Arti Diksi Orang Pintar yang Diucapkan Jokowi untuk Tegur Petinggi PLN Saat Listrik Padam
Presiden Jokowi menegur pejabat PLN dengan menggunakan kata orang pintar, saat dinilai tak mampu mengatasi listri padam di wilayah DKI Jakarta.
Artinya, orang pintar bisa membaca tanda-tanda sebelum terjadinya sesuatu sehingga dapat melakukan tindakan antisipatif untuk menghindari sesuatu yang fatal.
• Jadi Korban Listrik Padam di DKI Jakarta dan Sekitarnya, Pasutri Baru di Tangerang Ini Terbakar
• Kisah Lucu saat Listrik Mati, Dahi Pelanggan Langsung Berkerut Karena Rambut Baru Tercukur Separuh
• PT PLN dan Polri Beda Pendapat Soal Penyebab Pemadaman Listrik, DPR Minta Ada Kejujuran
“Orang yang tidak pernah terlena, orang yang selalu eling lan waspodo (ingat dan waspada), tunduk, takluk, dan sami’na wa ato’na (mendengar dan patuh) dalam tugas-tugasnya,” tambah Sahid.
Dalam konteks kalimat kemarahan yang disampaikan Jokowi, Sahid menilai Jokowi menaruh kepercayaan pada para pembantunya, dalam hal ini pejabat PLN.
Menurut Sahid, Jokowi memandang mereka adalah orang-orang yang ahli di bidangnya.
Karena keahlian ini, seharusnya para pejabat PLN bisa menguasai sistem peringatan dini yang ada sebelum akhirnya benar-benar terjadi blackout.
Cara marah orang Jawa yang semacam ini disebutkan Sahid memiliki tujuan tertentu, yakni untuk memperhalus emosi yang akan disampaikan.
“Nah fungsinya kata-kata itu untuk menyublimasi efek keras yang mungkin terjadi dari kalimat itu. (Di Jawa) Dimarahi saja pakai lagu kok.
Jadi, yang dimarahi akan sampai pada kesadarannya, ‘Oh Bapak ini marah’,” jelas Sahid.

Ke mana Menteri BUMN?
Kinerja PT PLN (Persero) pasca pemadaman listrik selama berjam-jam di sejumlah wilayah di Jabodetabek, Jawa Barat hingga Jawa Tengah pada Minggu (4/8/2019) menjadi perhatian publik.
Bahkan, Presiden Joko Widodo mendatangi kantor pusat PLN guna meminta penjelasan terkait penyebab dan solusi dari insiden tersebut.
Jokowi ditemani oleh beberapa menteri, antara lain Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara serta Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian.
Dalam pertemuan itu, kehadiran Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, sebagai pemimpin lembaga yang punya saham mayoritas perusahaan setrum itu sempat dipertanyakan.
Lantas ke mana kah Rini Soemarno saat publik tengah digegerkan peristiwa mati listrik ini?
Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN, Edwin Hidayat Abdullah membenarkan bahwa Rini tengah bertolak ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah haji.