Komisi IV DPRD Balikpapan Tegaskan Kualitas Pelayanan Pasien DBD Harus Diutamakan
Komisi VI DPRD Balikpapan menyebut di tahun 2019 ini, angka penderita demam berdarah dengue yang terjadi di Balikpapan sudah merenggut banyak nyawa.
Penulis: Zainul | Editor: Rita Noor Shobah
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Komisi VI DPRD Balikpapan menyebut di tahun 2019 ini, angka penderita demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi di kota Balikpapan sudah merenggut cukup banyak nyawa.
Sejak Januari 2019 hingga memasuki bulan Juli 2019 ini, tercatat sudah 8 warga yang meninggal dunia akibat menederita penyakit DBD.
Salah satunya adalah anak berusia 11 tahun warga kelurahan Gunung Samarinda, Kecamatan Balikpapan Utara.
Menurut ketua Komisi IV DPRD Balikpapan, Mieke Henny kasus DBD tersebut harus disikapi secara serius oleh setiap puskesmas maupun dinas terkait dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan.

“Kasus DBD di kota Balikpapan sudah merenggut banyak nyawa, Kami minta puskesmas dan DKK lebih menyikapi ini," katanya
Puskesmas maupun DKK harus mengutamakan pelayanan kepada warga atau pasien anak-anak yang badannya panas,” lanjut Mieke Henny
Tidak hanya pemerintah, orang tua juga diminta untuk lebih peduli terhadap kebersihan dilingkungan dan pekarangan rumahnya.
Karena menurut politisi partai Demokrat itu sarang nyamuk yang menjadi pemicu DBD bersarang pada tempat - tempat yang kurang bersih.
" Orangtua juga diimbau menjaga kebersihan lingkungan dan tidak hanya memberikan obat ketika anaknya mengalami demam," Pungkasnya
BACA JUGA
Kasus DBD di Kabupaten PPU Naik Drastis, Dinas Kesehatan Catat 144 Kasus hingga Juni 2019
Tiga Bersaudara Terkena DBD, Satu Meninggal, Tim Kesehatan Temukan Jentik Bersarang di Kediamannya
Satu Lagi Pelajar Meninggal Akibat Virus DBD, Selama 2019 Ini Sudah Delapan Kasus Kematian
BACA JUGA
Angka DBD Terus Meningkat, Dinkes Kutim Susun Perbup
Tambah Lagi, Tujuh Balita Meninggal Akibat DBD di Balikpapan
VIDEO - Kasus DBD di Balikpapan Meningkat, Januari 2019 Hingga Sekarang 5 Balita Meninggal Dunia
apalagi demamnya berlangsung selama dua hari, langsung saja bawa ke Puskesmas, rumah sakit, atau dokter terdekat agar segera diperiksa," pintanya.
Penyakit yang disebabkan nyamuk Aedes aegypti ini, lanjutnya, cukup susah didiagnosis jika menyerang anak-anak.
“Apakah demam karena mau batuk pilek, apakah penyakit lain, atau justru karena demam berdarah. Apalagi, gejala demam berdarah belum tentu ditandai bintik-bintik merah di tubuh,” ujarnya.
Selain itu, ia pun mengingatkan DKK agar menggencarkan program sosialisasi pemantau jentik (jumantik). (*)
SUBSCRIBE OFFICIAL YOUTUBE CHANNEL:
BACA JUGA:
Ahok Bakal Sering Tampil di TV dalam Acara BTP Menjawab, Catat Jadwal Tayang Perdananya di TV Ini
Setelah Berlian 30 Karat, Barbie Kumalasari Pamer Bongkahan Berlian 1600 Karat
Update Pernikahan Sedarah Warga Bulukumba, Polres Balikpapan Khawatir Warga Main Hakim Sendiri
Simak Profil Si Cantik Zoha Rahman, Wanita Berhijab Teman Peter Parker di Spiderman: Far from Home
Diperlukan 100 Orang untuk Evakuasi Jenazah Thoriq, Begini Fakta Sulitnya Medan Gunung Piramid