentius Jyestha/Tribunnews.com
Rocky Gerung menghadiri sidang lanjutan kasus dugaan penyebaran berita bohong atau hoaks dengan terdakwa Ratna Sarumpaet di PN Jaksel, Selasa (23/4). 

TRIBUNKALTIM.CO - Pertemuan Jokowi dan Prabowo Subianto seusai gelaran Pilpres 2019 telah ditunggu sejumlah pihak dan masyarakat luas.

Pertemuan yang disebut-sebut bakal menjadi rekonsiliasi bagi kedua kubu yang bertarung di Pilpres 2019 itu hingga saat ini belum dapat dipastikan.

Di acara Indonesian Lawyers Club atau ILC TV One, Selasa (3/7/2019) malam, rekonsiliasi ini juga disinggung narasumber yang hadir di acara ini. 

Rocky Gerung, pengamat politik menyebut ada yang unik dalam rencana rekonsiliasi yang didengungkan lantaran yang terlihat gugup justru dari kubu Capres-Cawapres 01 Jokowi-Maruf Amin yang notebene adalah pemenang di Pilpres 2019

Awalnya, Rocky Gerung menilai Prabowo dalam menanggapi rencana rekonsiliasi terlihat gembira dan justru kubu Jokowi terlihat gugup.

Rocky Gerung merasa heran karena menurutnya kubu Jokowi tidak merasa lega.

"Jadi agak ajaib, seorang yang memenangkan atau berpesta justru hatinya tidak lega," kata Rocky Gerung.

"Itu yang menerangkan bahwa, saya menganggap, Pak Jokowi dimenangkan secara legal, tetapi legitimasi ada pada Prabowo, dan itu musti didamaikan, bagaimana mendamaikan, dua problem satu di kutub utara, satu di kutub selatan," paparnya.

Menurut Rocky Gerung, harus ada badai baru untuk bisa menghasilkan rekonsiliasi dua kubu tersebut.

"Harus ada badai baru mendamaikan untuk menghasilkan rekonsiliasi, itu yang kita cari, jadi kita harus menciptakan badai baru sebetulnya," ujar Rocky Gerung

"Supaya kita bisa berselancar di situ dan menikmati tantangan di depan gelombang. Bukan sekadar Pak Karni yang berselancar, seluruh negeri ini."

"Problemnya adalah siapa yang lebih berpengalaman berselancar di tengah badai. Yang ada berselancar di tengah ombak kedunguan itu. Itu yang kita hadapi," sambungnya.

Pengamat Politik Rocky Gerung memberikan pandangannya bahwa kubu 01 capres cawapres terpilih Joko Widodo(Jokowi)-Ma'ruf Amin gugup mengenai rekonsiliasi dengan kubu 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Pengamat Politik Rocky Gerung memberikan pandangannya bahwa kubu 01 capres cawapres terpilih Joko Widodo(Jokowi)-Ma'ruf Amin gugup mengenai rekonsiliasi dengan kubu 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. (Capture/YouTube/Indonesia Lawyers Club)

Rocky Gerung juga memberikan penilaian terhadap hasil sidang sengketa Mahkamah Konstitusi (MK).

"Kita dibuat macet berpikir, karena orang bertahan pada argumen bahwa MK sudah memutuskan secara benar, bukan secara benar, secara legal. Secara legal karena yang diajukan kepada forum MK bukan sekedar legal.

"Tapi problem etis, ada ketidakadilan masuk ke MK, dibilang 'kami tidak bisa periksa moral klaim Anda', curang itu adalah moral klaim karena kami di batas undang-undang, peralatan kami bukan akal, tapi kalkulator. Memang itu yang dilakukan," paparnya.

Dirinya merasa MK telah gagal memanfaatkan momen sidang sengketa pilpres untuk menginovasi hukum.

"Ada moral yang tidak diselesaikan, jadi terjadi pembelahan di masyarakat. Jadi saya berpendapat MK gagal memanfaatkan momentum untuk menghasilkan inovasi hukum," paparnya.

Lihat videonya di menit ke 4.19

PDIP Singgung Rekonsiliasi

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto angkat bicara soal rencana rekonsiliasi antara pasangan calon 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin dengan pasangan calon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

BACA JUGA:

Dampak Bila Rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo Tak Terwujud Ternyata Cukup Serius, Begini Kata JK

Dulu Bersatu, Sekarang Andre Rosiade dan Faldo Maldini Justru Berdebat Panas Soal Rekonsiliasi

Diberitakan TribunWow.com dari siaran langsung KompasTV, Minggu (30/6/2019), hal tersebut disampaikan Hasto saat menghadiri rapat pleno penetapan presiden dan wakil presiden terpilih di kantor KPU, Jakarta.

