Hakim Ungkap Sederet Kejanggalan Pengakuan Prada DP, Satunya soal Niat Curhat ke Vera Oktaria

Banyaknya kejanggalan tersebut membuat hakim menduga bahwa pembunuhan sudah direncanakan sebelumnya.

Editor: Doan Pardede
TribunStyle.com Kolase/ TribunSumsel/MA Fajri
Sadisnya Prada DP, Bunuh Vera Oktaria, Santai Makan Jeruk dan Merokok di Samping Jenazah Kekasihnya 

TRIBUNKALTIM.CO - Sederet kejanggalan diungkap oleh Hakim di Pengadilan Militer I-04 Jakabaring Palembang terkait keterangan Prada DP mengenai pembunuhan Vera Oktaria.

Banyaknya kejanggalan tersebut membuat hakim menduga bahwa pembunuhan sudah direncanakan sebelumnya.

Melansir dari Kompas.com, salah satu kejanggalannya yakni Prada DP yang nekat membawa Vera Okataria ke penginapan Sahabat Mulya di Kecamatan Sungai Lilin, kabupaten Musi Banyuasin, pada 8 Mei 2019.

Hakim anggota Mayor CHK Syawaludin menduga ada unsur perencanaan yang dilakukan oleh Prada DP sebelum membunuh Vera.

Hal ini lantaran Prada DP ingin menjauhkan Vera dari rumah dengan membawanya pergi.

Sebab, jarak antara Palembang dan Musi Banyuasin memakan waktu sekitar 3 jam hingga sampai ke penginapan.

Syawaluddin menyebutkan, Prada DP telah empat hari berada di Palembang, tepatnya pada 4 Mei 2018.

Saat menghubungi Vera, Prada DP mengaku hanya ingin curhat.

Namun pada kenyataannya, Prada DP justru membawa Vera ke tempat bibinya.

Prada DP memperagakan cara mencekik Fera Oktaria (21) kekasihnya sendiri ia telah ia bunuh saat di Pengadilan Militer I-04 Palembang, Kamis (15/8/2019)
Prada DP memperagakan cara mencekik Fera Oktaria (21) kekasihnya sendiri ia telah ia bunuh saat di Pengadilan Militer I-04 Palembang, Kamis (15/8/2019) (Kompas.com/Aji YK Putra)

"Terdakwa membawa tas dan mengaku baru kabur pendidikan. Padahal sudah 4 hari. Di Jembatan Kertapati ngaku ingin curhat, tapi dibawa ke Musi Banyuasin? Ini ada kesengajaan ingin menjauhkan korban?" tanya Syawaluddin, seperti yang TribunStyle.com kutip dari Kompas.com.

Sebelumnya, Prada DP mengaku dirinya dan Vera menginap di Penginapan Sahabat Mulya lantaran hari sudah malam.

Namun pada kenyataannya, Prada DP tak mengetahui alamat pasti rumah bibinya.

"Kami menginap karena sudah malam, rencananya besok mau mencari lagi rumah Bibi Elsa. Tapi malam itu kami ribut, sehingga saya membunuh Fera," ujar Prada DP.

Syawaludin kemudian menanyakan alasan Prada DP nekat berangkat ke Serang, Banten, untuk belajar mengaji usai membunuh.

Padahal banyak padepokan untuk belajar mengaji di Palembang.

Baca juga : 

Bukan Karena Vera Oktaria, Alasan Prada DP Kabur Pendidikan Terkuak, Sempat Curi Jemuran Warga

2 Kali Beli Koper Besar di Tempat Sama, Alasan Prada DP ke Penjual Terungkap, Sebut untuk Mamak

"Di sini banyak, kenapa harus Banten?" tanya Syawaluddin lagi.

Tak langsung menjawab, Prada DP justru menundukkan kepalanya dan menangis.

Hingga akhirnya Prada DP mengatakan bahwa dirinya bertemu seorang guru ngaji bernama Abah Syari.

"Saya ketemu sama guru ngaji namanya Abah Syari," ucap Prada DP.

Syawaludin kemudian membeberkan riwayat guru ngaji bernama Abah Syari yang disebut oleh Prada DP.

