Pilkada Balikpapan
Eddy Tarmo Kader Pertama Daftar Bacalon di Penjaringan PDIP, Beber Modalnya Maju Pilkada Balikpapan
Eddy mengaku sebagai kader militan ingin membuktikan bahwa kader PDIP bisa berkiprah di Balikpapan dalam Pilkada 2020.
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Kabar Pilkada Balikpapan diramaikan oleh Eddy Sunardi Darmawan.
Pria yang kerap disapa Eddy Tarmo jadi kader PDIP pertama yang mendaftar sebagai bacalon kepala daerah PDIP Balikpapan untuk Pilkada 2020 mendatang.
Kamis (5/9/2019) mengenakan jaket sporty merah dengan tulisan PDI Perjuangan di lengan ia mengambil formulir pedaftaran di sekretariat PDIP Balikpapan, Kalimantan Timur.
Kedatangannnya disambut pengurus DPC PDIP Balikpapan, Kalimantan Timur.
Kepada Tribunkaltim.co, Eddy mengaku sebagai kader militan ingin membuktikan bahwa kader PDIP bisa berkiprah di Balikpapan dalam Pilkada 2020.
Lantaran selama ini partai berlambang banteng di setiap putaran Pilkada selalu mengusung bacalon di Pilkada Balikpapan.
"Saya berharap ini saatnya PDIP jadi kepala daerah atau wakil kepala daerah, karena selama ini kita hanya bisa mengusung. Salah satu dari kader PDIP, ada Pak Safaruddin, Mas Thohari dan saya punya kesempatan yang sama dalam Pilkada ini," ungkapnya.
Modal sekitar 15,3 ribu suara di Balikpapan yang menghantarkan Eddy duduk di parlemen Kaltim, jadi modal penting menyongsong niat berlaga di Pilkada 2020 Balikpapan.
"15.300 jadi salah satu modal ke depan. Tapi ini semua ujung-ujungnya, jadi kontestasi masyarkat juga. Selama masyarakat Balikpapan membantu saya, saya akan emban amanah itu," katanya.
Ditambahkan Eddy, dirinya sudah mendapat restu penting dari keluarga untuk mendukung niatnya maju di kontestasi politik 2020 di Balikpapan.
"Sebelum saya ke sini, saya tadi malam Samarinda-Balikpapan, saya ambil formulir, saya ketemu ibu saya minta restu dan keluarga, istri dan anak saya. Apapun (kontestasi) politik, mau Pileg kemarin restu keluarga. Terutama ibunda istri dan anak-anak," bebernya.
Sebelumnya, mengikuti jejak pengurus pusat, Gerindra Balikpapan lakukan pertemuan politik dengan DPC PDIP Balikpapan, Rabu (4/9/2019).
Agenda utama partai berlambang garuda mengantarkan kadernya, Sabaruddin Panrecalle mengambil formulir pendaftaran bakal calon (bacalon) kepala daerah Pilkada 2020 yang dibuka PDIP Balikpapan sejak Senin (2/9/2019) lalu.
Kepada Tribunkaltim.co, Sabaruddin yang diproyeksikan Gerindra sebagai bacalon kepala daerah di Pilkada 2020 Balikpapan, mengatakan pihaknya mengikuti jejak DPP Gerindra yang telah melakukan silaturahmi politik pasca Pilpres 2019.
"Kita melihat DPP telah membuka silaturahmi, kenapa di daerah tak memulai.
Hampir 10 kabupaten/kota di Kaltim, Balikpapan yang pertama mengijuti jejak DPP.
Kalau DPP mengatakan pertemuan nasi goreng. Kalau kita pertemuan nasi kuning," ungkap Sabaruddin.
Kedatangan pengurus dan fraksi Gerindra Balikpapan ke sekretariat PDIP di kawasan Sepinggan Pratama, Balikpapan, disambut terbuka Ketua DPC PDIP Balikpapan Thohari Azis beserta Tim 7 dan pengurus partai berlambang banteng.
BACA JUGA
Deretan Bakal Calon Walikota dan Wakil Walikota Balikpapan yang Maju di Pilkada 2020
PDIP Resmi Buka Pendaftaran Bacalon Pilkada 2020, Berminat jadi Walikota? Catat 15 Persyaratannya
Menebak Arah Politik KNPI Balikpapan Sambut Pilkada 2020, Andi Welly Sebut 4 Pemuda Potensial
"Kami datang ke sini karena PDIP lagi buka pendaftaran calon walikota. Fraksi Gerindra dan pengurus mengambil momen untuk mendaftar. Kami sudah ambil formulir," ujarnya.
Usai mengambil formulir, pihaknya bakal menggelar rapat konsolidasi dengan pengurus DPC, PAC partai hingga ranting partai.
"Ada mekanisme partai lagi. Konsolidasikan mulai dari ranting, PAC dan DPC, kita akan sampaikan semua. Seluruh partai mendukung," tuturnya.
Disinggung potensi bertarung dengan calon petahana, yang saat ini berada di kubu partai Golkar, dimana wakil walikota saat ini Rahmad Mas'ud jadi calon tunggal kepala daerah dari partai bergambat beringin di Balikpapan.
Politisi Gerindra mengaku tak gentar.
"Persoalan incumbent atau tidak. Saya pikir dengan kekuatan bersama kemenangan akan menanti.
Artinya kami tak ada merasa gentar sedikitpun persoalan melawan incumbent atau tidak. Kekuatan bersama partai Gerindra dan PDIP, ketika itu berlanjut ke koalisi," katanya.

Disinggung kalkulasi politik siapa yang nomor 1 atau 2, menurutnya terlalu dini untuk dideklarasikan.
Lantaran partai memiliki mekanisme masing-masing. Seperti survei yang tentu bakal dilakukan mengukur elektoral kandidat yang didorong masing-masing partai.
"Itu fleskibel. Hasil survei apakah yang dominan partai siapa.
Ukuran elektabilitas jadi pertimbangan, apa Gerindra nomor 1 atau PDIP nomor 1, nanti kita lihat. Lihat dinamikanya," ungkapnya.
(Tribunkaltim.co)