Papua Memanas, 1 Prajurit TNI Gugur dan Sejumlah Polisi Terluka, Senjata Aparat Terdesak Dirampas
Dengan senjata rampasan sekitar 10 pucuk, massa kemudian menembaki aparat lain yang menjaga aksi unjuk rasa.
“3 anggota kami luka-luka kena panah dan 1 anggota TNI juga luka kena panah,” ucapnya.
Menurut Kapolda, situasi malam ini sudah aman dan semua korban audah di evakuasi ke Enarotali ibukota Paniai.

Dikoordinir Komite Nasional Papua Barat
Unjuk Rasa ribuan massa yang awalnya berjalan damai namun berujung brutal hingga menewaskan 1 anggota TNI dan melukai anggota TNI dan Polri lainnya, di Halaman Kantor Bupati Paniai, Rabu 28/8/28/2019) dikoordinir oleh Komite Nasional Papua Barat (KNPB) organisasi yang kerap menyerukan secara keras kemerdekaan Papua.
Hal itu diungkapkan Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih Letkol Eko Daryanto.
“Aksi unjuk rasa oleh masyarakat Kabupaten Deiyai sekitar 100 orang terkait isu Rasisme dan Intimidasi terhadap Mahasiswa Papua di Malang & Surabaya dengan koordinator Stevanus Pigai (Ketua KNPB wilayah Kabupaten Deiyai/Koordinator Lapangan),” ujar Kapendam.
Tak berapa lama jumlah massa terus bertambah datang dari beberapa wilayah.
“Satu jam setelah ratisan massa berkumpul di Halaman Kantor Bupati Paniai, seribuan massa kemudian bergabung
dengan membawa senjata tradisional panah, parang dan batu,” paparnya.
Baca juga :
Papua Memanas, Satu Anggota TNI Meninggal Terkena Panah, Dua Polri Terluka, Aparat Bentrok
Danramil dan 4 TNI Diskors Kodam V Brawijaya Karena Umpatan Rasis yang Berimbas Rusuh di Papua
Massa yang sudah bergabung di Kantor Bupati Deiyai kemudian melakukan aksi anarkhis dengan melakukan pelemparan kearah Aparat keamanan dan Kantor Bupati.
“Kondisi massa semakin tidak terkendali dan anarkhis dengan melakukan penyerangan terhadap kendaraan dan Aparat keaman TNI yang sedang mengamankan aksi, dengan menggunakan panah dan parang, serta terdengar tembakan dari arah massa,” ucapnya.
Aparat keamanan berusaha untuk meredam dan menghentikan aksi massa tetapi massa semakin brutal dan membabi buta.
“Aksi anarkhis dan brutal massa mengakibatkan 1 orang TNI meninggal dunia dan 5 org luka-luka, TNI (3 orang) dan Polri (4 orang) akibat senjata panah dan parang. Korban pihak massa 2 orang akibat terkena tembakan di kaki (meninggal di RS) dan terkena panah,” jelasnya.