Menurut catatannya, Abah Syari yang dimaksud Prada DP pernah terjerat kasus akibat menyembunyikan tahanan yang kabur pada 2013-2014.

Syawaludin pun menanyakan pada Prada DP apakah benar kedatangannya ditolak Abah Syari lantaran takut tersandung kasus lagi.

Oleh karena itu, Prada DP dialihkan ke tempat muridnya.

"Saya juga tahu kalau dia nolak kedatangan kamu. Takut bermasalah lagi, makanya kamu dialihkan ke tempat muridnya. Benar apa tidak?" tanya Syawaludin.

Mendengar pertanyaan dari Syawaludin, Prada DP hanya bungkam dan tak berani menjawab pertanyaan tersebut.

Dia pun hanya menunduk dan menangis.

Alasan Prada DP kecewa pada Vera Oktaria hingga tega membunuhnya

Baca juga :

Mahasiswi Ini Temui Prada DP di Kosan Selama 4 Hari, Terkuak Sempat Pacaran Saat SMA

Cerita Sherly Saat Dikunci di Dalam Kos oleh Prada DP, Pembunuh Vera Oktavia, Kasir Indomaret

Prada DP mengungkap alasan dirinya kecewa hingga akhirnya membunuh sang kekasih, Vera Oktaria.

Hal tersebut ia ungkap dalam sidang kelima yang digelar di Pengadilan Militer I-04 Jakabaring Palembang, Kamis (15/08/2019).

Pada sidang tersebut, Prada DP dicecar berbagai pertanyaan, mulai dari oditur, majelis hakim yang terdiri dari tiga orang, serta kuasa hukumnya secara bergantian bertanya kepadanya.

Oditur pun menanyakan pada Prada DP mengenai alasan yang mendasari niatnya membunuh Vera.

Prada DP membeberkan alasan mengapa dirinya kecewa dan tega membunuh Vera.

Melansir dari TribunSumsel, Prada DP mengatakan bahwa dirinya kecewa dengan pernyataan Vera yang mengatakan sdah hamil dua bulan.

Padahal selama beberapa bulan belakangan, Prada DP sedang ikut pendidikan militer.

Oleh karena itu, dia tak berhubungan sama sekali dengan Vera.

"Saya membunuh Vera karena kecewa dengan pernyataannya. Dia bilang sudah hamil dua bulan. Padahal selama beberapa bulan kebelakang, saya ikut pendidikan militer. Jadi tidak berhubungan sama sekali dengan dia (Vera)," jelas Prada DP, seperti yang TribunStyle.com kutip dari TribunSumsel.

Prada DP juga mengungkap sebuah hal mengejutkan terkait fakta pembunuhan Vera.

Prada DP mengatakan bahwa Vera pernah hamil akibat hubungan mereka yang melebihi batas.

Dia juga mengakui bahwa sempat mengantarkan Vera ke dokter sama-sama.

"Selama pacaran kami sering keluar malam, kami melakukan itu (berhubungan). Tahu hamil setelah cek ke dokter. Setelah itu saya suruh makan buah," kata Prada DP dalam persidangan yang berlangsung di Pengadilan Militer I-04 Palembang, Kamis (16/8/2019), seperti yang dikutip dari Kompas.com.

Mengakui bahwa Vera pernah hamil dengannya, Prada DP tak menjelaskan apakah janin yang dikandung Vera telah digugurkan.

Prada DP juga mengatakan dia dan Vera pernah beberapa kali keluar malam.

Sering keluar malam, Prada DP mengatakan kalau orangtua Vera tak terlalu memberikan reaksi keras.

"Orang rumah Vera juga tidak terlalu memberikan reaksi keras saat kami pulang malam," ujarnya.

Apa yang dikatakan oleh Prada DP ini seolah berbanding terbalik dengan hasil visum pada jenazah Vera.

Hal ini lantaran hasil visum tak menyebutkan kalau Vera hamil.

Bahkan tak ada kekerasan seksual pada hasil visum yang dilakukan.

(TribunStyle.com/Ninda)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved