PT PLN dan Polri Beda Pendapat Soal Penyebab Pemadaman Listrik, DPR Minta Ada Kejujuran

Berdasarkan keterangan Polri sebelumnya, penyebab pemadaman adalah pohon yang terlalu tinggi sehingga menyebabkan flash atau lompatan listrik.

Editor: Doan Pardede
(KOMPAS.com/APRILLIA IKA)
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat PLN Haryanto WS di Nusa Dua, Bali, Kamis (12/4/2018). 

Diberitakakn sebelumnya, Polda Jawa Tengah sudah mengecek tower transmisi di daerah Gunung Pati, Semarang, Jawa Tengah, sebagai tempat kejadian perkara (TKP) terkait padamnya listrik di hampir seluruh pulau Jawa dan Bali sejak Minggu siang.

Hasilnya, kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, ada pohon yang diduga melebihi batas ketinggian yang seharusnya.

"Kerusakan, diduga sementara adanya pohon yang ketinggiannya melebihi batas ROW (right of way) sehingga mengakibatkan flash atau lompatan listrik," ujar Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin.

Baca juga :

Listrik Masih Padam, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Ingatkan Warganya Tak Konsumsi Makanan Basi

Ada Serangan Siber Terorisme Terkait Padamnya Listrik Jakarta, Ini Ulasan Analis Keamanan

Oleh karena itu, dugaan sementara polisi adalah pemadaman listrik diduga diakibatkan faktor alam dan teknis.

Dengan demikian, polisi hingga saat ini menilai bukan faktor kesalahan manusia maupun dugaan sabotase yang menyebabkan padamnya listrik.

Kendati demikian, tim dari Bareskrim Polri dan PLN tetap akan turun ke lapangan untuk memastikan temuan tersebut.

DPR minta PLN jujur

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR) RI Fahri Hamzah mengimbau, PT PLN (Persero) menjelaskan dengan jujur penyebab pemadaman listrik massal yang terjadi di wilayah Jabodetabek, Banten, sebagian Jawa Barat, dan sebagian Jawa Tengah, Minggu (4/8/2019).

“Termasuk menjawab tentang kerugian yang dihadapi konsumen.

Perusahaan Listrik Negara (PLN) harus menjelaskan bagaimana antisipasi apabila hal ini masih terjadi.

Supaya ada ketenangan bagi masyarakat, dan konsumen,” terang Fahri.

Tak hanya itu, menurut dia, saat seperti ini merupakan waktu tepat untuk mengevaluasi dan memperbaiki kekurangan yang dimiliki sistem kelistrikan Indonesia.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved