HUT ke 74 Kemerdekaan RI
Terpencil, Setelah 74 Tahun Merdeka, Baru Kali Ini Warga Kampung Long Suluy, Berau Peringati HUT RI
Salah satu alasan mereka bersemangat ikut latihan baris-berbaris, karena untuk pertama kalinya, mereka merayakan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Setelah 74 Tahun Merdeka, Baru Kali Ini Warga Kampung Long Suluy, Berau Peringati HUT Kemerdekaan RI
Anak-anak Sekolah Dasar Negeri (SDN) 001 Long Suluy, begitu antusias, berlatih baris-berbaris.
Meski di sela-sela latihan itu ada saja canda tawa, namanya juga anak-anak. Salah satu alasan mereka bersemangat ikut latihan baris-berbaris, karena untuk pertama kalinya, mereka merayakan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke 74.
Iya, Anda tidak salah baca dan kami tidak salah ketik. Setelah 74 tahun Indonesia merdeka, baru kali ini masyarakat di Kampung Long Suluy, Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur ini merayakan HUT RI dengan melakukan pengibaran bendera secara langsung.
Mereka tidak pernah merayakan HUT RI, bukan karena tidak mencintai negara ini, tapi karena segala keterbatasan di kampung terpencil ini.
Sebagai gambaran saja, untuk mencapai kampung ini, Anda harus melalui jalan darat selama 4 jam. Itu pun harus menggunakan kendaraan yang punya spesifikasi yang mumpuni, karena tidak ada aspal mulus seperti di perkotaan.
Apalagi jika hujan turun, bisa-bisa menghabiskan waktu seharian.

Setelah 4 jam perjalanan darat, untuk berkunjung ke Long Suluy, Anda juga harus melewati sungai yang arus sangat deras selama kurang lebih 3 jam.
Tidak hanya harus siap secara fisik, tapi juga mental baja. Karena melintasi Sungai Long Suluy ini, nyawa taruhannya.
Selain arus deras, sepanjang Sungai Long Suluy juga banyak jeram, ditambah batu-batu cadas yang mengancam memecah badan kapal ketinting, alat transportasi berupa perahu yang dilengkapi dengan mesin tempel.
Kembali ke keceriaan anak-anak Kampung Long Suluy, Kristina Y Eq Laway, Kepala SDN 001 mengatakan, selama sepekan sebelum HUT RI, belajar-mengajar terpaksa ditunda, untuk melatih anak-anak agar benar-benar siap menjadi bagian peringatan HUT RI.
Tugas mereka sangat penting, membawakan lagu-lagu wajib.
"Selama ini, mereka sama sekali tidak tahu lagu-lagu wajib, susah menghapal lagu wajib. Karena tantangannya adalah penguasaan bahasa. Mereka sehari-hari pakai bahasa mereka, Dayak Punan Kelay.
Saya Dayak Punan Bahau, tapi gaya bahasa dan budaya beda dengan Punan Kelay," ungkapnya.

Mendengar Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo yang akan menjadi inspektur upacara HUT RI di Long Suluy, Kristina yang yang baru satu tahun mengajar di Long Suluy ini mulai membiasakan anak-anak didiknya menyanyikan lagu wajib, seperti Indonesia Raya, Garuda Pancasila, Padamu Negeri dan lainnya.