Dalam pemaparannya, awalnya Hasto menilai rapat pleno ini merupakan batu loncatan yang menunjukkan bahwa tahapan Pilpres 2019 sudah selesai.

"Dengan penetapan ini Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden terpilih, menjadi pemimpin kita bersama tanpa membedakan apapun pilihan politiknya," kata Hasto.

"Karena itulah tugas untuk mewujudkan Indonesia yang jaya, Indonesia yang maju, itu jadi skala prioritas Pak Jokowi difokuskan pada pembangunan SDM kita," sambung dia.

BACA JUGA:

Soal Rekonsiliasi Jokowi-Prabowo, Wapres Jusuf Kalla Sebut Ada Konsekuensi Jika Tak Dilakukan

Kabar Terbaru Soal Rekonsiliasi Jokowi-Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak: Pak Prabowo Anytime

Hasto lantas memaparkan soal kemungkinan rekonsiliasi setelah rapat pleno berakhir.

Hasto menilai, rekonsiliasi sebenarnya merupakan intisari dari jalan musyawarah itu sendiri ketika ada pihak-pihak yang memang bersedia untuk membangun dialog.

"Tetapi ketika dialog tidak mau dilakukan, ya berarti ini tidak sesuai pada pemahaman terhadap kepribadian bangsa," lanjut dia.

Namun, Hasto memastikan, kepemimpinan Jokowi adalah kepemimpinan yang merangkul dan menyatukan sehingga proses dialog tentu akan terus dilakukan secara bersama-sama.

Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo bersama Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo subianto saat mengikuti debat keempat calon presiden pada pemilu 2019 di Hotel Shangrila, Jakarta Pusat, Sabtu (30/3/2019). Pada debat keempat kali ini mengangkat tema Ideologi, Pemerintahan, Pertahanan Keamanan dan Hubungan Internasional.
Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo bersama Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo subianto saat mengikuti debat keempat calon presiden pada pemilu 2019 di Hotel Shangrila, Jakarta Pusat, Sabtu (30/3/2019). Pada debat keempat kali ini mengangkat tema Ideologi, Pemerintahan, Pertahanan Keamanan dan Hubungan Internasional. (Tribunnews/Jeprima)

Terkait hubungan kubu 01 dengan Partai Gerindra, Hasto memberikan contoh kerja sama yang terjalin antara pihaknya dengan partai yang diketuai Prabowo itu saat di DPR.

"Tidak ada persoalan terkait dengan hal tersebut. Karena di DPR kami bisa menunjukkan kerja sama yang baik dengan Partai Gerindra," ungkap Hasto.

"Rekonsiliasi hanya menjadi sebuah isu politik. Tetapi watak sejati para pemimpin di republik ini adalah mengedepankan dialog, mencari titik temu untuk bangsa dan negara, sehingga dengan adanya penetapan KPU secara legalitas formal, tidak ada lagi persoalan terkait dengan kepemimpinan Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf Amin," imbuh dia.

Hasto menilai, hal ini juga didukung oleh dukungan rakyat yang sangat besar.

"Partisipasi pemilu lebih dari 81 persen rakyat hadir, ini adalah sebuah kekuatan utama bagi seorang pemimpin."

"Meskipun demikian, Pak Jokowi tetap mau melakukan langkah-langkah dialog dengan Pak Prabowo, ini merupakan hal yang positif," tandasnya.

(*)

Subscribe Official YouTube Channel:



Baca juga:


Dinikahi Bule, Wanita Ini Tak Tahu Suaminya Penjahat, Terungkap Gara-gara Jadi Penjual Ayam Bakar


Geger Kabar Pernikahan Sedarah, Pihak Keluarga Ungkap Terjadi di Balikpapan Kalimantan Timur


Aksi Jokowi di Pesawat Kepresidenan Buat Pramugari Kaget, Sebut Pejabat Pertama yang Lakukan Itu


Dulu Bersatu, Sekarang Andre Rosiade dan Faldo Maldini Justru Berdebat Panas Soal Rekonsiliasi


Ditantang Makan Gecko, Pria Ini Meninggal Dunia 10 Hari Kemudian, Urine Hitam, Muntah Cairan Hijau



Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Rocky Gerung Sindir Kubu Jokowi soal Rekonsiliasi: Agak Ajaib, yang Menang Hatinya Tidak Lega, https://wow.tribunnews.com/2019/07/03/rocky-gerung-sindir-kubu-jokowi-soal-rekonsiliasi-agak-ajaib-yang-menang-hatinya-tidak-lega?page=all.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Lailatun Niqmah

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved