Sebut drg Harus Bisa Berdiri Tegak, Begini Cara Licik Dokter LS Jegal drg Romi hingga Gagal CPNS

Sederet cerita dibalik kisah Dokter Gigi Romi Syofpa Ismael yang kelulusan CPNS digugurkan gara-gara disabilitas perlahan terkuak.

Editor: Doan Pardede
DOK. LBH Padang
drg Romi 

TRIBUNKALTIM.CO - Sederet cerita dibalik kisah Dokter Gigi Romi Syofpa Ismael yang kelulusannya dalam Seleksi CPNS digugurkan gara-gara disabilitas perlahan terkuak. 

Ternyata ada pihak yang tidak menyukai Dokter Gigi Romi Syofpa Ismael hingga ada seorang oknum dokter bertindak curang dengan melaporkannya kepada Panitia Seleksi (Pansel) CPNS Solok Selatan.

Hingga berdasarkan laporan inilah Pansel kemudian menggugurkan drg Romi sebagai CPNS kendati yang bersangkutan mempunyai prestasi bahkan menduduki rengking satu saat ujian CPNS.

Dalam sidang kode etik Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Sumatera Barat terungkap dokter LS membuat laporan ke Panitia Seleksi (Pansel) CPNS Solok Selatan atas anjuran oknum pansel.

"Jadi dokter LS ini membuat laporan ke Pansel Solok Selatan atas anjuran seseorang dari pansel," kata Ketua PDGI Sumbar drg Frisdawati A Boer kepada Kompas.com, Selasa (30/7/2019) usai sidang kode etik di Kantor PDGI Sumbar.

Saat ini, dokter LS sudah diangkat menggantikan posisi dokter Romi sebagai CPNS.

Dokter LS nilainya di bawah nilai dokter Romi diduga memberikan keterangan atau laporan yang tidak benar sehingga menyebabkan kelulusan Romi dibatalkan.

drg Romi saat memperlihatkan laporannya.
drg Romi saat memperlihatkan laporannya. (Foto: Harian Haluan)

Frisdawati mengatakan, laporan yang dibuat tersebut melanggar kode etik karena memberikan keterangan yang tidak benar soal profesi dokter gigi.

Dia mengatakan, Dokter LS membuat laporan bahwa dokter gigi dalam menjalankan profesinya harus bisa berdiri tegak.

"Tidak benar dokter gigi harus bisa berdiri dalam menjalankan profesinya. Ada kok dokter gigi yang kakinya cacat bekerja, tidak ada masalah," kata Frisdawati.

Dalam sidang etik itu, menurut Frisdawati juga menanyakan soal kemungkinan adanya pelanggaran etik berat yaitu penyuapan.

Baca juga :

Tenaga Administrasi Ditiadakan, Inilah Prioritas Rekrutmen CPNS 2019, Tersedia 100 Ribu Formasi

Pendaftaran CPNS 2019 Segera Dibuka, Ini Instansi Terbanyak/Sedikit Diincar di 2018 untuk Referensi

"Dokter LS ini menjawab tidak ada. Namun dari sidang itu juga terungkap LS tinggal bersebelahan rumah dengan Ketua Panselda Solok Selatan," katanya.

Sumber: TribunWow.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved