Listrik Masih Padam, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Ingatkan Warganya Tak Konsumsi Makanan Basi
Sebagian wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya masih mengalami listrik padam, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengimbau warganya untuk cek isi kulkas
TRIBUNKALTIM.CO - Listrik Masih Padam, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Ingatkan Warganya Tak Konsumsi Makanan Basi.
Sebagian wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya masih mengalami listrik padam, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun mengimbau warganya untuk cek isi kulkas.
Dilansir dari Kompas.com, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengeluarkan imbauan bagi warga DKI Jakarta yang masih merasakan pemadaman listrik.
Imbauan ini ditulis Anies dalam akun twitternya @aniesbaswedan.
Anies mengingatkan warga agar memeriksa makanan dan minuman yang berada di dalam kulkas atau cek isi kulkas.
"Selamat pagi teman-teman, terkait terhentinya aliran listrik. Jutaan kulkas tak berfungsi.
Periksa dulu makanan/minuman di kulkas," tulis Anies di akun twitternya seperti dikutip Kompas.com, Senin (5/8/2019).
Ia mengingatkan agar warga tak mengonsumsi makanan dan minuman yang telah basi akibat dampak dari mati listrik yang cukup lama.
"Pastikan jangan ada yang mengkonsumsi makanan/minuman yang telah basi," lanjutnya.
Diketahui, listrik di sejumlah wilayah di Jawa dan Bali mati total selama sekitar 7 jam pada hari Minggu (4/8/2019).
Adapun pada Senin pagi, listrik di sejumlah daerah di Jakarta kembali padam, setelah sempat mendapat aliran listrik.
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PT PLN, Dwi Suryo Abdullah mengatakan, pihaknya belum dapat memastikan kapan aliran listrik di Jakarta kembali normal.
"Mohon doanya semoga hari ini, pagi ini pulih kembali.
Saya enggak bisa memastikan pulih berapa jam.
Sekarang semua kita pantau dari titik, kita upayakan agar supaya tidak membahayakan dari pada instalasi yang ada," ujar Dwi.

Ogah Dengar Penjelasan Berbelit
Presiden Jokowi ogah mendengar penjelasan berbelit dari Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani terkait listrik padam, dan memilih langsung pergi meninggalkan wartawan.
Dilansir dari Kompas.com, Presiden Jokowi telah mendapat penjelasan dari Plt Direktur Utama PT PLN mengenai pemadaman listrik di Jabodetabek dan sebagian besar wilayah Pulau Jawa.
Namun usai mendapat penjelasan itu, Jokowi justru marah dan pergi.
Jokowi mendatangi kantor pusat PT PLN pada Senin (5/8/2019).
Ia didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, serta Kepala Badan Siber dan Sandi Negara ( BSSN) Hinsa Siburian.
Begitu memasuki ruangan rapat, Jokowi langsung meminta penjelasan Direksi PLN mengenai pemadaman.
"Pagi hari ini saya ingin mendengar langsung, tolong disampaikan yang simpel-simpel saja.
Kemudian kalau ada hal yang kurang ya blak blakan saja.
Sehingga bisa diselesaikan dan tidak terjadi lagi untuk masa masa yang akan datang," kata Jokowi.
Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani lalu menjelaskan mengenai penyebab padamnya listrik di sebagian besar pulau Jawa.
Sripeni menjelaskan panjang lebar mengenai masalah teknis yang menyebabkan listrik padam, yakni terkait gangguan transmisi Ungaran dan Pemalang 500 kV.
Namun, Jokowi tak terima penjelasan dari Sripeni itu karena terlalu panjang.
"Pejelasannya panjang sekali.
Pertanyaan saya bapak ibu semuanya kan orang pintar-pintar apalagi urusan listrik dan sudah bertahun tahun.
Apakah tidak dihitung, apakah tidak dikalkukasi kalau akan ada kejadian-kejadian.
Sehingga kita tahu sebelumnya.
Kok tahu-tahu drop," kata dia.
Sripeni lalu meminta waktu lagi untuk memberi penjelasan tambahan.
Ia lalu kembali memberi penjelasan teknis yang menyebabkan gangguan ini tidak terantisipasi.
Menanggapi itu, Presiden hanya meminta agar PLN segera melakukan perbaikan secepatnya.
"Yang paling penting saya minta perbaiki secepat-cepatnya, yang memang dari beberapa wilayah yang belum hidup segera dikejar dengan cara apapun agar segera bisa hidup kembali.
Kemudian hal-hal yang menyebabkan peristiwa besar terjadi sekali lagi saya ulang jangan sampai keulang kembali.
Itu saja permintaan saya.
Oke terima kasih," kata Jokowi.
Setelah itu, Jokowi langsung pergi meninggalkan kantor PLN.
Ia menolak meladeni wawancara dengan media massa.

Tak Ada Rencana Cadangan
Kondisi listrik padam di DKI Jakarta yang tak kunjung beres memantik reaksi Presiden Jokowi, hingga menyebut PLN tak punya rencana cadangan meski manajemen gemuk.
Presiden Jokowi mendatangi kantor pusat PT PLN Persero untuk mempertanyakan soal pemadaman listrik pada Minggu (4/8/2019), yang berdampak besar terutama di Jakarta.
Jokowi heran, mengapa PLN seperti tidak bisa berbuat banyak saat pemadaman besar itu terjadi.
"Dalam sebuah manajemen besar seperti PLN mestinya, menurut saya, ada tata kelola risiko-risiko yang dihadapi," ucap Jokowi kepada direksi PLN, dilansir dari Kompas.com.
• Aliran Listrik Tak Kunjung Pulih, Jokowi: PLN Manajemen Besar Tapi Tak Punya Rencana Cadangan
• Dua Tokoh Kaltim Diusulkan Masuk Jajaran Kabinet Jokowi, Ini Sosok yang Layak Jadi Menteri
• Pemadaman Listrik Jakarta Ternyata Punya Dampak Positif Terhadap Polusi, Simak Penjelasannya
"Dengan manajemen besar tentu saja ada contingency plan, backup plan (rencana cadangan).
Pertanyaan saya, kenapa itu tidak bekerja dengan cepat dan baik," kata Kepala Negara.
Jokowi kemudian menyinggung peristiwa pemadaman besar juga pernah terjadi pada 2002.
Saat itu, wilayah yang terdampak juga serupa, yaitu di Jawa dan Bali.
"Mestinya itu bisa jadi pelajaran bersama.
Jangan sampai kejadian yang pernah terjadi, kembali terjadi lagi," ucap Jokowi.
Presiden Jokowi menegur direksi PT PLN Persero terkait pemadaman listrik di Jabodetabek dan sebagian besar wilayah Pulau Jawa pada Minggu (4/8/2019).
Masih dilansir dari Kompas.com, teguran itu disampaikan saat Jokowi mendatangi kantor pusat PLN, di Kebayoran, Jakarta, Senin (5/8/2019).
"Saya tahu ini tidak hanya bisa merusak reputasi PLN namun, banyak hal di luar PLN terutama konsumen sangat dirugikan," kata Jokowi.
Jokowi datang ke kantor PLN khusus untuk meminta penjelasan soal pemadaman listrik.
Presiden terlihat didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, serta Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian.
Sementara di ruang rapat itu, hadir belasan jajaran PT PLN Persero, termasuk Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani.
Jokowi menyinggung soal pelayanan transportasi umum yang terganggu karena padamnya listrik.
"Pelayanan transportasi umum sangat berbahaya sekali, MRT misalnya.
Oleh sebab itu pagi hari ini saya ingin mendengar langsung, tolong disampaikan yang simpel-simpel saja," kata Jokowi.
"Kemudian kalau ada hal yang kurang ya blak blakan saja. Sehingga bisa diselesaikan dan tidak terjadi lagi untuk masa masa yang akan datang," tutur Kepala Negara.
Sebelumnya, Jabodetabek dan sebagian Jawa Barat serta Jawa Tengah mengalami mati listrik lebih dari enam jam.
Bahkan, hingga Senin pagi ini, masih ada sejumlah wilayah yang belum teraliri listrik secara normal.
Minggu sore, Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN I Made Suprateka mengatakan pemadaman listrik ini terjadi karena gangguan pada sistem transmisi.
"PLN memohon maaf atas pemadaman yang terjadi akibat gangguan yang terjadi pada sisi transmisi Ungaran dan Pemalang 500 kV," ujar Made melalui keterangan tertulis. (*)