Ibu Kota Baru
WAWANCARA EKSKLUSIF Sultan Kutai Adji Muhammad Arifin: Wajar Ibu Kota Pindah ke Kerajaan Tertua
Hingga saat ini di wilayah Kutai Kartanegara masih ada Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura XXI, dipimpin Sultan Adji Muhammad Arifin
Penulis: Rahmad Taufik | Editor: Januar Alamijaya
Apa saja keunggulan Kukar sehingga akhirnya dipilih menjadi lokasi ibukota negara?
Jika bicara dari segi keunggulan, yang paling dominan adalah karena wilayah Kutai sendiri secara geografis sangat memadai jika terpilih sebagai ibu kota negara.
Ini sesuai keinginan pemerintah pusat yang menginginkan konsep 'green' pada daerah ibu kota kelak.
Selain itu tanah Kutai tidak bersentuhan langsung dengan lempeng tektonik sehingga potensi gempa menjadi minim.
Langkah yang diambil dalam waktu dekat tentunya adalah melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait terkait pemantapan pemindahan ibu kota.

Apakah Kesultanan ada rencana akan menggelar syukuran?
Untuk acara syukuran tentunya akan dilaksanakan bersamaan dengan upacara sakral pesta adat Erau beberapa saat nanti.
Rencananya, Erau dilaksanakan pada 8-15 September depan.
Dalam kegiatan Erau nanti, ada acara beseprah (makan dengan lesehan) antara kesultanan dan masyarakat.
Acara ini juga sebagai perwujudan dari rasa syukur atas rezeki yang diberikan Tuhan selama ini.
Masyarakat Kukar bisa makan gratis aneka hidangan khas Kutai yang tersedia dan berbagi suka cita lewat pesta adat Erau kali ini.
Apa harapan Sultan dalam waktu satu tahun, 5 tahun dan 25 tahun mendatang?
Harapan saya dalam waktu jangka pendek masyarakat semakin memahami konsep yang dipaparkan pemerintah pusat.
Caranya, meningkatkan potensi diri sehingga dalam beberapa tahun ke depan masyarakat Kutai mampu bersaing secara mapan sesuai tuntutan zaman.
Bagaimana peran kesultanan terhadap keputusan pemindahan ibukota negara, terutama di masyarakat lokal?