Darurat Kabut Asap

Rintangan dan Tantangan Taklukan Karhutla di Penajam Paser Utara, 9 Hari Padamkan 110 Hektar

Penanganan karhutla tersebut, jumlah peralatan yang disediakan, diantaranya, untuk BPBD Penajam Paser Utara menyediakan 16 unit pompa air

Penulis: Aris Joni | Editor: Budi Susilo
TribunKaltim.Co/Aris Joni
Kondisi karhutla seluas 110 Hektare lahan gambut habis terbakar di wilayah RT 11 dan RT 12 Kelurahan Petung dan RT 03 Desa Giripurwa Kecamatan Penajam, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur pada Selasa (17/9/2019) pagi. 

Sedangkan PMK menyediakan dua unit mobil pemadam. Dan terakhir, Manggala Agni menyediakan tiga unit motor traill.

Sisi lainnya, sudah lima hari ini, sejak Jumat, Bandara Kalimarau, Berau, Kalimantan Timur tidak beroperasi lantaran jarak pandang kurang dari 1 kilometer.

Jarak pandang yang rendah membuat aktivitas penerbangan di Bandara Kalimaru, Berau ini menjadi lumpuh, akibat kabut asap dari karhutla.

Kondisi ini, menurut Kepala Seksi Teknik dan Operasional Bandara Kalimarau, Budi Sarwanto hampir sama seperti yang terjadi di tahun 2015 lalu.

Di mana aktivitas penerbangan yang lumpuh, membuat arus penumpang dari dan menuju Bandara Kalimarau yang biasanya rata-rata mencapai 600 penumpang per hari, dalam empat hari terakhir jadi tidak ada penumpang sama sekali.

“Ini sudah hari kelima, sama seperti kemarin, hari ini masih belum ada perubahan bahkan hari ini, kabut asap semakin pekat dari hari kemarin.

Jarak pandang di Kalimarau masih di bawah 800 meter sehingga operasional bandara belum bisa dijalankan,” kata Budi Sarwanto kepada Tribunkaltim.co, Selasa (17/9/2019).

Budi mengatakan, jarak pandang minimal untuk operasional di Bandara Kalimarau, minimal 3,5 kilometer.

Akibat kabut asap ini, praktis nyaris tidak ada kegiatan di bandara.

“Tapi kami tetap ngantor, avsec (aviation security atau keamanan bandara) tetap berjaga,” ujar Budi.

Diakuinya, selama lima hari ini tidak ada penerbangan, membuat masyarakat yang datang ke bandara merasa kecewa.

Namun pihaknya tidak dapat berbuat banyak, lantaran kabut asap ini merupakan bencana yang di luar prediksi.

Sebagian masyarakat yang bepergian dari Berau menggunakan jasa transportasi darat menuju Samarinda dan Balikpapan.

“Dari Berau, yang paling banyak tujuan ke Balikpapan. Kalau kondisi cuaca begini, jalan darat sekitar 17 jam ke Samarinda,” ungkapnya.

Budi mengatakan, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan bandara lain di Kalimantan Timur.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved