Udara Jakarta Kian Tak Sehat, Anies Ungkap Ada Hal Aneh di Jakarta Selatan, Curiga Tol Penyebabnya
Anies Baswedan mengaku pihaknya telah menemukan sumber polusi terbesar di Ibu Kota, yakni di kawasan Jakarta Selatan.
Dengan begitu, ke depan pihaknya bakal melakukan pengecekan uji emisi bagi kendaraan yang dinilai menyumbang polusi terbesar di Jakarta.
"Padahal daerah Selatan bukan daerah paling padat ya, tapi justru tinggi, karena itu kita mau lihat."
"Nanti kita pastikan kendaraan-kendaraan berat yang memasuki wilayah JORR itu mereka penuhi standar emisi, sehingga enggak timbulkan masalah," papar Anies Baswedan.
Sebelumnya, Jakarta masuk dalam deretan teratas dua kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Posisi Ibu Kota Indonesia itu hanya sedikit di bawah Hanoi, Ibu Kota Vietnam.
Itulah penilaian yang dilakukan Air Visual, sebuah aplikasi yang memantau dan mengukur kualitas udara kota-kota di seluruh dunia.
Berdasarkan data Air Visual, indeks kualitas udara Jakarta mendapat nilai 155, per Selasa 25 Juni 2019.
Udara Jakarta termasuk dalam kategori unhealthy atau tidak sehat.
Hanoi, berada di urutan pertama dengan indeks kualitas udara mencapai 172. Juga termasuk tidak sehat.
Buruknya kualitas udara Hanoi dan Jakarta bahkan melampaui Delhi dan Beijing.
Dua kota itu memiliki indeks kualitas udara, 132 dan 119, dan digolongkan moderat, alias lumayan.
Jakarta jauh tertinggal dari Bangkok yang kualitas udaranya saat ini masuk dalam kategori bagus dengan indeks 20.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih mengaku belum melihat secara langsung data dari Air Visual.
Ia merasa udara di Jakarta secara umum, baik-baik saja.
"Intinya kami sendiri tidak ada permasalahan, dicek di lab LH (Dinas Lingkungan Hidup). Kami tidak terlalu merespons data realtime," kata Andono saat dihubungi Kompas.com.