Merayakan HUT ke-74 Republik Indonesia, Karyawan Adika Hotel Bahtera Upacara di Atas Atap

Bahkan beberapa tempat melaksanakan upacara bendera dengan cara yang unik. Salah satunya di Hotel Adika Bahtera, Jalan Jenderal Sudirman.

TribunKaltim.CO/Fachmi Rachman
UPACARA DI KETINGGIAN - Manajemen dan karyawan Adika Hotel Bahtera melaksanakan upacara Peringatan HUT ke 74 Proklamasi di Lantai 7 Adika Hotel Bahtera Balikpapan, Sabtu (17/8/2019). Upacara di rooftop Adika Hotel Bahtera ini merupakan upacara di lokasi tertinggi di Kota Balikpapan 

Sebagai gambaran saja, untuk mencapai kampung ini, Anda harus melalui jalan darat selama 4 jam. Itu pun harus menggunakan kendaraan yang punya spesifikasi yang mumpuni, karena tidak ada aspal mulus seperti di perkotaan.

Apalagi jika hujan turun, bisa-bisa menghabiskan waktu seharian.

Anak-anak Kampung Long Suluy, latihan baris berbaris dan menyanyikan lagu-lagu wajib, untuk memperingati HUT RI ke 74.
Anak-anak Kampung Long Suluy, latihan baris berbaris dan menyanyikan lagu-lagu wajib, untuk memperingati HUT RI ke 74. (TRIBUN KALTIM/ GEAFRY NECOLSEN)

Setelah 4 jam perjalanan darat, untuk berkunjung ke Long Suluy, Anda juga harus melewati sungai yang arus sangat deras selama kurang lebih 3 jam.

Tidak hanya harus siap secara fisik, tapi juga mental baja. Karena melintasi Sungai Long Suluy ini, nyawa taruhannya.

Selain arus deras, sepanjang Sungai Long Suluy juga banyak jeram, ditambah batu-batu cadas yang mengancam memecah badan kapal ketinting, alat transportasi berupa perahu yang dilengkapi dengan mesin tempel.

Kembali ke keceriaan anak-anak Kampung Long Suluy, Kristina Y Eq Laway, Kepala SDN 001 mengatakan, selama sepekan sebelum HUT RI, belajar-mengajar terpaksa ditunda, untuk melatih anak-anak agar benar-benar siap menjadi bagian peringatan HUT RI.

Tugas mereka sangat penting, membawakan lagu-lagu wajib.

"Selama ini, mereka sama sekali tidak tahu lagu-lagu wajib, susah menghapal lagu wajib. Karena tantangannya adalah penguasaan bahasa. Mereka sehari-hari pakai bahasa mereka, Dayak Punan Kelay.

Saya Dayak Punan Bahau, tapi gaya bahasa dan budaya beda dengan Punan Kelay," ungkapnya.

Anak-anak Kampung Long Suluy, latihan baris berbaris dan menyanyikan lagu-lagu wajib, untuk memperingati HUT RI ke 74.
Anak-anak Kampung Long Suluy, latihan baris berbaris dan menyanyikan lagu-lagu wajib, untuk memperingati HUT RI ke 74. (TRIBUN KALTIM/ GEAFRY NECOLSEN)

Mendengar Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo yang akan menjadi inspektur upacara HUT RI di Long Suluy, Kristina yang yang baru satu tahun mengajar di Long Suluy ini mulai membiasakan anak-anak didiknya menyanyikan lagu wajib, seperti Indonesia Raya, Garuda Pancasila, Padamu Negeri dan lainnya.

"Kami biasakan 5 menit sebelum masuk kelas dan pulang sekolah harus menyanyikan lagu wajib. Dan sekarang bisa lihat sendiri, mereka semua sudah hapal dan siap membawakan lagu wajib," ujarnya.

Tapi ada kendala lain. Ketika Bagian Humas dan Protokol Pemkab Berau memutar musik lagu Indonesia Raya, paduan suara itu tiba-tiba berantakan.

"Saya minta tidak usah pakai musik, karena mereka tidak mengikuti notasi," kata Kristina.

Kabag Humas dan Protokol Husdiono pun menyetujui permintaan itu. "Iya itu kami batalkan, tidak usah pakai musik," kata Husdiono saat mendampingi Kristina saat diwawancara Tribunkaltim.co.

Alasan lain mengapa warga Long Suluy tak pernah merayakan HUT RI, karena kesibukan mereka mencari nafkah.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved