Pengakuan Luhut Soal Bahasa Inggris Jokowi saat KTT G20 di Jepang, Kental Logat Jawanya
Pengakuan blak-blakan Luhut Binsar Pandjaitan soal kemampuan Bahasa Inggris Presiden jokowi yang banyak dikeluhkan warganet. Medok Jawa
Masalah aksen ini saya perhatikan ketika mendampingi Pak Jokowi selama menghadiri KTT G20 di Jepang minggu lalu.
Saya mendengar Beliau selalu berbahasa Inggris dengan lancar dalam setiap komunikasinya dengan pimpinan negara lain.
Kalau bahasa Inggrisnya tidak baik, maka tidak mungkin seperti Ivanka Trump atau para pimpinan negara lain sampai ketawa-ketawa saat berbincang dengan Beliau.
Tidak hanya terhadap Pak Jokowi, saya juga memperhatikan aksen dari pemimpin negara lain seperti dari Jerman dan Prancis.
Mereka medok juga, tapi medok ala Jerman dan Prancis.
Artinya setiap bangsa punya logat khasnya masing-masing. Jadi, tidak perlu kita menilai rendah seseorang hanya karena aksen bahasa Inggrisnya.
Pak Jokowi sendiri tadinya menerima 17 permintaan pertemuan bilateral dari negara lain.
Ini adalah bukti betapa populernya Indonesia sekarang di kalangan anggota KTT G20 yang notabene merupakan negara-negara dengan ekonomi terbesar di dunia.
Tapi karena waktu itu harus menunggu pengumuman Mahkamah Konstitusi sebelum bertolak ke Jepang, maka pertemuan bilateral jadi banyak dikurangi.
Satu di antara pertemuan yang terlaksana adalah bersama Putra Mahkota Kerajaan Saudi Mohammad bin Salman, di mana Beliau berkomitmen untuk membuat kerja sama dua negara menjadi lebih dekat lagi.
Lainnya adalah pertemuan dengan Presiden Erdogan dari Turki yang berlangsung sangat bersahabat.
Bahkan Setiap ada masalah menyangkut Timur Tengah, Presiden Erdogan selama ini sering menelpon langsung Presiden Jokowi.
Dalam pertemuan itu juga dibahas kerja sama industri pertahanan.

Kemarin disepakati bahwa LAN, PT PAL dan PT DI akan dilibatkan dalam kerjasama dengan skema transfer teknologi dari Turki yang sudah sesuai dengan standar NATO
Pertemuan dengan World Bank juga berjalan sangat baik, di mana mereka akan melanjutkan bantuannya untuk mendorong proyek SDG’s di Indonesia yang akan diinkubasi dalam skema blended finance.