Normalisasi Sungai
Sepekan Pengerukan Sungai Karang Mumus, Terdapat Sekitar 1.296 Meter Kubik Sampah Terangkut
Kali ini normalisasi Sungai Karang Mumus merupakan salah satu upaya penanganan banjir di kota Tepian, Samarinda, Kalimantan Timur.
Penulis: Christoper Desmawangga | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Sepekan sudah proses normalisasi Sungai Karang Mumus (SKM) Samarinda dilakukan TNI dari Korem 091 Aji Suryanata Kesuma.
Kali ini normalisasi Sungai Karang Mumus merupakan salah satu upaya penanganan banjir di kota Tepian, Samarinda, Kalimantan Timur.
Hingga Senin (22/7/2019), pengerukan dengan menggunakan excavator amphibi masih dilakukan disekitar Gang Nibung, Samarinda.
Selain 1 unit excavator yang digunakan untuk mengeruk Sungai Karang Mumus.
Uuga dikerahkan 10 unit dump truck untuk membawa sampah.
Maupun sedimentasi ke tempat pembuangan, yakni lubang bekas tambang di kawasan Bengkuring.
Setiap harinya, terdapat sekitar 200-250 M³ sampah maupun sedimentasi yang dapat diangkut. Per tanggal 21 Juli 2019, telah terdapat sekitar 1.296 M³ sampah yang dapat terangkut.
Kebanyakan sampah yang terangkut, diantaranya plastik, selain itu terdapat sampah kain, kasur, ban, kayu, botol kaca dan jenis sampah lainnya.
Sebelum pengerukan dilakukan, kedalaman SKM hanya mencapai 1 m, banyaknya sampah, serta lumpur membuat SKM sangat dangkal.
Dan, sejak pengerukan dilakukan, sejauh ini kedalaman SKM disekitar Gang Nibung mencapai 6-10 meter di bagian tengah sungai, dan 3-5 meter di bagian pinggir.
Setiap harinya pengerukan dilakukan mulai pukul 07.00 - 17.00 Wita. Bahkan, pada hari Minggu prajurit TNI tetap melakukan pengerukan.
"Nantinya, kalau target pengangkutan sedimentasi tidak tercapai, kita akan lembur, bisa sampai malam ngeruk," ucap Kasi Teritorial Korem 091/ASN, Kolonel ARH MJ Malik; didampingi Kepala Penerangan (Kapen), Kapten ARH Azrul Azis, Senin (22/7/2019).
Lanjut Kasi Ter menjelaskan, tahap awal normalisasi SKM dari Gang Nibung hingga jembatan Perniagaan telah mencapai 10 persen pengerjaan.
Sejauh ini pihaknya masih melakukan pengerukan di kawasan yang pinggiran sungai tidak ada permukiman warga.

Nantinya, pihaknya akan menggunakan mini ponton saat pengerukan di kawasan yang ada tempat tinggal warga.
"Mini ponton akan kita turunkan saat pengerukan dilakukan di pinggiran sungai yang ada rumah warganya, jadi sampah yang dikeruk ditaruh dahulu ke mini ponton, sebelum diangkut dump truck," jelasnya.
Untuk tempat penimbunan sampah SKM, saat ini pihaknya masih menggunakan lubang eks tambang batu bara di kawasan Bengkuring, Samarinda Utara.
Sedangkan eks lubang tambang di Jalan HM Ardans, akan digunakan ketika lubang eks tambang di Bengkuring telah penuh.
"Masih yang di Bengkuring, kalau sudah penuh baru kita gunakan yang di Jalan HM Ardans," imbuhnya.
Kendala yang dihadapi pihaknya sejauh ini yakni saat air pasang. Ketika sungai pasang, aktivitas pengerukan akan dihentikan dahulu, karena tidak akan efektif melakukan pengerukan saat air sedang tinggi.
"Air pasang saja, kalau dengan masyarakat sekitar tidak ada masalah," tutupnya. (*)
Subscribe YouTube newsvideo tribunkaltim:
Baca juga:
Disebut Calon Menteri Jokowi, Putri Mantan Presiden RI Ini Malah Tertawa dan Sebut Terlalu Rendah
Terungkap, Sang Suami Ternyata Sering Lakukan Hal Ini saat Lihat Nunung Konsumi Sabu di Pagi Hari
Setelah Pensiun Tentara, Edy Rahmayadi Ungkap Ada Oknum TNI Sok-sokan Dengannya, Begini Perlakuannya
Tsunami 20 Meter Ancam 584 Desa, BMKG Sebut Ada Generator Gempa Kuat di Pantai Selatan Jawa
Benda Langka yang Ditemukan Susno Duadji di Kebunnya Tak Sembarangan, Bisa Berbunyi Seperti Gong