Sehari Sebelum Tenggelam Sempat Pulang Makan, Keluarga Sebut Korban Ingin Hidup Bebas

Akibat pergaulan yang tergolong cukup bebas, membuat Murhum alias Reski alias Balak (22) sulit dikontrol oleh keluarganya.

TribunKaltim.Co/Christoper Desmawangga
TENGGELAM - Jembatan Mahkota II jadi saksi bisu korban terjun ke sungai Mahakam. Korban diduga mengakhiri hidup akibat persoalan asmara dengan kekasihnya. Pencarian terhadap korban akan terus dilakukan oleh Tim SAR gabungan hingga 7 hari kedepan, pencarian sendiri telah dilakukan sejak korban diketahui tenggelam, Minggu (4/8) kemarin, Senin (5/8/2019). 

Sementara itu, hari kedua pencarian korban tenggelam di Sungai Mahakam belum membuahkan hasil.

Pencarian sendiri telah dilakukan Tim SAR Gabungan sejak pukul 07.00 Wita, Senin (5/8) pagi tadi dengan radius pencarian mencapai 1 kilometer  dari titik korban diketahui tenggelam.

Pada pencarian korban, Tim SAR Gabungan hanya melakukan pencarian dengan penyisiran menggunakan rubber boat maupun speed boat. Sedangkan penyelaman maupun pembuatan gelombang tidak dilakukan karena dinilai tidak efektif.

"Ini hari kedua pencarian, sejauh ini korban belum kita temukan," ucap Kepala Unit Siaga SAR Samarinda, Dede Hariana, Senin (5/8/2019).

"Terkait metode pencarian, kita hanya lakukan dengan penyisiran. Untuk penyelaman dan pembuatan gelombang tidak kita lakukan, karena tidak efektif," sambungnya.

Dari kejadian sebelumnya, korban tenggelam di Sungai Mahakam diperkirakan dapat ditemukan sekitar 3 hari setelah kejadian untuk kategori dewasa, sedangkan anak di bawah umur diperkirakan dapat ditemukan dalam jangka waktu 2 hari.

"Dewasa biasanya 3 hari, kalau anak-anak bisa lebih cepat. Tapi kalau kejadian di daerah laut, bisa memakan waktu lebih lama lagi, karena luasnya area," imbuhnya.

Sesuai dengan standart prosedur pencarian, pihaknya akan melakukan pencarian selama 7 hari ke depan. Jika tidak ditemukan hingga batas waktu tersebut, maka operasi SAR akan dihentikan.

"Pencarian kita lakukan selama sepekan, kalau sudah ketemu sebelum sepekan, operasi bisa langsung dihentikan. Untuk pencarian hari  kita lakukan mulai pukul 07.00 - 18.00 Wita, malam kita hanya lakukan pemantauan saja," jelasnya.

Sejauh ini kendala yang dihadapi pihaknya yakni arus lalu lintas kapal yang cukup padat. Terlebih kapal-kapal penarik tongkang batu bara.

Untuk kebutuhan armada serta personel, menurutnya telah mencukupi untuk keperluan pencarian.

Di hari pencarian selanjutnya, pihaknya akan memperluas lokasi pencarian. Radius pencarian ditambah seluas 1 NM, dan setiap harinya akan terus diperluas.

Terkait dengan maraknya informasi yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya di media sosial, pihaknya menyarankan agar masyarakat, terutama warganet untuk tidak buru-buru menyimpulkan, terlebih memposting ke media sosial.

Kalau pun menemukan korban, sebaiknya lebih dahulu melaporkan ke posko Tim SAR Gabungan yang berada di di bawah jembatan Mahkota II sisi Palaran, maupun ke Kepolisian terdekat.

"Kemarin ada informasi di medsos korban ketemu, setelah kami tanyai ternyata tidak benar. Kami harap masyarakat tidak gegabah mengabarkan ke medsos, karena hal ini juga mempengaruhi proses pencarian kami di sini, tentu kita berharap korban ini segera ditemukan," tegasnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved