Kecelakaan Tol Cipularang

Kecelakaan Maut di Tol Cipularang, Jurnalrisa Pernah Ungkap Kisah Mistis Wanita Berbaju Merah di Tol

Kecelakaan maut kembali terjaid di Tol Cipularang Senin (2/9/2019). Dalam laporan terakhir Kecelakaan ini melibatkan sekitar 21 kendaaraan

Penulis: Januar Alamijaya | Editor: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto
TribunKaltim.Co/HO/Polres Purwakarta
Sebuah dump truck warna hijau ikut menjadi korban dalam kecelakaan di Tol Cipularang, Senin (2/9/2019). Laka ini melibatkan 21 kendaraan. Truk terperosok ke parit. 

TRIBUNKALTIM.CO - Kecelakaan maut kembali terjadi di Tol Cipularang Senin (2/9/2019).

Dalam laporan terakhir kecelakaan maut ini melibatkan sekitar 21  kendaaraan.

Selain mobil minibus, kecelakaan maut yang terjadi di kilometer 92 Tol Cipularang ini juga melibatkan sejumlah truk.

//

Bahkan dalam pantauan di Tol Cipularang ada sebuah mobil truk yang menggantung di sisi tebing.

Hingga laporan terakhir 6 orang dikabarkan tewas dalam kecelakaan maut tersebut.

Lima dari 6 korban dikabarkan meninggal dunia dalam kondisi terbakar.

Hingga Senin sore polisi masih terus meakukan evakuasi dan mengatur lalu lontas di lokasi kejadian.

Kecelakaan maut di Tol Cipularang bukan yang pertama kali terjadi.

Terutama di sekitar kilometer 90 hingga 100 Tol Cipularang.

Kecelakaan di kawasan ini juga acapkali memakan korban.

Kecelakaan Tol Cipularang, 4 Korban Tewas Terbakar, Satu Orang Korban Masih Terjepit di Kendaraan

Satu Korban Masih Terjepit di Truk, Begini Kondisi Terkini Kecelakaan di Tol Cipularang

19 Korban Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang Dirujuk ke RS Thamrin Purwakarta

Ada selentingan yang beredar jika tol Cipularang memang terkenal angker.

Beberapa pengendara kerapkali melihat mahkluk tak kasat mata yang melintas di Tol Cipularang.

Baik yang tengah berdiri di pingggir jalan maupun terlihat seperti menyebrang.

Dalam sebuah tayangan di channel youtube Jurnalrisa, Risa Sarasvati pernah mengulas tentang keangkeran kawasan Tol Cipuarang.

Dalam tayangan tersebut Risa Sarasvati bercerita pengalamnnya saat masih sering bolak-balik  Karawang-Bandung  beberapa tahun lalu.

Sebagai orang yang bisa melihat mahkluk tak kasat mata, Risa Sarasvati mengaku seringkali melihat "penampakan" di wilayah itu.

Salah satunya adalah penampakan wanita berbaju merah.

Kecelakaan beruntun di Tol Cipularang
Kecelakaan beruntun di Tol Cipularang (Kompas TV)

Wanita tersebut seringkali menyebrang di perlintasan dan menabrakan diri ke mobil-mobil yang lewat.

Bahkan pada suatu ketika menurut Risa Sarasvati pernah badan dirinya dengan mahkluk tak kasat mata itu seperti bersenggolan ketika diirnya tengah menyetir

"Cepet banget. cepet banget kaya lari tapi kaya yang melayang juga perempuan pakai baju merah," katanya.

Selain wanita berju merah tersebeut, Risa Sarasavti juga menceritakan pengalaman mistis lainnya saat melintas di Tol Cipularang.

Ketika itu tiba-tiba ada seorang wanita yang duduk di sebelah dirinya di dalam mobil.

Mahkluk tak kasat mata itu memang tak mengganggu, namun menjelang sampai Padalarang mahkluk tersebut turun dan  seperti mengucapkan terima kasih.

Berikut video lengkapnya

Angker atau ada Hal Lain? 

Melansir dari Kompas.com, kecelakaan yang sering terjadi di jalan Tol Cikampek – Purwakarta – Padalarang (Cipularang) masih menjadi misteri.

Penduduk sekitar tol percaya bahwa tingginya angka kecelakaan karena jalan bebas hambatan ini ada di sekitar Gunung Hejo yang angker.

Masyarakat setempat percaya bahwa gunung yang terletak di Kecamatan Darangdan, Purwakarta, Jawa Barat, itu merupakan tempat petilasan atau bertapa Prabu Siliwangi, raja termasyhur di Kerajaan Pajajaran.

Letak petilasan itu berada di kilometer 96.2 Tol Cipularang, tepatnya di sebelah kiri arah tol Bandung menuju Jakarta.

Untuk menuju ke kawasan Gunung Hejo orang bisa menaiki anak tangga yang ada di samping tol tersebut.

Wujud petilasan menyerupai makam dengan batu terbungkus kain putih.

Di batu itulah konon Prabu Siliwangi sering bertapa.

Menurut penduduk setempat, baik sebelum dan sesudah Tol Cipularang dibangun, petilasan itu sering ramai dikunjungi peziarah.

Mereka datang dari berbagai kota, seperti Jakarta, Bogor, Kerawang, Bandung, dan Jawa Tengah.

Beredar kabar saat pembangunan tol dimulai, pihak kontraktor berusaha menembus Gunung Hejo untuk dijadikan jalan tol.

Namun, usaha itu gagal karena gunung tersebut tak bisa dirobohkan dengan alat berat.

Alhasil rute jalan tol di daerah itu dibuat melingkar. Pun, entah kebetulan atau tidak, banyak kecelakaan di Tol Cipali yang memakan korban jiwa terjadi di sekitar daerah itu, yaitu di kilometer 90-100.

Berbagai penampakan makhluk gaib juga sering muncul di sekitar kawasan tersebut sehingga memicu terjadinya kecelakaan.

Cerita lainnya adalah terkait ingkar janji kontraktor.

Menurut penduduk setempat kontraktor berjanji akan membuka dan membuat akses jalan menuju ke Gunung Hejo, terutama ke tempat petilasan Prabu Siliwangi.

Namun, janji tinggal janji, karena hingga jalan Tol Cipularang beroperasi kontraktor tak membuat jalan akses ke Gunung Hejo. Akibatnya "penunggu" alam gaib Gunung Hejo pun murka sehingga banyak kecelakaan di kawasan tersebut.

Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Polri, Kombes Martinus Sitompul mengatakan, bahwa di kilometer 97 memang rawan kecelakaan.

Oleh karena itu Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Jasa Marga, Kepolisian, dan sejumlah pakar pernah melakukan evaluasi dan penelitian di kilometer 90 sampai 100.

"Kalau dilihat dari hasil kajian ilmiah kilometer 90-100 secara keseluruhan, pengguna kendaraan memang harus ekstra hati-hati saat melewati jalur tersebut. Kondisi jalanan menurun dengan belokan dan kontur angin membuat pengendara harus lebih hati-hati," ujar Martinus yang dua tahun lalu menjabat sebagai Kabid Humas Polda Jawa Barat, seperti dimuat Kompas.com, Selasa (2/12/2014) silam.

Sementara itu, pakar transportasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof Ofyar Z Tamin, mengatakan bahwa trek jalan yang mulai menurun dari kilometer 100 dan ditambah beban massa dari kendaraan membuat laju kendaraan bertambah cepat.

Saat kondisi seperti ini, pengemudi seharusnya meningkatkan kewaspadaan.

"Saat mendesain dan membangun jalan ada yang disebut kecepatan rencana. Artinya, kendaraan akan aman jika melaju baik saat memasuki tikungan atau jalan menurun berada di bawah kecepatan rencana," ujar Tamin.

Antisipasi Mengatur kecepatan mobil adalah solusi untuk meminimalkan risiko mengalami kecelakaan saat melintasi Tol Cipularang.

Apalagi, saat melintasi kilometer 90-100, kondisi trek menurun membuat laju kendaraan bertambah cepat dengan sendirinya.

Kemudikan mobil pada rentang kecepatan 60-80 kilometer per jam.

Jadi, jika mobil Anda melalui jalan menurun, kecepatan pun akan naik tak terlalu jauh, dan masih berada di bawah batas kecepatan maksimal 100 kilometer per jam.

Selain itu, bila mengantuk saat berkendara mobil, ada baiknya menepikan mobil ke bahu jalan untuk beristirahat.

Namun, jika ingin mencari tempat istirahat lain, saat ini beberapa aplikasi mobile di ponsel sudah mempunyai fitur "Near Me" yang bisa menunjukkan lokasi pom bensin, supermarket, dan posko mudik terdekat dari lokasi Anda berada.

Jika mobil Anda tiba-tiba mengalami gangguan teknis di jalan tol, beberapa aplikasi mobile juga dapat jadi solusi.

Aplikasi Otocare misalnya, memiliki pula fitur Call Garda Akses untuk memberikan bantuan darurat mobil derek.

Perjalanan Anda dan sekeluarga melewati Tol Cipularang pun akan jauh lebih aman.

Rasa takut dan cemas terhadap cerita angker di tol penghubung Kota Jakarta dan Bandung itu bukan jadi masalah lagi.

(*)

6 Tewas Libatkan 21 Kendaraan, Ini Faktar Kecelakaan di Tol Cipularang

10 Mobil Tabrakan Beruntun di Tol Cipularang, Korban Tewas Jadi 4 Orang

Kecelakaan Maut Cipularang, Sopir Bus Ngaku Sempat Tertidur

Terbaru Kabar Ihsan Tarore Setelah Alami Kecelakaan, Damai dengan Sopir Truk Kontainer

Anaknya yang Meninggal Kecelakaan Diwisuda Rektor, Tangis Orangtua Pecah di Auditorium UNS 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved