Puncak Pesta Adat Erau, Keraton Kesultanan Kutai Siapkan 20 Drum Air untuk Prosesi Belimbur
Kesultanan Kutai menyiapkan 20 drum air untuk prosesi Belimbur, puncak Pesta Adat Erau
Penulis: Rahmad Taufik | Editor: Rafan Arif Dwinanto
TRIBUNKALTIM. CO, TENGGARONG - Prosesi Belimbur akan menutup rangkaian Pesta Adat Erau yang digelar di Keraton Kesultanan Kutai, Minggu (15/9/2019).
Belimbur memiliki makna penyucian diri.
"Acara Belimbur dipusatkan di lingkungan Keraton Kesultanan Kutai.
Kami bakal menyiapkan 20 drum air untuk Belimbur warga," kata Awang Yakoub Luthman, Sekretaris Kesultanan Kutai.
Ia menegaskan, Belimbur kali ini tidak mengerahkan mobil pemadam kebakaran seperti tahun sebelumnya.
Karena pihak kesultanan sudah menyiapkan drum air.
Ia mengingatkan warga Tenggarong untuk tidak melaksanakan Belimbur di luar area Keraton.
Sekedar diketahui, Belimbur diawali prosesi Ngulur Naga.
Sepasang Naga akan digotong belasan prajurit Kesultanan dari dalam Keraton, lalu diturunkan ke kapal yang merapat di dermaga depan museum.
• Pesta Adat Erau Kembali Pada Marwahnya, Pelaksanaannya Diserahkan Pihak Kesultanan
• Intip Ritual Merangin di Kesultanan Kutai, Undang Mahluk Gaib Hadir Pada Pesta Adat Erau Pekan Depan
• Pesta Adat Lom Plai, Keseruan Seksiang Warga Dayak Wehea
Kapal itu membawa sepasang naga menuju ke Desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana untuk dilarungkan.
Kemudian prosesi Belimbur ditandai dengan ritual Sultan Kutai Adji Muhammad Arifin naik rangga titi atau balai bambu.
Dalam prosesi naik rangga titi, Sultan akan memercikkan air tuli, yakni air suci yang dibawa dari Kutai Lama.
Setelah itu prosesi Belimbur dimulai.
Warga boleh saling menyiramkan air kepada orang yang diinginkannya.
