Ditolak Golkar Langsung Merapat ke PDIP, Intip Akselarasi PKB Cari Slot Fraksi di Parlemen Balikpapa
Lebih lanjut Taufik mengatakan jalan duet PDIP-PKB semakin terbuka, tak hanya dalam soal urusan fraksi namun juga proyeksi Pilwali 2020 mendatang.
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Samir Paturusi
Namun, Taufik Qul Rahman berhasil membuktikan kapasitas dirinya dengan ditetapkan namanya sebagai caleg terpilih oleh KPU Balikpapan Juli 2019 lalu.
"Ternyata harta itu bukan jadi patokan utama, tapi keyakinan dan turun ke masyarakatlah yang jadi patokan," ungkap Taufik Qul Rahman.
Padahal pria kelahiran Balikpapan 7 Januari 1978 ini tak memiliki pengalaman ikut kontestasi politik. Pileg 2019 jadi yang pertama baginya terjun ke dunia politik.
"Saya gak pernah terbayang, ternyata bisa masuk ke dunia politik. Padahal dulu saya paling gak suka dengan politik. Bertentangan dengan pekerjan saya. Saya ini pengkritik," tuturnya.
Dorongan untuk terjun ke dunia politik menghinggapi dirinya beberapa tahun belakang ini. Ia sadar untuk melakukan perubahan, dirinya harus masuk ke dalam sistem.
Ia pun berkomitmen menjaga idealisme saat duduk di parlemen. Legislator yang memiliki julukan Taufik Putra Kilat pun sadar bakal banyak godaan dan rayuan saat berada di dalam kantor perwakilan rakyat tersebut.
"Tergantung. Kita pernah menanamkan jiwa patriot, pernah kita kumandangkan sebelum masuk parlemen," ucap Taufik Qul Rahman.
Ditambahkan Wakil Ketua Syarekat Islam Balikpapan, istri dan anaknya sempat sangsi dan tak mendukung dirinya nyaleg 3 tahun lalu. Lantaran tahu bahwa untuk duduk di kursi DPR memerlukan biaya politik yang besar.
"Sebelumnya keluarga tak mendukung, tahu kekurangan finansial. Meyakinkannya dengan percaya ada tuhan, percaya sahabat yang kita baik kepada mereka," ungkapnya.
Investasi politik yang ditanamnya selama 3 tahun berbuah hasil yang manis. Kini ia berhak duduk di kursi DPRD Balikpapan. Ia pun jadi anggota dewan dan pejabat pertama di kampungnya Jalan Kilat, Baru Ilir Balikpapan Barat.
"Baru kali ini di kampung kilat ada yang jadi anggota DPRD pertama dan pejabat pertama yang lahir. Tembuni saya di sana," tuturnya.

Belakangan diketahui sosok guru politik Taufik tak lain adalah Ketua DPRD Balikpapan Abdulloh. Tanpa ragu ia menyebut Abdulloh sebagai orang paling berjasa mengantarkan dirinya duduk di parlemen.
"Tak lepas dari Maha guru saya, ketua Abdulloh soal politik. Ketua yang membesarkan saya mulai dari nol sampai bisa duduk di parlemen. Dia Mantan guru, sudah hampir 25 tahun kenal dan belajar," bebernya.
Saat ini ia memiliki beban amanah di pundaknya. Janji-janji politik yang ia umbar selama 3 tahun kampanye, harus ditepati. Di antaranya soal jalan, penerangan dan sekolah bagi konstituen atau masyarakat yang memilih dia di Pileg 2019.
"Saat ini saya harus tunaikan janji-janji saya saat kampanye. Sudah 3 tahun berjuang. Investasi politik 3 tahun, sudah ada hasil. Sekarang bagaimana beban amanah warga, khususnya Balikpapan Barat, amanah orang tau di kampung saya untuk bisa memajukan warganya," ungkapnya. (*)