Mobil yang Dikemudikan Anak Bupati Terlibat Kecelakaan Beruntun, Kakak Beradik yang Bersamanya Tewas
Tabrakan bermula saat kendaraan Fortuner melaju dari arah Bandung ke arah Jakarta menabrak sebuah truk yang sedang melaju
TRIBUNKALTIM.CO - Anak Bupati Bengkulu Tengah Ferry Ramli, Michael Ferly (28), mengalami kecelakaan beruntun di Tol Purbaleunyi pada Senin (12/8/2019).
Kecelakaan tersebut terjadi sekitar pukul 1.30 WIB, tepatnya di Jalan Tol Purbaleunyi jalur B, Desa Rancamalang, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung.
"Iya kecelakaannya di Tol Purbaleunyi kilometer 132, informasi diketahui itu ada anak Bupati Bengkulu," ujar Kanit Laka Lantas Polres Cimahi Ipda Erin Heriduansyah saat dihubungi Tribun Jabar, Senin (12/8/2019).
Mobil Toyota Fortuner dengan Nopol BD 1572 EL yang dikendarai Michael Ferly bersama dua rekannya, Irfan Hermansyah (29) dan Erwin (23), yang merupakan kakak adik tewas di lokasi kecelakaan.
"Dua orang penumpang kendaraan Toyota Fortuner meninggal dunia di tempat kejadian, di bawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Sartika Asih dan pengemudi kendaraan Toyota Fortuner (Michael Ferly) mengalami luka dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Sartika Asih," ujarnya.
Erin menjelaskan, tabrakan bermula saat kendaraan Fortuner yang dikendarai Ferly bersama dua rekannya melaju dari arah Bandung ke arah Jakarta pada Senin dini hari.
Setiba di kilometer 132 B arah Jakarta, mobil Ferly menabrak truk yang tengah melaju.
Dari arah belakang, mobil lainnya Terios menabrak mobil Ferly.
"Saat tiba di tempat kejadian perkara pengemudi kurang hati-hati dan tidak dapat menguasai kecepatan kendaraannya sehingga menabrak bagian belakang kendaraan truk yg tidak diketahui identitasnya," ujarnya.
Kecelakaan beruntun di tol di Cipali jadi bahan evaluasi Kemenhub
Kecelakaan beruntun di Tol Cipali menimbulkan korban meninggal dunia 12 orang.
Kejadian yang terjadi pada Senin (17/6/2019) kemarin diduga karena ulah seorang penumpang.
Seorang penumpang bernama Amsor (29) menjadi pelaku penyerangan terhadap sopir bus PO Safari.
Penyerang supir bus akan menjalani pemeriksaan kejiwaannya.
Kemenhub juga mengusulkan adanya sekat untuk sopir bus.
Sementara terduga pelaku masih dalam perawatan medis karena luka berat yang dideritanya, seperti dikutip TribunStyle.com dari TribunJ Jabar.
"Yang bersangkutan mengalami luka berat, sementara sopir busnya meninggal dunia," ujar Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi saat ditemui di RS Mitra Plumbon, Kabupaten Cirebon, Senin (17/6/2019) dikutip dari Tribun Jabar.
Baca juga :
Acuan Jarak Aman Saat Berkendara Untuk Hindari Tabrakan Beruntun
Pembalap Nasional, Arif Murizal Meninggal Karena Tabrakan di Sirkuit, Begini Kronologi Lengkapnya
Amsor adalah seorang sekuriti di Gandaria Tower, Jakarta dan akan mendapat pemeriksaan lebih lanjut.
"Nanti kalau statusnya sudah tersangka akan kami tempatkan di ruang perawatan isolasi khusus," kata Rudy Sufahriadi
Hal yang membuat Amsor menyerang supir adalah ia merasa akan dibunuh sopir dan kondektur bus PO Safari yang bernomor polisi H-1469-CB, yang ditumpanginya.
Amsor mendengarkan percakapan antara supir dan kondektur yang membuatnya menyerang supir bus.
Hal ini membuat perebutan kendaraan tak bisa dihindari hingga kahirnya keluar jalur dan menerobos jalur sebaliknya.
Pihak kepolisian akan melakukan pemeriksaan kejiwaan untuk mendalami hal ini.
“Masa sopir dan kernetnya tiba-tiba ingin membunuh penumpangnya, berdasarkan hasil pembicaraan telpon?. Ini pasti ada sesuatu yang harus didalami. Terutama nanti kita akan melakukan pemeriksaan kejiwaan terhadap si Amsor ini,” ungkap Rudy dikutip dari Kompas.com.
Kejadian ini membuat Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi menanggapi soal sekat atau ruang khusus bagi sopir.
Insiden tersebut seoalah mengingatkan selain faktor keselamatan penumpang, ada upaya yang harus dilakukan untuk menjaga konsentrasi dan keamanan bagi sopir salah satunya denan membuat sekat bagi sopir.
Baca juga :
Motor dan Truk Tabrakan di Kariangau Balikpapan, Pengendara Motor Tewas
Bus Samarinda Lestari dan Mobil Box Tabrakan, Khalik Sempat Terbayang Kakinya Bakal Patah
Upaya ini sempat jadi pembahasan, namun gagal di tengah jalan.
"Sekat atau ruang khusus bagi sopir khususnya pengemudi bus jarak jauh sudah pernah dibicarakan, tapi memang entah mengapa hal tersebut tidak jadi. Nanti akan kami coba kembali ajukan, karena kabarnya akan ada revisi UU Lalu Lintas Tahun 2009," ucap Budi saat dihubungi Kompas.com, Senin (17/6/2019).
Polisi tetapkan tersangka kecelakaan beruntun tol Cipali
Polisi sudah menetapkan tersangka kasus kecelakaan maut Tol Cipali yang menewaskan banyak korban.
Amsor, seorang penumpang bus, kini telah ditetapkan sebagai tersangka.
Amsor dinyatakan sebagai tersangka atas kasus pembunuhan seperti yang diatur dalam Pasal 338 KUHP.
Melansir dari TribunJabar, pemuda berusia 29 tahun tersebut merebut kendali sopir hingga menyebabkan kecelakaan yang merenggut banyak korban.
"Sudah ditetapkan tersangka atas dugaan tersangka merebut kendali hingga menyebabkan kematian. Kami terapkan pasal 338 juncto Pasal 359 KUH Pidana tentang menyebabkan orang meninggal," ujar Kapolres Majalengka AKBP Mariyono via ponselnya, Selasa (18/6/2019).
Menurut Kapolda Jawa Barat, Irjen Rudy Sufahriady saat memeriksa seorang penumpang berinisial W (49), Amsor tiba-tiba menyerang sopir dan kondektur.
Amsor menyerang sopir dan kondektur lantaran menganggap kalau mereka akan membunuhnya.
Kepada polisi, Amsor mengaku kalau dirinya mendengar obrolan sopr dan kondektur yang akan membunuhnya.
"Dari pengakuannya itu sopir dan kenek bus ingin membunuhnya," ujar Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudy Sufahriadi kepada wartawan Tribun Jabar.
Bus yang mereka tumpangi pun oleng dan meluncur ke jalur berlawanan.
Bus kemudian menghantam mobil Innova dan Xpander.
Dinyatakan sebagai tersangka, Amsor saat ini masih dirawat di rumah sakit.
Dikarenakan masih menjalani perawatan, Amsor belum diperiksa oleh pihak kepolisiaan.
Bahkan saat diperiksa oleh psikiater, Amsor muntah.
Rencananya, Amsor akan dipindah ke Majalengka untuk kepentingan pemeriksaan.
"Amsor masih dirawat, yang bersangkutan belum diperiksa. Diperiksa psikiater saja muntah. Untuk kepentingan pemeriksaan, rencananya mau kami pindah ke Majalengka," ujar Mariyono, seperti yang TribunStyle.com kutip dari TribunJabar.
Penumpang berinisial W yang duduk persis di belakang sopir pun menjadi saksi kunci dalam kasus ini.
Hal tersebut lantaran W melihat dengan jelas saat Amsor menyerang sopir dan kondektur.
W yang saat ini dalam kondisi sehat, kala itu melihat Amsor berusaha mengambil kendali.
W juga mengatakan kalau saat itu sopir bus sedang main handphone.
"Ada saksi kunci yang duduk persis di belakang sopir. Kondisinya sekarang masih sehat. Dia melihat langsung Amsor berusaha merebut kendala mobil. Saat itu, sopir juga sedang main ponsel," ujar Mariyono.
Kecelakaan maut di Tol Cipali ini terjadi pada Senin (17/06/2019) kemarin.
Akibat kecelakaan maut tersebut, 12 orang dinyatakan meninggal dunia.
Ada tiga kendaraan yang tertabrak, yakni Mitsubishi Expander, Toyota Inova berpelat nomor B 168 DIL, dan Mitsubishi Truk berpelat nomor R 1436 ZA.
Enam orang yang ada dalam mobil Xpander meninggal dunia.
Selain itu, ketiga penumpang dalam mobil Kijang Innova juga tewas.
Sedangkan tiga orang lainnya yang tewas merupakan penumpang bus.
(TribunStyle.com/Ninda)