Sejarah Hari Ini

SEJARAH HARI INI: WS Rendra Wafat 6 Agustus 2009, Terungkap Kata-kata Terakhir Si Burung Merak

Sejarah Hari Ini, 10 tahun lalu tepatnya 6 Agustus 2009, Indonesia kehilangan sastrawan terbaik bernama WS Rendra.

Penulis: Syaiful Syafar | Editor: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto
Tribun Jateng
SEJARAH HARI INI: 6 Agustus 2009 Wafatnya WS Rendra, Terungkap Kata-kata Terakhir Si Burung Merak 

"Ia vokal, katakan apa yang terasa dengan puisi. Ia mewakili masyarakat yang paling siuman tentang moral, tanggung jawab, dan bangsa kita yang karut-marut. Ia tak rela melihat bangsa ini semakin meluncur terus…," kata Ahmad Syafii Maarif.

"Rendra sebenarnya pahlawan. Sayang, pemerintah kurang menghargainya. Semestinya suara Rendra harus didengar kita semua," tambah Maarif.

Kala itu, Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa mengungkapkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Rendra.

"Bapak Presiden mengucapkan belasungkawa yang dalam atas kepergian budayawan besar kita itu," kata Hatta, dilansir Kompas.com.

Aktor dan sutradara Slamet Rahardjo mengatakan, karya WS Rendra tak akan pernah mati.

Slamet menyebut WS Rendra sebagai budayawan besar yang kritis dalam mengeluarkan pendapat.

"Saya kenal dia pertama kali tahun 1969, waktu itu baru pulang dari Amerika. Yang paling saya kagumi dari Willy, karyanya menggambarkan betapa ia menagih pemerintah terhadap janji-janji proklamasi yang tak kunjung mendapatkan jawaban," katanya.

WS Rendra
WS Rendra (Kompas.id)

Sastrawan peraih SEA Write Award 2008 dari Raja Thailand, Hamsad Rangkuti, menilai WS Rendra sebagai budayawan dengan pemikiran yang kritis, tajam, dan menohok.

"Dalam peta seni kontemporer Indonesia, khususnya sastra dan teater, WS Rendra adalah salah satu nama terkemuka. Karyanya akan abadi untuk bangsa ini," kata Hamsad.

Yang juga merasa kehilangan saat itu adalah kubu calon presiden dan wakil presiden Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto.

Anggota tim sukses dan Sekjen PDI-P Pramono Anung mengatakan, kepergian WS Rendra adalah kehilangan besar karena budayawan ini mengajarkan kebinekaan dan kebangsaan dengan tidak berteori.

Saat Megawati-Prabowo mendeklarasikan pencalonannya di Tempat Pembuangan Sampah Bantar Gebang pada 24 Mei 2009, WS Rendra membacakan puisi karya Chairil Anwar, Kerawang Bekasi.

WS Rendra
WS Rendra (merahputih.com)

Bagi Sutardji Calzoum Bachri, WS Rendra adalah penyair besar dengan karya besar.

Banyak seniman punya karya besar, tetapi tidak punya kepribadian besar. WS Rendra mempertautkan orang besar dengan karya besar. Ia seniman yang punya integritas.

Ketika WS Rendra meninggal, Sutardji yang bergelar "Presiden Penyair Indonesia" merasa kehilangan sosok orang yang tingkah polahnya bisa menjadi teladan.

"Tetapi saya tidak bersedih atas meninggalnya Rendra karena ia sebenarnya tidak pernah pergi. Seniman besar tak pernah pergi. Karyanya selalu besar. Inilah orang besar di antara kita," kata Sutardji. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved